9

10.4K 2K 177
                                    

"bin anying, yang bener aja lu?!"

hampir saja changbin menjatuhkan laptop yang sedang dipangkunya ke lantai. malam itu, hujan deras disertai dengan gemuruh petir menemani changbin yang tengah mengerjakan tugas.

dan tiba-tiba, sosok lain datang tanpa salam dan tanpa pemberitahuan. membuat changbin yang tengah menikmati waktu sendiri menjadi was-was atas kedatangannya.

"lo dateng salam kek, apa kek. ini udah main nyelonong masuk, teriak-teriak lagi?" tegur changbin. ia memutuskan untuk mematikan sejenak laptopnya dan tertegun ketika melihat penampilan orang itu.

"ho anjir, gue tau diluar hujan tapi gak lo pake sampe kesini juga jas hujannya lah geblek? basah itu lantai gue!"

minho―sosok lain yang baru datang ke kediaman changbin, hanya tertawa pelan tanpa merasa bersalah. "sorry, sorry. tadi parkiran lo sepi banget jadinya gue langsung lari kesini."

"cupu lo."

minho langsung berjalan kearah kamar mandi, lantas membuka jas hujannya dan menggantungnya disana. sedangkan changbin berjalan kearah dapur, meraih dua buah cangkir dan menyeduh kopi untuk mereka berdua.

hal seperti ini sudah sering terjadi. tidak aneh ketika minho tiba-tiba masuk ke apartemen changbin. minho adalah satu-satunya teman seperjuangan changbin yang ia percayakan untuk diberikan pin apartemennya.

changbin dan minho adalah teman satu angkatan. selain itu mereka sudah bersama dari sejak mahasiswa baru dan tetap dekat sampai sekarang. mereka sama-sama memiliki jiwa struggle yang kuat. terlebih mereka sering dipertemukan di acara-acara atau kegiatan tingkat universitas.

"bin, ini yang usernamenya changbinfn apa-apaan ya 10 minutes ago ngepost foto berdua terus ngetag felixpra.j? lagi deketin dia ya lo?"

changbin dan minho kini berada di ruang televisi, menonton siaran yang menampilkan berita selama dua puluh empat jam. changbin menyeruput kopinya pelan, jarinya mengapit satu batang rokok. begitu pula dengan minho.

"ya dia kan temen gue? terus kenapa?" changbin balik bertanya.

"jujur dulu, bin. lo deketin dia atau enggak?"

"ya emang kenapa?"

"abis ngasih permen pas di kantin fk gue ketinggalan apa, njir? udah lama kan itu?"

"urusan sama lo apa, nyet?"

minho menyikut pelan lengan changbin, tangannya meraba keatas meja untuk menggapai kotak berisi rokok. ia menyalakan rokok keduanya malam ini.

"enggak sih, gue dukung aja kalo gitu. biar lo gak kesepian lagi."

setelahnya hening yang menyelimuti. baik changbin maupun minho tak ada yang kembali angkat bicara. yang terdengar hanyalah suara saling bersahut-sahutan dari presenter berita di televisi.

changbin tidak bodoh untuk menyadari kemana arah pembicaraan minho. pertemanan mereka akan menginjak tahun ketiga, baik minho maupun changbin sudah mengatahui rahasia-rahasia apa saja yang ada diantara mereka.

"udah hampir enam bulan lo digantung. even dia emang cewek pilihan lo, tapi kalo dia nya malah ninggalin lo, lo lepas aja. yang lain masih banyak, bro."

changbin masih saja bergeming. tanpa sadar tangannya mengepal ketika kalimat yang terlontar dari mulut minho terasa sakit meremat dada bagian kirinya.

"gue gak tau, ho. gue tunggu dia balik dari program penelitiannya. baru gue kasih keputusan bakal gimana sama dia kedepannya. gue gak mau bikin keputusan sendiri." ujar changbin.

twin ; changlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang