Akan ada matahari setelah mendungnya awan, dan akan ada saatnya sebuah hubungan memiliki permasalahan, akan ada saatnya pelangi datang setelah hujan, hujan yang tahu perasaan seseorang oleh karena itu ia datang, maka saat itulah ada seseorang yang lebih pantas untuk di dapatkan.
.
.
.
.Jgn lupa follow trs, follow juga IG aku nama akunnya sama kok^^.
Budidayakan vote setelah baca.
Happy enjoy^^
"Nik lo pulang sama siapa?"
"Mungkin sama Aril kali."
"Oke, gue duluan ya."
"Gue juga Nik, ga papa kan gue tinggal buat latihan eskul?"
Ika menatap Ninik tak enak, pasalnya Ninik ini sendirian menunggu Aril, juga firasat Ika tak enak tentang Ninik.
"Eh dugong! Biasa juga lo ngacir duluan, sok kasian juga lo!"
Ika mencibir mendengar ucapan Gina yang memang menohok hati, tapi Ika sudah kebal sama omongannya Gina yang super duper pedesnya ngalahin levelnya mie seblaknya Bunda yang ada di kantin sekolahnya, kenapa bisa di panggil Bunda? Karena semua siswa/i di SMA Budiarti ini memang sering memanggilnya dengan sebutan Bunda, walau nama aslinya itu Bu Erna, tapi semua anak sekolahnya ini lebih sering manggil Bunda, entah apa alasannya Ika tak tau.
"Yee berisik lo mak lampir! Gue kan sebagai sahabat yang baik, gue juga ngga enak kali ninggalin Ninik sendirian buat nungguin Aril yang entah dateng apa ngga."
Gina mendelik tak suka ke arah Ika.
"Ck, biasa juga lo langsung nyelonong aja kek tuyul."
"Gue juga masih punya hati kali, ngga kaya lo. Lagian firasat gue tuh ngga enak, ngga tau bener apa ngganya sih. Tapi menurut gue tuh Aril ngga bakal dateng deh Nik buat pulang bareng sama lo."
Ika menatap Ninik serius seolah-olah firasatnya itu bener, tapi bener juga sih kan buat jaga-jaga aja.
Gina menoyor kening Ika menggunakan telunjuknya.
"Sok serius tau ngga muka lo."
Ika mendengus kasar, mengusap-usap keningnya yang terkena toyoran dari Gina.
"Udah kali, gue tuh pusing tau ngga dengerin kalian berantem." Seru Ninik jengah melihat tingkah kedua sahabatnya.
Ika hanya cengengesan tanpa dosa, sedangkan Gina melengos pelan.
"Lagian, Aril juga udah ngomong juga ke gue kalo mau pulang bareng." Lanjut Ninik.
"Ya udah gue duluan."
Ninik hanya mengangguk mengiyakan ucapan Gina.
"Gue juga Nik, ya gue sih cuman ngasih tau lo aja sih. Tapi ngga usah di pikirin ya."
Ninik tersenyum menanggapi ucapan Ika, dan balas melambai ketika Ika melambai padanya.
Ninik menghembuskan nafas pelan, mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelasnya yang memang sudah sepi hanya tersisa dirinya saja di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Sakit [ E N D ]
Teen FictionSeberapa sakitnya kau menyakitiku, seberapa sakitnya kau mengkhianatiku, seberapa sakitnya aku yang masih tetap bertahan di sampingmu. Sakit bukan, sangat sakit. Aku sudah terlanjur sakit untuk memberimu kesempatan kedua.- . . . E N D