saingan yang kesekian

2.5K 143 2
                                    

Kanaya memicing, siapa pula ini.

"Ya, siapa?" tanya Kanaya keheranan.

"Lupa? Gue Bima."

Kanaya mencoba mengingat-ingat cowok di depannya ini, sejurus kemudian senyumnya mengembang.

"Bima yang dulu cengeng itu? Yang sering ngintilin gue pas masih kecil?"

Bima terkekeh. "Yaps, pakabar Kay?"

Kanaya berdiri, dia kemudian mengulurkan tangannya bersalaman. " Baik, baik. Lo apa kabar?"

Kevan mendengkus, dia berasa patung diabaikan begitu saja.

"Ekhem! Bisa kali salamannya nggak lama-lama, dikira lagi lebaran salaman segala."

Kanaya menoleh sinis. "Berisik lo, kaleng rombeng."

Kevan melirik sinis cowok yang mengaku bernama Bima itu, menilai dari atas sampai bawah penampilannya.

Gantengan gue ke mana-mana lah.

"Duduk Bim." Kanaya mempersilahkan Bima dengan riang, tidak memperdulikan Kevan yang bersungut-sungut di tempat duduknya.

"Lah ngapain sih Kay ngajakin ini orang, ganggu aja."

Kanaya menoleh sinis. "Suka-suka lah, kalo lo nggak suka pindah meja sono, hush hush."

Perasaan yang ngajakin gue, gue juga yang diusir, nasib lo van. Ringis Kevan dalam hati.

***

"Pas mau balikan sama  mantan ada aja halangan, gini amat nasib orang ganteng."

-Kevan Narayan-

MANTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang