terbaik untukmu. b

2.4K 114 0
                                    

Naufal rifki nawawi
------------------------------------

"Assalamu'alaikum" naufal memasuki rumah faruq sambil menenteng paper bag yang tadi sempat dibelinya di jalan, dia merasa mungkin harus membawa cenderamata agar suasana tidak canggung.

"Wa'alaikumussalaam.. Masuk nak!" faruq menyambut kedatangan naufal hangat.
"Makasih om,ini ada oleh oleh tadi di jalan." ucapnya sambil memberikan paper bag kepada faruq.

"Haha kenapa harus repot repot,tapi makasih ini nya ya" ucap Faruq tersenyum.

"Omong omong nak naufal mau bicara apa dengan wafa?maaf ni ya!om mungkin terlalu mencampuri urusan kalian, tapi itu akan om lakukan jika menyangkut putri om".

" sebenarnya aku juga sedikit agak ragu sih om buat ngomongin nya, hehe apa ini termasuk hal baik atau sebaliknya, ini menyangkut tentang tawaran omy pada keluarga om."

Faruq manggut manggut saja.
"Om juga pasti baru kenal dengan aku kan?belum tahu gimana sikap dan karakter aku,begitu pun dengan aku om,yang tidak tahu menahu tentang putri om"

"Jadi karena itu kamu mau menemui putri om?"
"Yaa itu diantara nya om,selain itu ada yang ingin aku sampaikan pada putri om.tapi mohon maaf sebelumnya ya,,ini masalah pribadi saku om"

"Hmmm baiklah, om kasih kamu waktu buat bicara berdua sama putri om, tapi maaf maaf ni ya,tempat nya disini aja ya?nggak boleh main pojok pojokan"

"Iya om, makasih sebelum nya" ucap naufal sopan.
"Kalau begitu om panggilin dulu wafanya." ujar faruq sambil berlalu ke ruangan dalam.

Naufal melirik sana sini untuk melihat lihat interior rumah om faruq. Terdapat banyak hiasan kaligrapi dalam dinding rumah itu, benar benar beragamis.

"Ekhem aden anu kasep,anu mencrang tur kayunyun ku kakasepan nana,sumangga di leueut kasep,bager, sholeh!"naufal agak terperanjat mendengar ucapan seseorang yang membawa minuman untuk nya.

Dia hanya membalas dengan senyuman nya saja,tanda kesopanan. karena dia tidak mengerti apa yang di ucapkan wanita paruh baya itu.

" mangga atuh dileueut kasep!teukenging mung di tingalikeun hungkul jatuh!" wanita paruh baya itu terus saja berbicara dan naufal terus saja mengangguk anggukan kepala nya sambil tersenyum.

"Aih ujang lain kur ungkleuk,ungkleuk we hayoh!angurmah di raosan geura,kasep kasep di ajak ngobrol teh kalah u-ungklekan hungkul,kawas jam pamijahan wae*"

Naufal semakin tak mengerti dengan pembicaraan wanita paruh baya itu,namun insting nya mengatakan kalau wanita tua itu sedang membicarakan nya yang agak tidak mengenakan.

"Maaf buk,saya nggak ngerti apa yang ibu bicarakan" jawab naufal sesopan mungkin.

"Owalah,jadi titatadi cametem teh teu kaharti.?maaf den bibi nggak tahu aden nggak bisa bahasa nasional. Hehe,silakan diminum den!"

Lubna Nurul WafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang