dia yang tak terduga

9.2K 322 4
                                    

Hari ini Liliana dan Adam berangkat ke tempat Lucas.
"Hati hati mam"ucap Nana memeluk Liliana erat
"Iya sayang dan penuhi janjimu itu"ucap nya
"Pasti mam,bunga tulip putih pancing mereka dengan kata itu,dan Pastikan mereka menjawab mawar putih tersenyum,maka mereka anak buah Nana,jika tidak terserah mama mau apakan mereka"bisik Nana
"Baiklah"paham Liliana
"Papa..hati hati disana dan bersenang-senang lah dengan grandpa"ucap Nana memeluk Adam
"Kau ini...aku ini papa mu dan kau malah senang melihat papamu ini menderita"
"C'MON pa..kita sudah sepakat,bukankah kita sedang berbisnis"
"Of course baby .. bisnis yang tak terduga... ternyata kamu licik juga"
"Berterima kasihlah kepada mereka yang menurunkan sifat ini"ucap nana
" oh ... bagaimana mulut kecilmu itu bisa berkata seperti itu ,sarkas sekali dirimu"
"I love you pa"ucap Nana mencium pipi Adam
"Anything"ucap adam"beritahu papa apa yang kau sogokan kepada mamamu itu"
"Sedikit hal..dan satu rahasia untuk dijaga"
"What it ,baby"
"Rahasia pa.. tanyakan pada mama sendiri"
"Permainan mu membuat ku pusing baby"
"Sure.. don't play with me pa! Putri cantikmu ini bisa buas juga"
"Papa baru sadar wajahmu menurun dari mama mu dan sifatnya sangat persis seperti ku dan juga grandpa mu itu.."
"Ya,cetakan yang bagus bukan"
"Tidak... seharusnya kedua Abang mu itu ,bukan kamu,ah... tidak ada lagi putri manja papa"
"Kalian ngomongin apa, ngomongin kita ya"ucap Arkan
"Pede loe kak"ucap Nana melepaskan pelukannya
"Gue denger kok"
"Kalian aja yang kepedean ya kan pa?"
"Sudah sudah,jaga adik kalian baik baik,papa sama Mama pergi dulu"
"Siap boskuh.."ucap arkan dan Al sembari berdiri tegak dan memberi hormat
"Bay pa..bay ma"ucap ketiganya saat kedua orang tuanya berjalan masuk.
"Mau kemana"tanya Arkan
"Mall"seru Nana
"Let's go"tambah Al menggandeng tangan Nana meninggalkan Arkan
"Gue ditinggal"kesal Arkan mengikuti Nana dan juga Al
* * *
"Bang ,kok berkas loe yang ditolak itu bisa di ACC ya"
"Berkas mana"
"Itu yang kerja sama dengan chaesxel company"
"Oh itu..eh itu gak ditolak ya,cuma harus direvisi katanya,padahal menurut gue itu udah bagus loh ya presentase keuntungan juga besar buat kedua perusahaan"
"Cha..."sapa seorang menghampiri bangku ketiga bersaudara itu
"Gue kangen loe"teriaknya memeluk Nana langsung
"Eh...lepas lepas,siapa loe asal peluk aja..Sono"ucap Al kesal
"Main nyosor aja..."tambah Arkan ikut menyeret cowok asing itu dari aksi pelukannya.
"Sorry sorry ..gue kelepasan.. kangen banget gue sama Cacha"ucap si cowok cengengesan.
"Kenal sama dia na?"tanya Al menunjuk si cowok
"Gak.."acul Nana
"Tuh dianya aja gak kenal sama loe..udah gih pergi sono"usir Arkan
"Jahat kamu Cha, beneran gak kenal gue"ucap cowok tadi"padahal gue mau kasih info loe tentang dia"bisik si cowok membuat kaku tubuh nana
"Maaf Zein,lama tidak bertemu"ucap Nana akhirnya
"Respon yang cepat Cha,tapi jangan disini"
"Loe bisa hubungi gue nanti"
"C'mon Cha,kita sudah lama tak bertemu apa kau mau menghindari ku lagi..gue kangen beneran loh ini"
"Tunggu,jelasin na?"tanya Arkan diangguki Al yang kebingungan sendiri.
"Biar gue aja,kenalin gue argazein laternol.temen Cacha di kampus,kita seangkatan"
"Kampus, seangkatan...ngawur kamu Nana aja masih SMA"
"Hah.. bukannya loe lu..."belum selesai bicara Nana sudah membungkam mulut Zein dengan kasar
"Diem atau gue robek tuh mulut ember"ancam Nana pelan tapi terdengar menyeramkan.sedang Zein hanya mengangguk patuh.
"Lu apa"tanya Arkan
"Gak..gue kira dia dulu kuliah disana soalnya gue sering liat dia keluyuran di kampus gue"
"Kok bisa na..."
"Emhh....ngikut om Vans aja,dia kan rektor disana, disuruh grandpa"
"Oh..."gumam Arkan.
"Gue angkat telpon dulu ya"ijin Al saat lantunan lagu kind of blue terdengar dari hpnya.
Tak lama Al kembali,dengan raut muka sedikit berbeda .
"Bang anak-anak nyari,ada yang nantang katanya"bisik Al pelan ditelinga Arkan
"Hem..."gumam Arkan mengangguk
"Na...Abang sama Al ada urusan penting,mau Abang antar pulang dulu"tanya Arkan pelan
"Abang berdua pergi aja Nana pulang sendiri sekalian ini cecunguk ada urusan sama Nana katanya"ucap Nana
"Ya udah Abang duluan"ujar Arkan
"Awas loe macem macem sama adek gue"gertak Al pada Zein
"Harusnya gue yang hati hati,bukan Cacha"ucap Zein lirih saat kedua kakak Nana sudah agak jauh.
Melihat kedua kakaknya sudah tak tampak Nana segera menelpon seseorang.
"Ikuti mereka ,jangan sampai kecolongan"ucap Nana datar langsung menutup telponnya.
"Wah...pinter ya sandiwara loe,sumpah jago banget"sindir Zein
"Langsung aja,kenapa loe bisa disini"
"Masih sama aja ya,gak mau basa basi atau gimana"ulur Zein
"Zein ..gue gak lagi bercanda"
"Gue tau"
"So...."
"Gue kesini karena dia juga disini"
"Ngapain"
"Entahlah, informasi yang gue dapat tujuannya kesini cuma satu orang, pastinya gue gak tau tapi feeling gue itu elo"
"Dia cepat bergerak ya..."ucap Nana tersenyum,terlihat manis tapi bagi yang mengenalnya betul senyuman itu mengerikan.
"Rencana loe apa?"
"Biar gue yang urus,lagi pula gue juga ada urusan yang belum kelar sama dia"
"Urusan?"
"Gak usah banyak nanya"
"Gue duluan, banyak kerjaan gue"
"Tunggu cha,gue mau nanya?"
"Apa"
"Loe udah buka hati loe belum"
"Sorry Zein"
"Gak apa apa,gue siap nunggu loe"
"Harusnya loe cari yang lain "
"Gue gak bisa"
"Loe coba "
"Berat Cha,gue belum siap"
"Maaf Zein,gue cabut duluan"Pamit Nana"makasih buat infonya,kamu memang teman terbaik Zein"
"Tapi Cha,apa gue gak bisa berharap lebih "
"Maaf Zein ,loe sahabat gue yang berharga jangan merusak hubungan ini gue gak mau kehilangan orang yang penting dihidup gue"jelas nana
"Boleh gue peluk loe"tanya Zein, yang hanya diangguki Nana ragu.
"Thanks Cha...thanks loe udah hadir di hidup gue,makasih udah pernah jadi yang spesial dihati gue"ucap Zein memeluk erat Nana
"Thanks..."lirih Zein mencium kening Nana ,lama dan sangat dalam seakan mengungkapkan rasa sayang nya yang teramat dalam.
"Gue sayang sama loe, besok gue balik,tugas gue disini udah selesai.. gue harap loe mau nganter gue besok"
"Jam berapa "
"Jam 10 ,gue harap loe bisa Cha"ucap Zein perlahan meninggalkan Nana yang masih duduk menatap punggung Zein yang perlahan menghilang .
"Loe orang baik Zein,gue gak mau ngrusak loe dengan adanya gue,gue gak mau loe celaka karena loe juga penting dihidup gue"batin nana sendu menatap kepergian Zein.


fake nerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang