Salah ngga si? Jika rasa yang dulu pernah ada, lama-lama perlahan menghilang begitu saja seiring berjalannya waktu.
.
.
.
.Happy reading^^
"Eh Nik. Lo ngga mau pesen gitu? Masa cuma duduk doang." Ucap Gina tiba-tiba membuat Ninik menoleh kearahnya dan berhenti berbicara dengan Adrian yang juga memandang Gina.
Gina melirik Adrian, memberi kode ke arah belakangnya. Dimana di depan sana, dekat pintu masuk kantin ada Aril juga Siska.
Adrian mengernyit bingung, Gina masih berusaha memberi kode dengan lirikan matanya, membuat Ninik bingung.
"Apa si? Kok lirik-lirikan gitu?" Ucap Ninik bingung.
Whattsup
Gina: Eh bego, di ujung sana ada Aril sama Siska anjir.
Adrian yang membaca pesannya pun berusaha mencerna kata-kata Gina, ia masih belum mengerti sampai ia tersadar, dirinya langsung mengetikkan balasan untuk Gina.
Whattsup
Adrian: Eh bego. Kok lo ngga bilang dari tadi si?
Gina: Elo yang bego, kalo gue bilang ketahuan dong anjir
Adrian: Lah iya yak
Gina: :)
Gina: Ogeb
Adrian berdeham, ia memasukkan hpnya ke dalam saku celana seragamnya. Ninik bingung, ia berusaha mencerna pergerakan mereka berdua yang terlihat aneh. Ia melihat Adrian yang berdiri dari duduknya, berpura-pura meregangkan tangannya yang Ninik yakin tidak pegal sama sekali.
"Hm. Nik, pergi dari sini yuk." Ajaknya, melirik kearah Gina yang juga melirik padanya.
"Kemana?"
"Ya..kemana aja gitu. Ohh iya, ke taman belakang aja, lebih adem disana. Lumayan kan, biar kepala lo ngga pusing."
Adrian tak tau harus mencari alasan apa lagi, ia hanya mengucapkan apa yang ada di benaknya. Yang penting Ninik tidak melihat jika ada Aril disini yang tentunya akan menghampiri Ninik kapan saja.
Ninik menimang-nimang ajakan Adrian sebelum akhirnya mengiyakan. "Hm..ya udah deh. Gin, lo ikut?"
"Hah? Oh, gue mau ke kelas aja. Kasian Ika nyariin noh."
"Gue berduaan doang dong sama dia?" Ucap Ninik sedikit kecewa.
"Ya udah ngga papa. Dah sono-sono." Usir Gina menarik Ninik berdiri juga mendorong-dorong tubuh Ninik pelan.
"Dihh ngusir." Cibir Ninik melengos kesal.
Gina bernafas lega ketika Ninik mulai berjalan meninggalkan kantin. Untungnya Adrian pintar, dan keluar lewat pintu kedua kantin yang berlawanan arah dengan pintu utama. Sampai ia melihat Aril mulai melangkahkan kakinya mengejar Ninik, Gina langsung menahan lengan Aril ketika melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Sakit [ E N D ]
Ficção AdolescenteSeberapa sakitnya kau menyakitiku, seberapa sakitnya kau mengkhianatiku, seberapa sakitnya aku yang masih tetap bertahan di sampingmu. Sakit bukan, sangat sakit. Aku sudah terlanjur sakit untuk memberimu kesempatan kedua.- . . . E N D