sore itu, changbin baru saja menyelesaikan kegiatannya untuk merapikan apartemen yang ia huni. dua hari berada dikampus dan tidur di sekretariat bem, membuat changbin lupa bahwa ia meninggalkan tempatnya dalam keadaan berantakan.
sebenarnya ia bisa saja pulang karena memang disana ia hanya menemani juyeon―sang ketua bem untuk membicarakan beberapa masalah internal organisasi mereka. tetap saja, masalah organisasi akan kalah dengan dengan juyeon yang membawa satu set play station ke sekretariat.
changbin adalah salah satu dari sekian mahasiswa yang merantau. ia berasal dari luar kota dan memutuskan untuk menyewa satu unit apartemen untuk dirinya sendiri. ia lebih senang tinggal di apartemen karena memang disini tidak ada peraturan, tidak seperti kost-kostan atau pun asrama.
pemuda itu meletakan kembali vaccum cleaner di lemari penyimpanan. berjalan kearah dapur dan menyeduh teh hangat. cuaca minggu sore itu cukup dingin, changbin bisa melihat awan gelap yang menyelimuti langit kota itu.
ting tong.
bel apartemennya berbunyi menandakan bahwa ada seseorang diluar sana. ia meletakkan gelasnya di meja ruang tengah, kemudian berjalan ke pintu masuk dan membukanya tanpa memastikan ada siapa diluar sana.
"surprise, motherfucker!"
"hella f-"
changbin bahkan belum sempat menyelesaikan umpatannya, namun sosok pemuda lain yang muncul secara tiba-tiba itu menyerobot masuk tanpa permisi.
"ngapain lo kesini?" tanya changbin, "eh itu teh punya gue, anjir."
sosok itu tersenyum, menampilkan senyum menyebalkan miliknya. sang tuan rumah masih berdiri di dekat pintu masuk, sedangkan si tamu sudah duduk di sofa sambil meminum teh yang beberapa saat lalu changbin buat―untuk dirinya sendiri.
dia lucas, teman satu sma changbin namun kini mereka berpisah karena perbedaan universitas. seingatnya, lucas juga berkuliah di universitas yang berada diluar kota, cukup jauh dari sini.
"gue masih ada libur seminggu, lumayan lah bisa liburan ke tempat lo." ucap lucas. ia meraih remote televisi yang berada di ujung sofa yang lain, sudah menganggap apartemen changbin seperti rumah sendiri.
"lo kesini naik apa coba? kan bisa kabarin gue dulu, gue gak ada apa-apa ini di apartemen."
"naik kereta, tadinya mau bawa mobil tapi gila aja males gue nyetir jauh."
"bentar, gue bawain dulu lo minum."
changbin beranjak dari duduknya, berjalan menuju dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman bersoda dan dua bungkus makanan ringan.
lucas dan changbin adalah teman satu klub ketika sma yaitu sepak bola. mereka dekat dari kelas sepuluh sampai menjelang kelulusan meskipun mereka satu tahun pun tidak pernah berada di kelas yang sama. ditambah kecintaan mereka pada musik, nilai tambah di ikatan mereka.
"gimana kuliah di arsitektur?" tanya changbin.
"not bad, meskipun awalnya gue pengen di geodesi tapi sekarang gue nikmatin aja," lucas meraih satu bungkus makanan ringan dan membukanya, "lo sendiri gimana?"
"karena dari dulu gue pengen di kedokteran gigi, ya gue jalaninnya enak. univ lo belum ospek?"
"belum katanya, lagian taun ini gue gak jadi panitia sih makanya gue ambil liburan."
changbin dan lucas memutuskan untuk bermain game bersama. sebelumnya changbin mengabari chanhee dan changmin, mereka juga teman satu sma dan berada di universitas yang sama dengan changbin hanya saja berbeda jurusan. menurut woojin, kapan lagi mereka bisa kumpul bersama tanpa direncanakan seperti ini.