siang itu, hyunjin bertugas untuk menemani si kembar makan siang.
sebenarnya, dari awal hanya hyunjin dan chaewon yang berniat untuk makan siang. dan ketika chaewon harus pulang terlebih dahulu untuk mengambil buku, ia tidak sengaja menemukan felix yang tengah tergeletak tidur di ruang tengah. yang kemudian ia ajak paksa untuk ikut makan siang.
felix merengut sepanjang perjalanan ke restoran, dengan alasan mengantuk karena sepanjang malam ia tidak tidur akibat deadline tugas yang mencekik.
"manyun mulu, lix. nih, carbonara buat lo."
felix bahkan tidak menyadari ketika seorang pelayan datang dengan satu nampan makanan pesanan mereka. sampai hyunjin yang harus meletakkan kembali satu piring berisi spaghetti kehadapan felix dengan senyumnya yang menyebalkan.
"apaan sih lo, nyengir mulu." cibir felix.
"lagian keliatan banget sih lo bangun tidurnya. itu rambut udah kayak sarang burung aja." komentar hyunjin.
felix meringis saat menyadarinya, lantas sedikit merapikan rambutnya yang memang terasa berantakan.
mini restoran bertema italia siang itu cukup ramai, meja dan kursi disana hampir penuh. jarak restoran ini dari kampus memang cukup jauh, namun chaewon sudah lama ingin mampir karena menurut orang-orang restoran ini menyajikan makanan yang enak dengan harga mahasiswa.
"nanti jam tiga kita balik lagi ke kampus ya, lix. masih ada kelas." ujar chaewon.
felix menolehkan kepalanya pada jam yang berada diatas meja kasir, jam baru menunjukkan pukul satu lebih lima belas.
"nanti gue balik gimana dong kalo kalian ke kampus?" sungut felix.
"tenang, anjir. kita anterin dulu lo ke rumah sebelum ke kampus." jawab hyunjin.
felix mendelik kemudian melanjutkan kembali acara makannya. moodnya sebenarnya dalam keadaan baik, hanya saja felix yang mengantuk membuatnya terlihat sedikit lebih galak dari biasanya.
akhirnya mereka bertiga larut dalam berbagai obrolan. menjadi pengunjung yang paling berisik karena hyunjin mulai berbicara dengan selingan lawakan didalamnya.
felix dan chaewon tentu saja terhibur.
"eh, liat deh cowok lucu yang lagi sendirian di meja sana." hyunjin menunjuk seseorang dengan dagunya, membuat felix dan chaewon mengikuti arah pandangnya.
disana ada seorang pemuda duduk dan sedang menatap jalanan, felix yakin bahwa mereka satu kampus karena pemuda itu memakai jas almamater universitasnya.
"kenapa dia?" tanya chaewon.
"lucu aja dia, hehe. kalo sepuluh menit lagi dia gak ada yang nyamperin, gue samperin nih ya. yang cakep gak boleh dianggurin."
felix dan chaewon otomatis menggulung tissue kemudian melemparkannya pada hyunjin, dan hanya dibalas tawa oleh hyunjin.
"ya siapa sih yang bakal nolak pesona gue. ganteng gini." ujarnya percaya diri.
okay, felix mengakui bahwa hyunjin memanglah sangat tampan, dan rapih. dengan kemeja berwarna baby blue dan celana kain putih bersih. felix menatapnya penuh iri.
"ah, sial. udah punya pawang kayaknya." ujar hyunjin.
pandangan mereka otomatis kembali pada pemuda itu, ditambah dengan kehadiran pemuda lain yang duduk dihadapannya. mereka bersiul penuh godaan ketika pemuda yang lebih tinggi mencium pelipis pemuda lucu yang hyunjin maksud.
"ganteng itu cowoknya, keliatan orang kaya. pakaiannya mahal, tuh."
"emang. junkyu kan apapun yang dipake pasti branded." jawab felix.