Hinata mengerjap lalu kembali fokus dengan makanannya.
Sasuke mengambil cangkir miliknya yang berisi kopi pahit kesukaannya dan mulai meneguk nya secara perlahan.
Mata onyx nya sama sekali tidak terlepas dari pemandangan di hadapannya.
Pemandangan yang memperlihatkan sorang gadis manis yang sibuk mengunyah makanan dengan rakus.
*
RATE M!
17-18+
*
Pria berambut pirang itu tampak menghela nafas dengan panjang. Berkali kali ia mengacak rambut pirangnya yang sebelumnya rapi sehingga membuat setiap helai nya berantakan.
Ia meraih ponsel miliknya di atas meja dan menelpon seseorang yang sebelumnya ia perintah untuk mencari keberadaan gadis yang telah mengacaukan pikiran nya.
"Moshi moshi, bagaimana?" Tanya Naruto. Ya, pria tampan dengan sepasang mata biru seperti langit itu adalah Uzumaki Naruto.
"Tidak tuan. Saya hanya mendapat informasi bahwa gadis itu di culik seeorang saat berada si rumah sakit."
"Siapa?"
"Saya tidak tahu, tuan. Sepertinya dia memiliki para hacker handal untuk menutupi identitasnya. Dia bukan orang biasa, tuan."
"Pastikan keberadaan gadis itu dan aku mau secepatnya informasi itu berhasil di cari dan cari juga informasi tentang penculiknya!"
"Baik tuan."
Naruto menghela nafas. Kedua tangannya ditautkan dan menutupi sebagaian wajahnya. Ingatannya kembali saat dirinya masih remaja dan melakukan hal yang begitu memalukan sekaligus menjijikan. Ia akui dirinya bersalah karena melakukan hal itu kepada gadis manis yang begitu polos. Berita tentang sang gadis yang sudah meninggal karena depresi membuat Naruto semakin bersalah.
Tapi setelah sekian lama berlalu, ia merasa berita tentang sang gadis yang meninggal beberapa tahun yang lalu terasa janggal. Tidak ada satupun data yang berada dirumah sakit, tempat dimana sang gadis di kabar kan meninggal.
Naruto akhirnya memberanikan dirinya untuk mencari kebenaran tentang gadis itu. Dua minggu yang lalu, ia berhasil mendapat petunjuk. Tapi lagi lagi dia kurang cepat dan kembali kehilangan jejak gadis itu.
Naruto tidak akan menyerah. Sesulit apapun jejak gadis itu, dia akan mencarinya. Pria itu berharap gadis itu baik baik saja, dimanapun dia berada. Sejak kejadian itu, Naruto tidak bisa lagi melakukan hubungan seks dengan wanita lain. Karena saat dia akan melakukan itu dengan wanita lain, wajah gadis Hyuga yang menangis dan menjerit hadir di kepalanya dan membuatnya merasa frustasi.
Jika Naruto bertemu dengan gadis itu, pria itu berjanji akan menikahi gadis itu apapun yang terjadi. Dia akan mempertanggungjawabkan kesalahannya pada gadis itu.
*
Pria berambut dark blue itu kembali mengerang. Nafasnya memburu dan begitu panas. Kancing kemeja birunya terlepas dan memperlihatkan tubuh kekarnya. Celana panjangnya masih utuh namun sedikit melorot. Pria itu duduk di atas sofa dengan seorang gadis manis di pangkuannya.
Gadis berambut panjang itu mencengkeram rambut belakang pria itu dengan erat dan mendesah lirih. Ia menggoyangkan pinggulnya ke sana kemari berusaha mencari kenikmatan dari pria yang sedang memeluk erat tubuhnya. Sofa cokelat itu berderit dan tampak basah.
Mata bulan gadis itu sesekali menatap satu kotak penuh yang berisi cupcake yang tampak mengiurkan di samping sofa.
"Hah... Kau akan mendapatkannya setelah memuaskanku, Hinata. Goyang pinggul mu lebih keras." Ucap Sasuke sambil mendesah. Kedua tangannya mencengkram bokong padat Hinata dan menaik turunkan tubuh mungil itu untuk bergerak cepat.
"Benarcah?" Tanya Hinata ceria. Menatap wajah keringat Sasuke yang begitu tampan dan tampak menikmati gerakan Hinata.
"Yahh.. Ahh.. Kau bisa memakan semuanya.." Seru Sasuke. Wajahnya menunduk untuk mengecup leher jenjang gadis itu.
Mendengar ucapan pria itu membuat Hinata tampak senang, ia segera mengalungkan kedua tangannya di sekeliling leher pria itu dan mulai menaik turunkan tubuhnya.Sejak dua minggu lalu, lebih tepatnya sejak Sasuke membawa gadis itu ke mansion nya, Sasuke sering melakukan seks bersama Hinata.
Pertama kali saat melakukannya lagi, Hinata tampak tidak suka dan lebih suka memberontak membuat Sasuke kehabisan ide untuk membujuk gadis itu untuk memenuhi gairah nya. Tapi semua berubah saat Sasuke mengancam gadis itu dengan tidak akan memberinya makan jika gadis itu tidak menurutinya, membuat Hinata akhirnya menyerah dan mengikuti permainan pria itu.
Hinata tidak tahu kenapa pria itu senang sekali bermain kuda kudaan dengannya. Tapi lama kelamaan sensasi nikmat saat pria itu bermain dengan tubuhnya membuat gadis itu ikut menikmati. Pikirannya yang labil dan polos membuat Sasuke dengan tega memanfaatkan kepolosannya hanya untuk memenuhi gairah nya.
Sasuke melumat puncak dada gadis itu dan menyedotnya dengan keras. Hinata meringis kesakitan.
"Ughh.. C-cacu.. cacit.." lirih Hinata berusaha menjauhkan dada nya dari mulut Sasuke.
"Goyang pinggul mu, Hinata. Atau kau tidak mendapat kue mu, " ancam Sasuke.
Hinata mengerucut kan bibirnya dan menghentak pinggulnya secara sembarangan membuat Sasuke berteriak dan mendesah keras.
"Hinaca caphek Cacu.." Ucap Hinata. Ia menghentikan gerakannya dan akan bangkit dari posisi duduknya.
Tapi Sasuke segera menyambar pinggul basah Hinata dan menjatuhkan nya di atas sofa. Ia memasukan miliknya dari belakang tubuh gadis itu dan kembali menggenjot nya.
Hinata mendesah lirih.
"Sebentar lagi, Hinata.." nafas Sasuke begitu panas.
Pria itu segera melepaskan miliknya begitu merasakan klimaks nya. Menyemprotkan nya di punggung mungil gadis itu.
Hinata segera bangkit dari posisinya dan mengambil kotak berisi beberapa jenis cup cake. Mengambil salah satu dan memakannya dengan lahap. Sasuke menyandarkan punggungnya dan berusaha mengatur nafasnya yang memburu.
"Enakhh.." Ucap Hinata dengan rakus. Gadis itu tidak memperdulikan keadaan dan tempat sekitarnya yang begitu berantakan. Aroma khas percintaan menguar tajam, tapi tidak membuat Hinata menghentikan makannya.
Pria itu segera memeluk tubuh mungil itu dengan erat, menyembunyikan wajahnya di tengkuk gadis itu.
"Kau harus tidur, Hinata.." Ucap Sasuke dan melirik jam dinding yang menunjukan angka 11 malam. Sasuke membalikkan tubuh Hinata dan merapikan pakaian gadis itu kembali.
Hinata mengangguk dan masih asyik dengan makanannya. Sasuke menghela nafas melihat respon gadis itu, ia segera mengangkat tubuh mungil Hinata menuju kamar nya.
"Cuci tanganmu.." Sasuke menggelengkan kepalanya melihat Hinata yang mengulumkan jemarinya.
Hinata tertawa senang dan segera berlari menuju kamar mandi. Pria itu mengulas senyum melihat tingkah Hinata dan segera melepas seluruh pakaiannya, mengganti nya dengan celana boxer dan kaos tanpa lengan.
Hinata keluar dari kamar mandi dan melompat ke atas ranjang. Menyelimuti tubuh nya dengan selimut tebal.
Sasuke ikut tidur di atas ranjang. Memandangi wajah Hinata yang langsung tertidur lelap. Gadis itu selalu cepat tertidur dan mudah lapar. Sasuke menarik tubuh mungil itu dan memeluknya dengan erat. Mencium aroma tubuh Hinata dengan rakus. Entah kenapa gadis ini selalu membuatnya merasa nyaman.
Sasuke lah yang mengajari setiap kata kepada gadis itu. Cara berbicara, sopan santun dan lainnya. Hingga Hinata menjadi gadis penurut, tapi tetap saja gadis itu ingin mendapat imbalan. Dia persis seperti anak anak. Sasuke menghela nafas, tidak ingin memikirkan apapun.
"Oyasumi, Hinata..." Ucap Sasuke lembut.
*
1 JANUARI 2019.
SELASA.
Make a wish : Semoga Author bisa menjadi yang terbaik dan bisa mewujudkan sesuatu yang baik dan berguna.
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] BROKEN HEART
AcakAku diperkosa, lalu di buang keluargaku sendiri. Menyedihkan bukan? Aku hamil, dan tidak ada satupun yang menolongku. Aku gila, Karena mereka. Biarkan aku mati. Aku tidak bisa lagi hidup seperti ini * Aku menemukan dia. Tersenyum bodoh dan senang...