11

10.2K 1.9K 538
                                    

felix kira, changbin tidak akan datang hari ini.

felix berspekulasi bahwa changbin seratus persen mengabaikan pesannya semalam dan tidak mau berurusan lagi dengan felix. nyatanya, kini changbin dengan penampilan all blacknya duduk dihadapan felix dengan satu gelas ice americano ditangannya.

"lo kenapa sih ngelamun mulu?" tanya changbin ketika melihat netra felix yang kosong dan memandang jauh kearah luar jendela di samping tempat duduk mereka.

"oi?" dirasa tak dapat sahutan, changbin melambaikan tangannya tepat dihadapan wajah felix, membuat felix terkejut.

felix mengusap tengkuknya, gugup diperhatikan oleh changbin dengan tatapan tajam dan datar, persis seperti ketika mereka pertemu untuk kali pertama. "hah gimana bang?"

"lo ngelamun terus, kenapa sih, lix?"

"nggak papa, bang. cuma lagi banyak pikiran aja."

changbin berdiri, membuat kernyitan yang ketara pada kedua alis milik felix.

"gue ada skill lab dulu, entar malem lo ke apartemen gue aja ya? ngobrolnya enak kalo berdua, disini rame."

"oh iya, oke bang. entar kabarin gue aja." jawab felix.

"alamatnya gue kirim nanti lewat chat," ia menyempatkan untuk mengusak pelan rambut milik felix. "gue duluan."

changbin melangkah pergi, meninggalkan felix yang tercenung sendirian di dalam cafe. felix merapikan kembali rambutnya yang sempat diacak oleh changbin, senyumnya cukup mengembang usai melihat changbin yang tampak baik-baik saja.

felix tidak beranjak dari sana, ia mengetik sesuatu pada ponselnya, mengirimkan pesan pada seseorang dengan senyum yang semakin mengembang.

――

changbin baru saja menyadari bahwa ponselnya tertinggal setelah ia sampai di depan laboratorium. sebenarnya waktu praktikumnya akan dimulai dalam waktu tiga puluh menit lagi. dan changbin memutuskan untuk kembali ke cafe menggunakan mobilnya, karena dirasa jarak dari kampus ke cafe tersebut tidak akan membuang waktu sepuluh menit.

changbin khawatir kalau felix tidak akan menyadari bahwa changbin meninggalkan ponselnya disana, itulah sebabnya ia harus kembali.

hanya saja, keputusannya berada disana entah benar atau tidak. changbin melihat meja yang semula diisi oleh dirinya dan felix, kini terisi oleh seorang pemuda asing yang sama sekali tidak changbin kenali.

ia lantas berjalan mundur sebelum felix menyadari kedatangannya kembali. ia pun bingung, entah harus merasa kesal pada siapa ketika pemuda asing itu mengusap kedua pipi felix dan felix membalasnya dengan senyum selembut sutera.

changbin kesal, dan tak tahu kenapa.

entah kenyataan karena melihat felix yang sedang bersama orang lain, atau jiwoo yang sudah kembali dan memulai perkuliahannya hari ini.

――

changbin dan jiwoo memutuskan untuk bertemu seusai changbin melaksanakan praktikum. dan saat itu jam sudah menunjukan pukul enam sore.

disana, di depan gedung tutorial, ada jiwoo yang tengah memeluk changbin dan menangis.

untung saja, suasana disana sepi dan tidak ada seorang pun yang lewat. karena mungkin orang-orang bisa saja menganggap changbin sudah berlaku yang tidak-tidak pada jiwoo, dilihat dari jiwoo yang mulai sesenggukan.

twin ; changlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang