felix dan chaewon tidur terlentang di karpet ruang keluarga. hari minggu seperti ini memang cocok dipakai untuk bermalas-malasan. terlebih gerimis diluar sana membuat mereka berdua semakin malas untuk sekedar beranjak.
animasi kartun yang ada di televisi sudah berubah menjadi siaran berita, membuat kedua insan itu semakin bosan.
yang lebih muda bangkit dari posisinya, kemudian punggungnya ia sandarkan di kaki sofa.
"lix, laper." keluh chaewon, jemarinya iseng menarik-narik ujung baju felix, membuat felix yang hampir tertidur merasa terganggu.
"gue juga laper, chae. ini gue tidur biar lupa kalo gue lagi laper. lo mending tidur juga deh."
chaewon semakin merengut, kemudian menarik rambut felix sampai kepalanya terangkat. felix yang semula mengantuk kini matanya kembali terjaga.
keduanya hening, sementara hujan diluar sana semakin deras. udara berubah menjadi dingin, membuat mereka yang semula berada diatas karpet langsung berdiri dan duduk di sofa.
"kenapa lo gak minta tolong sunwoo aja sih? dia kan bisa pake mobil buat anterin lo makanan, jadinya gak kehujanan." usul felix.
"lo pinter juga. tapi kan sunwoo lagi keluar kota, jadi percuma." jawab chaewon dengan lemas. "lagian mama papa ninggalin kita tanpa uang, mana semua kendaraan kuncinya kebawa sama mereka. pinter banget."
"gitu-gitu juga mereka bokap nyokap lo." jawab felix.
"bokap nyokap lo juga lah, bego."
kini posisi mereka berubah, dengan kepala chaewon yang tidur diatas paha milik felix. sesekali felix mencubiti pipi chaewon, atau menepuk-nepuk pelan keningnya, untung saja chaewon tidak merasa terganggu.
"kenapa gak minta tolong kak changbin? pasti mau, diem-diem kan dia jadi bucin kalo sama lo."
"gak deh, lagi gak mau ketemu dulu sama dia."
"heh, lo kenapa lagi sama kak changbin?" tanya chaewon menuntut, kemudian bangun dari posisinya dan duduk menghadap felix.
felix hanya menggeleng pelan, "gak apa-apa. gue cuma butuh waktu buat sendiri dulu, biar dia juga mikir deketin gue karena emang suka atau cuma pelampiasan."
"lo diemin dia udah berapa hari?"
"dua minggu."
chaewon memukul keras kepala felix.
"anjing, kok gue dipukul?" protes felix, ia mengelus kepalanya, pukulan chaewon membuat kepalanya pening.
"biar otak lo jalan lagi, biar mikir." jawab chaewon ketus.
namun setelahnya chaewon turut membantu mengusap pelan kepala felix, kemudian tertawa melihat ekspresi felix yang kini terlihat lucu di matanya.
"jangan didiemin, kalian tuh perlu bicara." ucap chaewon, jemarinya kini bermain di rambut felix. "kak changbin tuh beneran suka sama lo, percaya deh. kalo lo diemin, dan dia capek dan gak mau deket sama lo lagi gimana?"
felix hanya diam, mendengarkan chaewon yang berbicara. ketika seperti ini, chaewon terlihat berlipat-lipat lebih dewasa daripada dirinya.
"both of you are whipped for each other. gue yakin kok, kak changbin gak akan sebrengsek junkyu. gimana cara dia perlakuin lo, dia pasti sayang banget sama lo."
"sini peluk gue." felix merentangkan tangannya. dengan cengiran, chaewon kemudian masuk kedalam pelukan felix, menyamankan dirinya disana.
"gue gak tau pernah ngomong gini atau belum, chae, gue sayang banget sama lo." ujar felix.