pd-1

6.4K 196 8
                                    

"bukan kah kak Al harus istirahat"ucap Nana mendapati Al yang sudah tenggelam dengan sarapannya.
"Gue gak selemah itu kali na,luka segini mah kecil bukan apa-apa"sombong Al
"Sekecil apapun luka itu kak , bukankah harus disembuhkan juga sebelum berdampak lebih"ucap Nana mengambil sandwich miliknya
"Ya baby..tapi setidaknya biarkan aku masuk ,aku sangat bosan dirumah"
"Terserah kakak..yang terpenting kak Al jaga diri ,lebihlah waspada"
"Nah tuh, dengerin Nana..jangan bandel bandel jadi orang"sahut arkan yang turun dari tangga.
"Ya ya ya...gue mah apa"ucap Al mendramatisir
"Hai calon istri...hai bro"teriak Darrel dari pintu masuk.
"Ngapain Lo kasini"ketus Al
"Ini bukan hutan ..ganggu aja loh"sewot Arkan duduk di bangkunya
"Ya elah loe berdua,jahat banget sama adik ipar sendiri"ucap Darrel ikut duduk disamping nana
"Loe..adik ipar..mimpi aja Sono"ucap Arkan
"Mana mau Nana gue sama cowok kek loe"tambah Al
"Hujat aja terus .. hujat..gue mah apa"
Kesal Darrel
"Udah gih.. sarapan bukan berantem"lerai Nana.
Selesai sarapan Al berangkat dengan Arkan sedangkan Nana dengan Darrel tentunya.
"Na..kamu jadi dengan rencana mu kemarin"
"Sure..bsok kita berangkat"
"Yes...gak sabar aku nunggu besok"
"Hemmm..."
"Mungkin ini yang terakhir rel..maafin gue"batin Nana
"Akhirnya na..kamu mau membalas rasa ku,aku benar-benar mencintai mu"batin Darrel
* * *
Hari ini seluruh penghuni sekolah gempar melihat seorang Darrel yang selalu melekat erat dengan Nana dimana pun itu.seperti sekarang ini mereka berdua menjadi sorotan seluruh mata di kantin.
"Udah gih ya.. serasa dunia milik loe berdua aja"kesal thata
"Hargain dong yang masih jomblo gini"seru Bella
"Mesra mesra an Mulu loe berdua"timpal Nathan
"Tangan loe rel.. gk usah macem-macem"larang Al
"Yg akan usah sok manja manja loe sama Nana"tambah Arkan
"Gue yang pacaran ngapain kalian yang ribut sih..bikin kesel aja"acuh Darrel
"Woooo...ada pertunjukan yang bagus rupanya"sela Dhika
"Ngapain loe disini"ketus darrel
"Gue cuma mau nyapa gadis ku saja"santai Dhika menatap lekat nana
"Maksud loe apa"emosi Darrel melihat Dhika yang terus menatap pacarnya itu.
"Hai..baby bukankah kita ada urusan penting"ucap Dhika dengan smirk yang manis bagi orang lain kecuali Nana yang mengerti arti smirk licik itu
"Urusan apa"lonjak Darrel
"Bukan urusanmu"
"Apapun tentang Nana itu juga menjadi urusan ku"
"Hahahaha...lucu sekali,jadi na, apakah kita harus membicarakan itu disini"ancam dhika
"Ikut aku"ucap Nana akhirnya berdiri beranjak meninggalkan bangkunya.
"Na..."tahan Darrel
"Percaya sama aku,itu kuncinya"bisik Nana melepas tangan darrel yang menahannya.
Dengan terpaksa Darrel melepas tangannya,walau rasa kalut,cemas,cemburu ,dan rasa penasaran pun sedang berkecamuk dijiwanya.
"Apa mau mu"ucap Nana
"Santai,aku hanya mengingatkan kamu saja"
"Tiga hari Dhika,gue gak bakal lupa itu..so jangan berulah selama itu"
"Santai babe..aku hanya takut kau lupa saja"
"Hanya itu, sekarang pergilah"usir Nana
"Baik cantik"ucap Dhika mencoba mencium Nana ,namun Nana menghindar dengan cepat.
"Jangan macam-macam"ancam Nana
"C'mon babe"
"Gue gak main-main Dhika"
"Of course..aku akan menunggu untuk ini"ucap Dhika mengusap bibir milik Nana pelan
"Bugh..."satu Bogeman mentah mendarat mulus di pelipis Dhika
"Jangan pernah loe sentuh Nana"
"B*ngs*t..."umpat Dhika memegang pelipis kanannya.
"Lebih baik loe pergi sekarang"perintah Nana pada Dhika sembari memegang lengan Darrel kuat sebelum ia melepas emosinya.
Dhika beranjak melangkah mendekat ke Darrel membisikkan suatu hal yang membuat Darrel bertambah emosi,kalau saja Nana tak menahannya mungkin mereka sudah adu jotos sekarang ini
"Apa yang kalian bicarakan"
"Bukan hal penting,apa yang ia katakan"
"Bukan hal penting,apa ia menyentuh mu"
"Tidak .. terimakasih sudah mengkhawatirkan aku"ucap Nana mengecup pipi Darrel dan itu otomatis membuat darrel bungkam selayak patung tak bergerak sedikitpun, bahkan jiwanya terbang melayang layang dilangit,kalau ia boleh jujur
"Ayo kita ke kelas"ucap Nana menarik lembut tangan darrel.
***
"Dia kenapa?"tanya tatha menunjuk Darrel yang duduk diam senyum senyum sendiri
"Entah"jawab asal Nana
"Mungkin sepupu kamu ini kehabisan obat tha"timpal Bella.
"Yah mungkin saja"acuh tatha"dan seperti nya kamu harus berpikir ulang na , untuk menganggapnya pacar"seru tatha menghadap ke depan karena guru memang sudah masuk.
"Kau benar tha, sayang nya cowok gila itu sepupu mu"tambah Bella
"Yah dan dia masuk kedalam cowok gila yang tampan..sangat disayangkan"sahut Nana
"Tak bisa diharapkan"imbuh tatha
"Mengecewakan tentunya"timpal bella
"Huffffttt...."pasrah ketiganya,menghela nafas serentak.
Sedang di tempat lain ,diruangan yang begitu besar dan mewah seorang pria paruh baya menghabiskan waktu bersantai nya sembari menikmati pemandangan taman yang dipenuhi bunga edelweis.
"Tuan muda bersama nya tuan"
"Bagus, sesuai dengan rencana..intai mereka terus"
"Baik tuan,saya permisi"
"Sebentar lagi ,,aku pastikan ,aku yang akan menang"ucapnya menerawang kedepan kearah taman edelweis yang seakan menyimpan sebuah kenangan besar.

fake nerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang