16

947 151 10
                                    

Author Pov

Sudah lama Kinal berbaring diatas ranjang tanpa sadarkan diri. Itu membuat Ve sangat sangat khawatir. Bahkan hujan turun setiap harinya, karena setiap Ve melihat Kinal, ia merasa bersalah dan menangis.

"Ayo bangun, Kinal. Aku kangen kamu." gumam Ve.

Setiap pulang sekolah, Ve selalu datang ke Rumah Sakit lalu menunggu sampai malam hari.

"Ve, jangan lupa. Dua minggu lagi. Sepertinya aku akan kembali lebih dulu daripada kamu. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk tetap tinggal." hari ini Shani menemaninya.

"Aku tau. Baiklah, dua minggu lagi aku akan menyusulmu."

"Jangan terlalu bersedih. Gunakan saja kekuatanmu untuk menyembuhkannya."

"Aku ingin, tapi aku sudah memakai kekuatanku tempo hari lalu."

Tiba-tiba Shani menyentuh kening Kinal. Ia menyembuhkan Kinal!

"Mungkin sebentar lagi dia akan sadar. Gunakan sebaik-baiknya waktumu."

"Terima kasih, Shani!" Ve memeluk Shani dengan sangat erat.

"Kamu sahabat terbaikku, aku tidak ingin melihatmu bersedih setiap hari." katanya.

"Makasih.."

Kemudian Shani benar-benar menghilang.

"Sebentar lagi aku yang akan menghilang dari sini." gumamnya.

Jemari tangan Kinal melakukan pergerakan, Ve langsung memencet tombol untuk memanggil dokter.

Dokter langsung memeriksa Kinal yang telah sadarkan diri. Katanya, Kinal harus lebih banyak beristirahat. Dan makannya harus teratur.

"Minum dulu, ya." Ve menyodorkan segelas air putih untuk Kinal.

Kinal menerimanya, tapi Kinal bahkan tidak ingin menatap mata Ve.

"Kamu... mau makan?" tanya Ve canggung.

Kinal menggeleng.

Suasananya terasa sangat canggung. Ve berusaha untuk mencari topik, namun Kinal hanya diam. Tak lama kemudian, suster datang dan membawa makanan untuk Kinal.

"Obatnya diminum setelah makan ya." kata suster.

"Iya suster. Makasih." jawab Ve.

Ve menyendok sesuap untuk Kinal makan, awalnya Kinal menolak, tapi akhirnya Kinal makan.

Seusai memberi Kinal makan, "Aku pulang aja ya?" tanyanya. Karena Kinal terus mendiaminya.

"Hmm, jangan datang lagi."

Deg.

Itu sungguh membuat hati Ve sedih. Baru pertama kali Kinal berkata seperti itu.

"Nal, maafin aku."

"Pergilah."

Ve menghembuskan nafas pelan, mungkin Kinal butuh waktu untuk sendiri. Sekarang lebih baik ia pulang.

Akhirnya Ve pergi.

Dalam lubuk hati Kinal yang paling dalam, ia tidak ingin Ve pergi. Ia inginnya Ve berada disampingnya. Menemaninya. Bahkan Kinal tadi ingin langsung memeluk Ve, kalau ia tidak menahan keinginannya itu. Tapi ia merasa bersalah pada Ve.

Setelah Ve pergi, Kinal kembali menangis.

***

Shani sudah kembali ke Surga, awalnya Kaisar terkejut, karena Shani kembali lebih awal padahal masih ada waktu yang tersisa.

The RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang