3

1.8K 237 30
                                    

Kinal Pov

Ugh. Aku bermimpi aneh sekali tadi!

Tadi itu apa??

Hantu? Tidak, hantu tidak secantik itu.

Bidadarikah?

Sial. Aku melupakan wajahnya itu.

Dan... ah.

Kemarin itu... aku tertusuk kan??

Veranda dimana ya?? Dia baik-baik saja kan?

"Heh monyet! Udah sadar lo!!" seru Shania, dia langsung menghampiriku.

Yang lain juga?

Ah, aku di Rumah Sakit. Mereka pasti menjengukku.

Beby keluar memanggil dokter.

"Gu-gue..."

"Sttt.. Udah diem dulu, kata dokter kemarin lo udah sekarat banget."

"Ah lebay dokternya, aku biasa aja kok kayaknya." pikirku.

Kemudian dokter dan suster datang, mereka memeriksaku. Dan dokter itu tiba-tiba keningnya mengkerut.

"Kamu cepat juga ya pulihnya. Nanti saya berikan obat, obatnya diminum dengan teratur saja." kata Dokter.

"Dok, saya kapan boleh pulang?" tanyaku.

"Hmmm, melihat kondisi kamu yang sekarang, saya rasa 2 hari lagi kamu sudah boleh pulang."

Beby dan yang lainnya menghampiriku.

"Lo kenapa woi kok bisa ditusuk preman?" akhirnya pertanyaan ini keluar juga.

Aku menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir.

"Oooh gitu. Wah Nal, jadi superhero aja lo." ujar Gaby.

"Hahahahah!" yang lainnya tertawa.

"Ah sialan lo pada, nggak ada kasian-kasiannya gitu sama gue?!" tanyaku kesal.

"Ya lagian elo bego, udah tau nggak punya ilmu bela diri, sok-sok an nantangin preman segala." jawab Beby.

Aku teringat sesuatu.

"Ve tadi masuk sekolah?" tanyaku.

"Masuk kok. Malahan kemarin dia yang kasih tau kita kalau lo dibegal preman." jawab Shania.

Aku mengangguk-angguk paham.

"Oh iya, kemarin nyokap lo nelfon, katanya hari ini dia balik ke Jakarta, Nal." ujar Shania.

Aduh, pasti Mama bakalan marah-marah deh sama aku. Aku jadi takut kan.

"Udah nggak apa-apa, nanti kita bilang premannya yang salah. Bukan lo." temanku menyemangatiku.

"Makasih ya, guys."

"Iya! Tapi nggak gratis. Abis lo sembuh, traktir kita makan ya!"

"Elah, udah gue duga."

"Hahahahaha!"

Pada saat hari mulai sore, Mama datang dan untungnya yang lain bisa membelaku dan Mama tidak marah. 

"Makanya Kinal, lain kali hati-hati." ujar Mama.

"Iya Ma, maaf ya Ma, jadi bikin Mama kerepotan sampe harus datang kesini."

"Iya. Tapi Mama besok harus balik lagi ke Bali. Mama titip salam ya buat Randy."

"Loh? Emangnya Mama nggak pulang dulu?"

"Mana sempat, Nal. Mama sibuk banget."

Aku menghela nafas pelan, padahal Randy itu rindu sekali dengan Papa dan Mama. Mereka selalu saja sibuk bekerja. Padahal yang kami inginkan bukan uang yang melimpah, tapi waktu mereka untuk kami.

The RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang