part dimas-fiona

1.7K 96 5
                                    

Dimas menjalankan mobilnya seperti kesetanan 400km/jam.

Dia mendapat tlp dari margaret kalau fiona tergeletak di kamar mandi dengan mulut berbusa.'apa yang sebenarnya fiona pikirkan?!'

Memarkirkan mobil secara asal asalan,dia berlari menuju tempat dimana fiona berada.

"Bagaimana? Apakah sudah keluar?" dimas bertanya, setelah dirinya berada disamping margaret.

Margaret menggelengkan kepalanya,tercetak di wajah ovalnya,bahwa margaret masih merasa syok.

"Bagaimana itu terjadi?" dimas kembali bertanya.
"Aku juga gak tahu, tadinya aku mau mengajaknya makan,setelah dia keluar dari rumah sakit,hampir setiap hari dia menangis, memanggil namamu. Dia susah di perintah makan."

Dimas terduduk. Lututnya lemas. 'Apakah dia sudah keterlaluan?'

"Boy!!aku tahu kamu kecewa, tapi cobalah untuk berdamai,aku yakin sampai saat ini fiona juga merasa menyesal dan kehilangan, bahkan dia terus menyalahkan dirinya sendiri." margaret menasehati dimas,sambil menepuk pundak nya.

"Thanks ya mar...maaf selalu merepotkan!" ucap dimas tulus.
"Jangan pikirkan.. Aku suka dan sayang pada kalian, kita teman. Right?"

Dimas tersenyum, lalu mengangguk, merasa bersyukur punya tetangga seperti margaret.

Pintu pemeriksaan terbuka,dimas berlari menghampiri dokter.
"Bagaimana dok dengan kondisinya?"

Dokter itu menatap dimas.
"Saya kekasih nya" seolah tahu apa yang ingin ditanyakan dokter itu.

"Mari ikut keruangan saya,pasien akan segera di pindahkan keruangan inap" jawab dokter itu sambil berbalik.

"Mar,,,"
"Oke..lekaslah kejar dokter itu!! Kamu bisa percayakan fiona kepadaku."

Lewat isyarat bibirnya, dimas mengungkapkan terimakasih,sebelum berbalik dan menyusul dokter itu.

"Silahkan duduk!"
"Terimakasih dok"

"Jadi?" dimas tak sabar mendengar penuturan sang dokter.

Sebelum menjawab, dokter itu menatap dimas sebentar.
"Bersyukurlah!! Tuhan masih menyelamatkan pasien, obat tidur yang di konsumsi pasien berkadar sangat berlebihan. Kemungkinan besar, pasien meminum 10butir obat tidur yang berdosis tinggi."

Hatinya dimas serasa di pilin dan di remas,sakit dan mencekik.
"Saya sarankan anda sebagai salahsatu orang yang berarti di kehidupan nya,untuk terus menjaga, apalagi pasien baru menjalani proses curete pasca keguguran."

Dimas menanggapi nya dalam diam.
"Yang terpenting, berusahalah untuk terus berada di dekatnya,memotivasi nya, saat ini mungkin sosok anda sangat berperan penting untuk pasien."

Dimas mengangguk seraya berdiri dan menjabat tangan dokter "terimakasih banyak dok,akan saya ingat nasehatnya"

Dokter itu tersenyum seraya menepuk pelan pundak dimas,dapat di lihat sang dokter ikut peduli atas kejadian ini.

Lubna Nurul WafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang