"misi, kak changbin?"
changbin yang tengah berkutat dengan ponselnya mendongak, menemukan sepasang mahasiswa dan mahasiswi yang kini tengah berdiri dihadapannya.
"ini hyunjin sama chaewon?" tanya changbin.
yang laki-laki mengangguk, "iya, kak."
"sini, duduk dulu."
changbin mempersilahkan keduanya duduk. hening beberapa saat, sebelum hyunjin kembali membuka percakapan mengenai pertemuannya dengan changbin kali ini.
changbin adalah kepela departemen psdmo badan eksekutif mahasiswa di fakultas kedokteran. pamornya kian meningkat setelah ia diamanahi jabatan itu, serta kemarin merangkap sebagai koordinator komisi disiplin yang membuatnya semakin dikenal baik di kalangannya maupun di kalangan mahasiswa baru seperti hyunjin dan chaewon.
ospek fakultas kedokteran masih belum berakhir meskipun kegiatan perkuliahan sudah dimulai, bedanya tidak ada agenda seperti hari-hari sebelumnya yang mengharuskan mereka membawa perlengkapan dan lain sebagainya. sekitar beberapa bulan sampai menjelang malam keakraban, mereka masih dalam pengawasan panitia.
bakti sosial adalah salah satu kegiatan yang wajib mahasiswa baru lakukan. dengan catatan bahwa kegiatan ini dibentuk sendiri oleh mahasiswa baru, dengan bantuan panitia dan bem fakultas. dan yang cukup mencengangkan adalah terpilihnya hyunjin sebagai ketua pelaksana bakti sosial.
chaewon memang baru mengenal hyunjin kurang lebih lima jam, first impression untuk hyunjin cukup baik, ia tampan dan ramah terhadap siapapun. tapi, lima menit setelahnya, chaewon menarik ucapan itu. nyatanya, hyunjin adalah orang yang cukup absurd tapi sangat cocok untuk dijadikan teman.
hyunjin mulai berkonsultasi dengan changbin perihal bakti sosial yang akan dijalankannya sekitar satu bulan lagi, berbicara mengenai persiapan dan apa saja yang harus dilakukan.
"lo panitia juga?" merasa pertanyannya terlontar padanya, chaewon yang tengah sibuk meminum jus jambu kemasan menghentikan kegiatannya untuk sementara.
ia menggeleng pelan, "enggak, kak. ini gue nganter dia aja, katanya dia malu kalo ketemu kakak sendirian."
"eh, lo itu chaewon kembarannya felix?"
"hah, iya kak. kakak tau?"
"yang ribut itu kan? gue disana juga soalnya, cuma lupa-lupa inget wajah lo berdua."
chaewon tertawa, "kayaknya membekas banget kejadian pas gue ribut sama felix."
"emang? sampe anak-anak kelompok gue aja ngomongin elo berdua pas beres ospek, di grup sih gibahinnya, hahaha," hyunjin ikut menimpali.
"ngomong-ngomong, tadi pagi gue ketemu felix disini. eh sorenya malah ketemu kembarannya." changbin mulai membuka percakapan tentang kembaran chaewon, nyatanya sepasang mahasiswa baru dengan label kembar ini cukup menyita perhatian orang-orang, termasuk dirinya.
chaewon mengangguk pelan dengan kembali meminum jusnya, "felix juga tadi bilang. katanya kakak kasih permen ya ke dia? bagus, kak. biar dia gak ngerokok mulu."
"loh, felix ngerokok?" kini giliran hyunjin yang bertanya, chaewon kembali mengangguk. "ngerokok, gak parah banget sih. cuma ya tetep aja gue gemes liatnya."
"gue kira felix anaknya kalem gitu sih kayak si seungmin, eh brutal juga ya ternyata."
"kan gue udah bilang tadi kelakuan dia tuh ddb, diem-diem brengsek."
sore itu, setelah perbincangan mengenai bakti sosial berakhir, obrolan dilanjutkan dengan chaewon yang menceritakan tentang bagaimana cerita sederhana antara si kembar felix dan chaewon.