6

12.1K 2.1K 199
                                    

tidak ada yang spesial dari hari-hari felix setelahnya. rutinitas barunya kini adalah tidak jauh dari kuliah, pulang, makan dan tidur. semester awal bukanlah semester yang sibuk, pembedanya hanyalah kegiatan-kegiatan seputar mahasiswa baru.

felix baru saja selesai melakukan pertemuan antara mahasiswa baru jurusan manajemen bisnis dan panitia pelaksana malam keakraban. malam keakraban jurusannya akan diadakan sekitar satu bulan lagi. meskipun satu bulan adalah waktu yang cukup lama, namun felix berniat akan mempersiapkan keperluannya di mulai dari sekarang.

felix memparkirkan mobilnya di depan sebuah kedai eskrim. hari ini ia memutuskan untuk mendinginkan kepalanya sejenak, menikmati sensasi sejuk dan manis menyapa ke indera penyecap.

"hai, boleh duduk disini?"

ia baru saja akan menyantap satu sendok eskrim rasa vanilla miliknya, sebelum suara lain menyapa pendengarannya.

"eh, bang changbin. boleh, boleh."

felix bisa melihat changbin yang sekarang tengah duduk di depannya. ia bisa menebak bahwa changbin baru saja selesai dengan kuliahnya. buku-buku tebal yang salah satunya tengah changbin baca cukup menarik perhatian felix.

"bukunya tebel-tebel banget," changbin menoleh ketika felix membuka percakapan. changbin menyimpan bukunya diatas kursi yang kosong.

"sodara lo juga entar bukunya pasti kayak gini." jawab changbin.

pesanan changbin baru saja tiba. satu gelas eskrim green tea tersaji dihadapan changbin. felix terkekeh pelan.

"by the way, kok gue gak nyangka ketemu abang disini. tempat kayak gini kan gak cocok buat tongkrongan anak cowok." ujar felix.

"lo juga cowok tapi nongkrongnya disini?"

"enak sih bang, tempatnya. adem gitu. chaewon kalo lagi pundung dibawa ke tempat ini pasti langsung jinak."

"bener, tempatnya enak. gue kalo lagi enek sama kuliah, atau mau belajar, datengnya pasti kesini." changbin tertawa pelan dan diikuti oleh felix.

felix iseng menuntun salah satu tangannya untuk membawa satu dari keempat buku yang changbin bawa. buku itu berjudul 'anatomi untuk kedokteran gigi'. satu persatu halaman ia buka, isinya hanya anatomi tubuh manusia yang dikhususkan hanya pada bagian kepala dan leher. sedangkan changbin yang awalnya sibuk dengan ponselnya, kini beralih untuk melihat kearah felix.

changbin tertawa. melihat felix dengan muka serius seperti ini cukup membuatnya mengulas tawa terus menerus.

"serius amat bacanya? sebenernya ini buku-buku dasar sih, tadi adek tingkat gue ada yang mau minjem terus janjian disini, eh dia nya gak bisa jadi kayaknya harus gue bawa balik lagi."

felix mengangguk samar, ia kembali membaca buku itu. nyatanya, halaman-halam kertas berisikan beberapa gambar itu cukup membuatnya sibuk dan mengabaikan kehadiran changbin.

beberapa saat setelahnya felix menutup buku itu pelan, wajahnya tampak kusut lalu kepalanya menggeleng-geleng. changbin menatapnya bingung.

"kenapa lo?"

"gue sempet kepikiran sih kemarin buat masuk kedokteran biar samaan kayak si chaewon, tapi pas baca buku lo aja kayaknya gue udah pusing duluan." ujar felix, mulutnya kembali sibuk menyantap eskrimnya yang sudah mulai meleleh.

changbin kembali terkekeh, manik kelamnya ia fokuskan untuk menatap sosok dihadapannya yang baru ia sadari ternyata warna rambutnya sudah berubah. terlihat lebih lembut dari yang sebelumnya.

"tiap program studi kan punya kemudahan sama kesulitannya masing-masing, gue aja kalo disuruh baca buku jurusan lo bingung kali?" kalimat yang terlontar dari mulut changbin memancing tawa milik felix.

twin ; changlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang