felix kembali ke kediamannya sekitar pukul delapan malam. ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, bahkan ia melewati sapaan mama papanya yang tengah berada di ruang keluarga.
di dalam kamar mandi pun ia melamun. memegangi dada sebelah kirinya dibawah guyuran shower berisi air hangat. semuanya terasa sangat berlebihan tapi sebelumnya ia tidak pernah merasa seperti ini.
felix tidak pernah jatuh cinta, pada siapapun.
yang pernah ia rasakan hanyalah menyukai orang karena rasa penasaran. felix bahkan tak pernah berdebar ketika kala itu ia mencium orang lain, bahkan ketika gadis super cantik bernama yeji yang selalu mengikutinya ketika ospek kala itu pun tidak bisa membuatnya seresah ini.
"goblok anjir, bang changbin. besok-besok kalo ketemu gue tonjok aja." geramnya sambil memukul-mukul tetesan air yang masih turun, menganggap bayangan changbin ada disana.
――
setelah menyelesaikan mandi dan berpakaian lengkap, felix memutuskan untuk turun ke bawah yaitu ke ruang keluarga―kamarnya berada di lantai dua rumah. felix menghampiri kedua orang tuanya, duduk diatas karpet dan menyandarkan punggungnya di sofa yang tengah mereka duduki.
mama felix mengusap surai anaknya pelan, "kenapa sih, lix? pulang-pulang kok suram? ada masalah di kampus?" tanyanya lembut.
"chaewon mana ma?" bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan sang mama, felix balas bertanya.
"pas kamu pulang dia baru aja berangkat, katanya mau nonton sama temen cowoknya." jawab mamanya santai dan masih mengusap lembut rambut milik felix. sedangkan felix langsung menegakkan badannya, duduk dan menghadap mamanya.
"temen cowok chaewon yang mana, ma? si hyunjin? jam sembilan loh ini, kok di ijinin." serbu felix.
"bukan, bukan hyunjin. keliatannya dia baik, anaknya aja tadi langsung minta ijin ke papa kamu."
felix bersedekap dada, ia merasa kesal entah karena apa. entah pada kedua orang tuanya yang mengijinkan chaewon pergi tanpanya, atau karena melihat chaewon yang mulai dekat dengan orang lain selain dirinya.
selama satu bulan perkuliahan, felix mengetahui beberapa teman dekat chaewon. seperti hyunjin, guanlin, olivia atau yuri. dan dari keempat teman dekat chaewon, gadis itu lebih sering menghabiskan waktunya dengan hyunjin. tak jarang felix pun berada ditengah-tengah mereka, membuatnya cukup dekat juga dengan hyunjin.
"kamu sendiri kapan punya pacar, lix? anak temen-temen papa aja yang masih sma udah punya pacar, loh." goda papanya.
"apaan sih, pa. alay tau gak pacar-pacaran." kesal felix.
"kamu tuh daripada keluyuran gak jelas, pergi-pergi ke bar segala. emang harus dicariin pacar biar gak macem-macem."
"k-kok papa tau?" felix bertanya dengan nada kaget sekaligus gugup.
sang kepala keluarga mengendikkan bahunya acuh, menutup buku yang sedang dibacanya dan memukulkannya ke kepala felix.
"adaw, pa! kok felixnya dipukul?!"
"awas aja kamu sampai ketauan gitu lagi, papa sita mobil kamu. biar naik angkot aja kamu kuliahnya."
"berarti kalo gak ketauan biarin kan pa?" felix tertawa kemudian beranjak dari sana, berlari naik ke atas tangga menuju kamarnya untuk menghindari sang papa.