sial (bagian. 2)

2.3K 136 1
                                    

"Kamu habis ngapain?"

Kanaya menoleh kaget ke depan kelas, ternyata sudah ada Pak Bima yang sedang mengajar.

Mampus! Siaga satu.

Kanaya meringis. "Anu, Pak..."

"Anu apa?" potong Pak Bima cepat.

"Saya kesiangan, hehe." Kanaya meringis salah tingkah.

Pak Bima bersedekab. "Silahkan tutup pintu dari luar dan jangan lupa, tata buku-buku di perpus."

Ultimatum sudah dilayangkan pada Kanaya, dia mengangguk lesu kemudian menutup pintu dan berjalan menuju perpustakaan.

Nasib lo Kay, apes mulu heran.

Kanaya membuka pintu perpustakaan, keadaan di dalamnya sepi. Penjaga perpus pun tak terlihat wujudnya, Kanaya berjalan menuju rak yang bukunya belum tersusun.

Dia menghela napas, mulai meletakkan buku sesuai tempatnya.

"Boo!"

"Astaga!" Kanaya kaget, lalu tidak sengaja menjatuhkan buku yang dipegangnya.

"Buset, muka lo kocak parah Kay." Kevan tertawa terbahak-bahak.

Kanaya menggeplak kepala Kevan. "Dasar kutil onta, bisa nggak sih, nggak usah ngagetin."

"Dih, lagian serius amat elah."

Kanaya berdecak. "Ngapain sih, ngikutin gue segala."

Kevan menoyor kening Kanaya. "Gr banget sih, gue di suruh ambil buku kali."

Kevan berjalan menuju rak buku paket matematika, kemudian mengambil sebanyak murid di kelasnya.

"Kay, hati-hati sendirian ntar ada yang nemenin lho." Kevan berbisik, "awas ada setan."

Kanaya menggembungkan pipinya. "Iya, elo setannya."

"Siyalan."

***

"Niatnya sih mau nemenin Kanaya, tapi gue kan anak rajin jadi nggak mungkin bolos kelas."

-Kevan Narayan-

MANTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang