"adek!"
felix menoleh pada changbin yang baru saja datang dan tiba-tiba duduk disampingnya.
"apaan?" jawabnya malas.
"dih, geer. orang gue manggil chaewon juga."
tawa menyebalkan dari changbin membuat felix ingin sekali menarik rambut changbin. siang itu felix tengah menemui chaewon di kantin fakultas kedokteran, memberikan pengaduan kepada adiknya bahwa hari ini ia merasa sangat kacau.
"kak changbin jangan bikin felix emosi deh. dia lagi galak tau hari ini." ujar chaewon sambil menyeruput pelan minumannya.
changbin mengangguk paham. ia bisa melihat wajah masam felix yang kini tertunduk sambil memainkan ponselnya. beberapa menit setelahnya ia membanting ponselnya, membuat dua orang lain yang ada disana tersentak kaget.
"anjing banget sih orang-orang bem. mereka yang organisir acara, gue cuma jalanin acara, tapi merekanya yang gak becus." felix ingin sekali menggebrak meja jika tidak ingat suasana kantin saat itu sedang ramai.
satu poin penting yang bisa changbin dapat adalah felix tengah kesal dengan kegiatan yang kini tengah ia pegang.
"makan di mc*d mau gak, lix? hyunjin ngajak kesana, tapi sama sunwoo juga sih. kak changbin ikut yuk?" tawar chaewon.
changbin mengangguk, tidak ada salahnya ia menerima ajakan dari adik tingkatnya. sementara felix berdecak kesal sebelum mengiyakan, sepertinya mood-nya memang sangat buruk hari ini.
――
"felix diem mulu, tumben."
hyunjin melirik kecil pada felix yang kini tengah duduk dan hanya berfokus pada burger yang berada ditangannya. hyunjin mendesah kecewa ketika perkataannya sama sekali tidak felix gubris.
"lagi kesel dia, jangan diganggu kalo lo masih sayang nyawa." ujar chaewon.
hyunjin mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. tidak lagi mencoba untuk mengajak felix untuk membuka obrolan, dan kini hyunjin malah sibuk dengan changbin.
changbin, sesekali melirik khawatir pada felix. changbin tahu bahwa suasana hati felix sedang tidak bagus, dan ini pertama kalinya ia melihat felix yang seperti ini.
"yeji?"
iseng melirik kearah kanan, fokus felix berpindah pada meja disampingnya. ada seorang mahasiswi yang tengah menikmati makanannya sendirian. wanita cantik itu menoleh, memberikan senyuman khasnya ketika felix memanggil.
"hai, felix."
changbin menatap felix dengan raut yang sulit dibaca. bagaimana felix bisa kembali tersenyum dengan kehadiran seorang gadis asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat, dan changbin bisa melihat keantusiasan dari matanya.
dan seisi meja mengernyit ketika melihat felix meraih nampannya, pemuda itu berdiri kemudian berjalan kearah meja yeji. yeji mendongak ketika felix menghampirinya.
"lo sendirian kan? gue temenin ya." ujarnya ramah kemudian menyimpan nampannya dan duduk disamping yeji.
chaewon yang awalnya memang sudah tidak menyukai yeji, mencibir lucu dan mengadu pada sunwoo sambil berbisik. lengannya ia lipat di depan dada saat melihat felix dan yeji yang tengah mengobrol. chaewon bisa melihat semburat merah muda di pipi yeji, ia tahu bahwa gadis itu kini tengah salah tingkah.
sementara hyunjin diam-diam melirik changbin, ia bisa melihat tatapan datarnya yang menuju langsung kearah felix. tak ada ekspresi yang ditunjukan changbin, namun hyunjin bisa melihat kemarahan dari dalam matanya. hanya saja hyunjin tidak ingin berpikir terlalu jauh, changbin adalah pria yang sulit ditebak jalan pikirannya.