19

10.9K 1.8K 303
                                    

changbin mengikuti langkah felix yang kini memasuki sebuah rumah yang cukup besar.

setelah pertemuan mereka di minimarket, dan ucapan asal changbin yang ingin menjenguk chaewon, akhirnya kini ia berada di rumah milik keluarga felix.

bangunan berlantai dua itu memiliki kesan yang hangat. bangunannya di dominasi warna baby blue, meninggalkan kesan yang unik dan lucu bagi siapapun yang melihatnya.

kaki changbin melangkah mengikuti milik si tuan rumah. maniknya menelaah isi rumah milik felix. isinya tampak rapi dan tertata, terlihat bahwa pemilik dari rumah ini sangat teliti dalam masalah desain interior.

changbin dipersilahkan duduk di ruang tamu. sedangkan felix melangkah menuju dapur untuk menyimpan hasil belanjaannya, dan kembali dengan dua cangkir berisi air teh hangat yang ia genggam di masing-masing tangannya.

"chaewon ada diatas, kak. katanya mau liat dia?" tanya felix. ia duduk disamping changbin, kemudian memberikan satu cangkirnya kepada pemuda itu.

"sebenernya gue iseng doang mau jenguk dia, tapi lo malah beneran ajakin gue kesini."

"gak apa-apa sih, kak. sekalian lo main ke rumah gue." jawab felix dengan santai, kemudian ia menyimpan cangkirnya diatas meja. "ayo keatas."

changbin tak banyak bicara dan mengikuti langkah kecil felix yang mulai menaiki tangga.

sebelumnya changbin memang tak seniat itu untuk menjenguk chaewon. terlebih ajakannya terlalu mendadak, tapi nyatanya changbin tidak menolak sama sekali.

pintu kamar chaewon dibuka, dan terlihat disana ada chaewon yang masih berbaring dan sunwoo yang tengah duduk di pinggiran kasur.

"udah baikan?" tanya felix pada chaewon. sunwoo memberi ruang untuk felix dan akhirnya felix ikut duduk di pinggiran kasur.

chaewon hanya mengangguk pelan, wajahnya sudah tidak sepucat sebelumnya.

"demamnya udah mulai turun, lix." jelas sunwoo pada felix.

telapak tangan felix terulur kemudian ia menempelkannya di dahi chaewon. dan bernapas lega ketika ia merasakan bahwa suhu tubuh chaewon sudah tidak setinggi sebelumnya.

"ngomong-ngomong, gue gak kaget lo bawa kak changbin kesini." suara parau chaewon terdengar, ia tertawa kecil melihat satu sosok selain kakaknya yang kini tengah berada di belakang punggung felix.

sunwoo yang sedari tadi tidak menyadari kehadiran changbin kemudian berdiri dan menyapa changbin, bersalaman dan berbasa-basi.

"orang cerewet kayak lo bisa sakit juga." changbin berucap dengan nada mengejek, chaewon mencibir mendengarnya.

"tapi, sorry, gue gak bawa apa-apa. cepet sembuh, chae." lanjutnya dengan tulus. kemudian ia memberikan acungan jempol pada chaewon dan dibalas dengan kekehan oleh gadis itu.

dan akhirnya mereka berempat terlarut dalam sebuah obrolan, meskipun chaewon tak bisa merespon banyak dan memutuskan untuk menjadi pendengar.

sunwoo lebih banyak berbicara saat itu, dan changbin yang penasaran entah karena apa memancingnya dengan obrolan mengenai junkyu, teman satu fakultas sunwoo sekaligus mantan kekasih felix.

"gue ngerokok dulu ya ke belakang. kalian ngobrol aja." felix menjentikkan jarinya kemudian melangkah menjauh dari kamar chaewon. langkah kakinya terdengar menuruni tangga, dan keadaan kamar chaewon hening sampai langkah kaki felix tak terdengar lagi.

"kak changbin sih, sebut-sebut nama junkyu. dia tuh masih bete tau." chaewon mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian memukul lengan changbin.

"gue kan cuma nanya random, astaga. gue gak maksud buat bikin dia jadi bete." jawab changbin tak enak hati.

twin ; changlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang