sial

2.4K 137 1
                                    

Kanaya memiringkan badannya, tangannya aktif menscroll layar hpnya yang menampilkan laman instagram. Bukannya belajar untuk ujian yang makin dekat, Kanaya malah bermalas-malasan.

Dia sudah mengikuti les di sekolah maupun di luar sekolah dan 12 jam dihabiskannya untuk belajar, jadi di rumah waktunya santai pikirnya.

Ting

From: Kepan Ngepet
Belajar nyet, bukannya maen hp terooss

Kanaya mengernyit, kevan berubah jadi cenayang apa gimana, kok tau dia.

To: Kepan Ngepet
Sota lo

From: Kepan Ngepet
Emang tau gue
-send a sticker-

To: Kepan Ngepet
Anjirr foto gue jangan di nistain oon, di jadiin stiker pula -_-

From: Kepan Ngepet
Maap beb, khilap ✌😂

To: Kepan Ngepet
Bodo ya, jangan ganggu gue mau meditasi

Kanaya meletakkan ponselnya di nakas, kemudian dia menuju meja belajar. Bukan untuk belajar, melainkan membuka laptop dan menonton drakor.
"Kanaya! Belajar, jangan nonton terus!"

Kanaya buru-buru menutup laptopnya ketika teriakan mamanya menggema.

"Enggak kok, hamba sedang belajar kanjeng ratu!" teriak Kanaya.

Dia segera mengambil buku pelajarannya secara acak, dan membukanya sembarangan.

"Awas kalau bohong, mama bakar poster kamu."

Kanaya bergidik, ancaman mamanya sungguh mengerikan.

Kevan yang mendengar teriakan mama Kanaya cekikikan dibuatnya, dia selalu terhibur oleh segala tingkah laku gadis itu.

***

Kanaya dengan tergesa membuka pintu rumahnya, pasalnya dia sudah terlambat berangkat ke sekolah. Ini semua gara-gara alarmnya yang tidak berbunyi.

Kanaya berlari sampai di depan gang rumahnya, dia menatap cemas ke arah jalan menunggu angkutan umum lewat.

"Ya ampun, bisa mampus dibantai Pak Budi ini mah" gerutunya sambil menggigit kukunya.

Kanaya menghembuskan napas lega ketika sebuah taksi melaju ke arahnya, dia memberhentikan laju taksi itu.

Nggak papa deh mahal dikit, yang penting cepet nyampe sekolah.

Itu pikir Kanaya beberapa menit yang lalu, realitanya sekarang dia terjebak macet di perempatan dekat sekolahnya.

Ya Tuhan, sial amat nasib lo Kay. Keluh Kanaya.

"Pak, saya turun di sini aja, ini uangnya, makasih." Kanaya cepat-cepat turun dari taksi, kemudian dia berlari menuju sekolahnya.

Tak dihiraukannya keringat yang menetes, rambut yang berantakan, bahkan napas yang tersengal-sengal, tujuannya saat ini hanya satu, sampai di kelas dengan selamat.

Brak!

Kanaya tidak sengaja membanting pintu kelasnya, teman-temannya yang berada di dalam serempak menoleh ke arahnya.

"Kamu habis ngapain?"

***

"Tampang gue astagah, tak tertolong. Tapi masih cantik dong, so pasti."

-Kanya Lavanya-

MANTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang