permainan dhika

7K 237 7
                                    

"bang...."teriak Nana masuk keruang rawat Al
"Bagaimana hal ini terjadi hah..."kesal Nana menatap Al yang terbaring di blankar  dengan tangan dan kepala yang diperban.
"Hanya kecelakaan kecil baby ,don't cry"balas Al tersenyum
"Stupid...stupid..stupid..kalo tidak becus menyetir tidak usah sok sok an bawa mobil ataupun motor"maki Nana
"Hei..come to me"ucap Al mengisyaratkan Nana tuk mendekatinya.
"Don't cry baby ,I'm strong..look me"ucap Al mengarahkan wajah Nana kearahnya"please ,smile for me.."ucap Al membentuk senyuman kecil diwajah nana dengan tangannya."you look so beautiful baby if you smile"
Ucap Al menatap teduh wajah Nana
Sungguh membuat iri saja  perlakuan manis Al pada adik tercintanya.selayak sepasang kekasih yang saling mencintai , terlihat memang begitu jika tak tahu jika sebenarnya mereka saudara kandung.
"Oh so sweet"ucap tiba tiba seorang suster yang kebetulan hendak memeriksa Al yang tentunya mendapat tatapan dari semua orang disana
"Maaf,saya hanya ingin memeriksa kondisi tuan Al"ucapnya merasa begitu bersalah.
"Baru mau liat  drama juga"kesal Nathan.
" Gue yang pacarnya aja cemburu ,untung inget loe calon kakak ipar gue"canda Darrel
"Ya udah sus ,periksa aja...sekalian suntik aja pake obat bius biar antengan dikit,biar otaknya radak jalan juga"kesal Nana beranjak pergi
"Mau kemana na?"tanya Arkan yang baru saja masuk
"Toilet cuci muka"ketus Nana lalu benar benar pergi
"Kalian apain tuh anak,bisa ngambek gitu"tanya Arkan ,namun tak ada yang menjawab"Gue gak ikut ikutan ya... tanggung sendiri "ucap Arkan duduk di sofa.
* * *
"Jelaskan "ucap Nana dengan tatapan dingin pada 4 orang bawahannya.
"Maaf atas kelalaian saya nona "ucap seorang takut takut
"Maaf kalian bilang, bagaimana kerja  kalian hah..."bentak nana untung saja taman di rumah sakit terbilang sangat sepi.
"Maaf nona.." ucap bawahannya yang hanya menunduk tak berani menatap mata Nana yang begitu tajam seakan menguliti mereka hidup hidup.
"Siap biangnya"bentak Nana lagi
"Hanya bukti ini yang bisa kami temukan"ucapnya menyerahkan amplop coklat besar
"Lanjutkan tugas kalian biar aku yang urus sisanya, ingat sekali lagi kalian mengulang kesalahan yang sama kalian tahu sendiri konsekuensinya"ucap Nana beranjak pergi setelah melihat isi amplop tersebut.
S
K
I
P
"Bang Al istirahat aja di rumah,Nana mau pergi sekolah jaga diri baik2"ucap Nana setelah mengantar sarapan untuk kakaknya itu.
Semalam setelah pemeriksaan al sudah diperbolehkan pulang.
"Iya iya... belajar yang rajin biar pinter"
"Nana tak belajar pun , faktanya akan lebih pintar dari bang Al"ucap Nana segera keluar
"Untung adik"kesal Al mengelus dada menerima tingkah adik tersayang itu
"Berangkat bareng Abang na"ajak Arkan
"Nana bawa mobil sendiri"acuh Nana segera ke garasi mengambil motor bukan mobil seperti yang diucapkan tadi
"Yang buat masalah siapa ,gue juga yang kena ..nasib..nasib"ratap Arkan
Baru saja keluar dari gerbang sebuah motor berhenti di depan mobil Arkan
"Nana mana ka"tanya seorang dari atas motornya
"Udah berangkat dulu"jawab Arkan
"Masih ngambek"tanyanya lagi
"Tau lah rel,awas gue mau berangkat..loe tanya sendiri Sono"ucap Arkan ikut ikutan kesal
"Adik kakak sama saja"lirih Darrel menyalakan mesin motor
"Tin..tiiiinnnnnn"suara klakson Arkan yang tak bisa di bilang pelan itu
"Sabar..."teriak Darrel melajukan motornya"dasar..untung calon kakak ipar "batin Darrel.
Sampai disekolah pun Darrel sama sekali belum menemukan Nana,bahkan tatha dan Bella pun tak bertemu dengan nana.
Sedangkan dilain tempat ,Nana berdiri tepat disebuah rumah mewah masih diatas motornya.
"Silahkan masuk nona"ucap seorang penjaga mempersilahkan Nana masuk
"Dimana dia"
"Tuan muda ada dikamar nya"
"Terimakasih Ron"
"Selalu untuk mu nona"ucap Roni pengawal setia Dhika sejak kecil,dia juga yang tau hubungan antara tuan muda , dirinya juga Alex kekasihnya
"Apakah kamu belum mau mengatakan yang kamu tahu"
"Maaf nona saya sudah berjanji kepada tuan Alex apapun yang terjadi"
"Baiklah aku tak akan memaksamu"
"Terima kasih nona,dan sesuai janji saya pada tuan Alex terima lah ini mungkin nona bisa menemukan jawaban yang anda cari"ucap Roni menyerahkan sebuah amplop putih
"Terimakasih Ron,dan semoga kau benar kali ini"
"Biarkan saya mengantar nona masuk"
"Tak usah bekerja lah kembali,akan ku urus dia.percayalah"
"Baik nona"ucap Roni memberi hormat lalu berlalu pergi
Manapun beranjak ke lantai atas tepat dikamar Dhika , setelah sebelumnya ia menyimpan amplop yang diberi Roni tadi
"Tak salah na,kamu memang sangat hebat"ucap Dhika yang berdiri didepan pintu kaca  penghubung dengan balkon ,masih menggunakan piyamanya
"Apa tujuanmu"
"Tujuanku..bukankah kau sudah tahu itu"
"Tidak akan pernah terjadi "
"Itu terserah kamu , putuskan sendiri apa yang akan kulakukan kau sudahlah tahu"
"Jangan pernah mengancam ku"
"Aku tak pernah mengancam mu,Nana sayang.aku hanya melakukan hal yang bisa membuat mu menjadi milikku"ucap Dhika berjalan mendekati Nana
"Jangan berharap kamu bisa menyentuh mereka"
"Kau tahu segila apa diriku na,apa yang bisa kulakukan tentu kamu bisa menebaknya "
"Apa mau sekarang"
"Jadi milikku ,dan mereka bebas"
"Kau gila"
"Ya kau benar... Aku benar-benar mencintai mu na"
"Itu bukan cinta ,loe hanya terobsesi buat dapetin gue
"Terserah apa pendapatmu , apapun itu kau harus jadi milikku"
"Kau benar-benar gila Dhika"
"Terserah apa katamu,"ucap Dhika dingin menyerahkan beberapa kertas pada Nana
"Baca lah dan katakan keputusan mu "ucap Dhika menatap Nana dengan seringai jahatnya
"Sial..."teriak Nana melempar berkas yang baru saja dibacanya
"Apa keputusan mu,aku harap kamu tak mengecewakan ku kali ini"
"Beri waktu seminggu "
"Tidak ada seminggu na,3 hari atau tidak sama sekali"
"Ok..gue ikuti permainan loe"
"Bagus.. keputusan yang tepat na,dan jangan mengujiku kembali"
"Shit...b*ngs*t"
"Shutt ...bukankah kata kata itu tidak pantas untuk ku sayang"ucap Dika langsung memeluk Nana"jangan memberontak dan ikuti keinginan ku"ancam dhika,
"Permainan kita akan dimulai sayangku "batin Dhika dengan smirk khas miliknya
"Maafkan aku"batin Nana yang terbayang wajah kecewa dan terluka milik Darrel.
Skip

"Na...kamu kemana saja"tanya Darrel yang menemui Nana dirooftop sekolah setelah pelajaran hampir saja usai
"Hai rel,maaf ada sedikit masalah yang harus kulakukan"ucap Nana menatap wajah khawatir darrel
menambah rasa bersalahnya semakin menjadi
"Kamu kenapa ,ada yang sakit atau apa, ceritakan padaku..apapun masalahmu aku akan slalu ada untukmu"
"Bisakah 3 hari kedepan kau menemaniku"
"Kemana"
"Cukup menemaniku ,aku ingin menghabiskan waktu hanya denganmu"
"Apa yang sebenarnya terjadi na"
"Mau atau tidak rel"
"Apapun yang kamu mau na, apapun itu akan ku berikan"
"Terimakasih rel..aku mencintaimu asal kau tahu itu"
"Yah aku tahu dan aku lebih mencintai mu dari apapun"ucap Darrel memeluk nana erat seakan ada yang akan memisahkan mereka
"Maafkan aku rel.."batin Nana yang merasa begitu bersalah hingga dadanya serasa begitu sesak
"Jangan tinggalkan aku na,jangan pergi aku terlalu mencintaimu sangat sangat mencintai mu"batin Darrel mencium kening Nana lama seakan menyalurkan semua rasa cintanya kepada nana.

fake nerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang