Mungkin emang baru awal, tapi aku yakin di setiap perawalan pasti ada akhirannya.-
.
.
.
.Happy enjoy^^
Ninik Nuraida, itu namanya.
Seorang gadis remaja yang kini duduk di kelas 10 IPA 2 di SMA Budiarti, sudah menghembuskan nafasnya gusar entah berapa kali.Entah apa yang di pikirkan gadis itu, yang jelas kini dia sedang berada si titik kebimbangannya.
"Ck, gini ya yang namanya pacaran. Status punya pacar, tapi berasa ngga punya pacar." Gerutunya.
Sesampainya di kelas, Ninik berjalan ke arah dimana dia duduk dengan lemas. Sungguh, hari ini entah mengapa moodnya sedang jelek.
"Woi Nik, lo kenapa sih? Gue perhatiin lo dari tadi kayanya lemes benget." Seru Ika melihat temannya iba.
"Ngga, lagi bad mood aja." Ucapnya malas
"Woi Nik, ada yang nyariin noh." Seru Ika yang sedang di ambang pintu.
Ninik hanya menatapnya malas dan menjawab
"Siapa?" Ucapnya dengan lesu."Liat aja sendiri, gue mau ke kantin bye." Seru Ika yang sudah melenggang pergi ke kantin.
Beranjak dari duduknya yang sebenarnya dia tak ingin yang katanya sudah Pw.
"Siapa yang nyariin gue?" Ucapnya yang masih belum sadar bahwa yang mencarinya adalah pacarnya sendiri Aril.
"Gue yang nyariin." Jawab Aril santai.
"Lah, ngapain lo di sini. Salah kelas kali lo, atau lo lupa kelas lo dimana?" Protes Ninik ketika sadar bahwa yang mencarinya itu Aril Firmansyah pacarnya.
"Ngga kok, gue ngga salah kelas." Jawabnya masih santai
"Lah, terus lo ngapain disini?" Tanya Ninik masih tak mengerti.
"Ya gue mau ketemu sama lo lah, terus gue mau ketemu sama siapa lagi?" Jawabnya dengan kekehan kecil.
"Ooh, mau ngapain?" Ucap Ninik
"Gue mau ngomong sama lo, lo ngerasa bosen ya pacaran sama gue?" Tanya Aril tiba-tiba membuat Ninik melotot tak terima.
"Siapa bilang gue bosen? Gue ngga pernah ngomong gitu kok." Tegas Ninik menatap Aril dengan serius begitu juga sebaliknya.
"Iya gue tau lo ngga pernah ngomong kaya gitu, tapi hati lo yang ngomong kaya gitu." Terang Aril
"Ngga kok, gue ngga pernah ngomong gitu." Sergah Ninik cepat, tak trima pacarnya berkata seperti itu seolah-olah hubungannya akan berakhir.
"Kalo lo bosen, ngomong aja ngga usah di pendem. Gue siap kok nerima kosekuensinya." Ucap Aril masih dengan topik yang sama.
"Lo kenapa sih? Aneh banget, tiba-tiba ngomong kaya gitu. Seolah hubungan lo sama gue bakal berakhir." Ucap Ninik tak paham dengan ucapan pacarnya itu.
"Ngga papa, gue ngerasa kita jarang aja bareng-bareng. Gue terlalu sibuk sama eskul gue buat pertandingan nanti." Jelas Aril masih memandang Ninik dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Sakit [ E N D ]
Ficțiune adolescențiSeberapa sakitnya kau menyakitiku, seberapa sakitnya kau mengkhianatiku, seberapa sakitnya aku yang masih tetap bertahan di sampingmu. Sakit bukan, sangat sakit. Aku sudah terlanjur sakit untuk memberimu kesempatan kedua.- . . . E N D