Chapter 9

1.6K 100 2
                                    


:::::
Happy Reading....

"Ka-kau monster Jim, kau pria brengsek, kau memaksaku dan menyakitiku. AKU MEMBENCIMU!" Jimin hanya menatap Baby yang memakinya, "kau memperlakukanku seperti seorang jalang. KAU MEMANG PRIA BRENGSEK! BRENGSEK! APA INI NIATMU MENIKAHIKU UNTUK MENGHANCURKAN HUH? KAU BRENGSEK! BEJAT! PEMBUNUH!!!" amuknya dengan melempar bantal pada Jimin.

"YAH! AKU PRIA BRENGSEK! BEJAT! SEPERTI YANG KAU TUDUHKAN DAN AKU AKAN MELAKUKAN ITU!!" geramnya, Jimin melepas t-shirt hitam dan menyisakan celana jeans panjang. Baby sedikit mengangkat tubuhnya untuk bergerak mundur, saat Jimin menaiki ranjang dan merangkak mendekatinya.

"Ja-jangan mendekat, aku mohon Jim. Jangan lakukan itu."

Baby menggeleng kepalanya, tubuhnya semakin mendekat pada headboard. Jimin mendekat, kedua tangannya meraih kaki Baby dan menariknya hingga terlentang dengan posisi mengangkanginya. Pria itu menyeringai dan langsung menindi tubuh Baby. Gadis itu menangis, meronta.

"Don't Cry, Baby," ucapnya dan menjamah kembali leher Baby. Baby semakin terisak meskipun sekarang Jimin melembut saat menciumnnya.

"Hiks ... hiks ... ak-aku mo-hon jangan lakukan hiks ... hiks ... kenapa kau lakukan ini padaku? Kau menyakitiku, Jim. Kau bisa langsung membunuhku atau membalasku dengan kebencian. Tapi jangan me ... hiks ... merusak ... hiks ... hiks ... ku ...." Lirihnya dalam isakan. Jimin tertegun, ia sadar kalau ia salah dan sudah bertindak kasar. Jimin mengangkat kepalanya dari ceruk leher Baby dan menatap gadis itu. Bibir bengkak dan ada bercak darah di bibir, hidung yang memerah karena menangis, mata yang terus terpejam dan terus mengeluarkan air mata membasahi pipi.

Gadis itu sangat berantakan karena ulahnya. Jimin semakin merasa bersalah saat ia melihat tubuh polos Baby yang sudah dipenuhi bercak merah keunguan dan kedua pergelangan tangan merah pekat yang mulai bengkak karena bekas cengkramannya. Ia mengangkat tubuhnya agar tidak terlalu menindih Baby, merapikan bathrobe yang sudah tak berbentuk dan menutup kembali tubuh gadis itu.

"Maafkan aku," ucapnya parau, pria itu segera bangkit dari atas tubuh Baby dan turun dari ranjang lalu melangkah ke kamar mandi. Sesampainya di sana, Jimin mengerang dan meremas rambutnya frustasi, perasaan cemburu telah mengendalikannya, menyakiti Baby dan membuat gadis itu semakin membencinya. Sepeninggalan Jimin, isak tangisan Baby pecah perasaannya hancur, ia hampir saja kehilangan sesautu yang berharga.

Baby meringkuk tubuhnya, tangannya menyilang memeluk tubuhnya. Meremat kuat bathrobe yang ia pakai, tubuhnya gemetar menangis tersedu-sedu. Hatinya hancur. Keduanya terisak di tempat masing-masing, Baby yang kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Jimin, saat gadis itu mulai membuka hati padanya. Sedangkan Jimin merosotkan dirinya duduk di lantai dingin kamar mandi dan bersandar di bathtub, rasa penyasalan melingkupinya.
.
.
.

Malam yang panjang kini, terganti dengan pagi yang cerah. Jimin yang sadar kalau semalaman dirinya tidur di kamar mandi, melangkah keluar dari sana. Mata tertuju di ranjang dengan niat melihat sosok Baby, tapi kondisi kamar dan ranjang itu kosong, dia tidak ada di kamar. Jimin berpikir mungkin dia sudah bangun, ia memunggut t-shirt hitam di lantai yang ia lepas semalam, menaruhnya di keranjang baju kotor. Kemudian membuka lemari yang ada di dreesroom, memilih satu kaus abu-abu dan dikenakanya.

Jimin keluar dari sana, langkahnya terhenti sejenak melihat kondisi ranjang yang berantakan dan mengingat apa yang dilakukannya pada Baby. Rasa bersalah kembali menghampirinya, pria itu hanya mendesah berat. Ia sungguh menyesal dan mungkin kata maaf tidak cukup untuk istrinya yang sudah ia sakiti. Dengan langkah lesu Jimin menuju pintu kamar, mungkin Baby sudah bangun dan ada bersama Eommanya di bawah.

Sesampainya di depan pintu Jimin tergelak saat memegang ganggang pintu yang ternyata pintu kamar mereka terkunci dari dalam.

"Dia tidak ada di kamar dan pintu juga masih terkunci dari dalam. Hal yang tidak mungkin kalau dia keluar kamar."

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang