19

1K 185 18
                                    

Author Pov

Satu tahun berlalu semenjak Ve pergi. Kinal masih Kinal yang dulu. Ceria, berisik, dan cantik menurut Ve. Walaupun Kinal tidak bisa melihat Ve, Ve selalu melihat Kinal dari atas.

Hati Kinal juga seutuhnya masih milik Ve. Walaupun banyak yang mendekatinya selama satu tahun belakangan ini.

"Nal, liburan ini lo pergi kemana?"

"Bandung, Nju. Gue mau nemenin Kakek gue disitu sebentar. Abis itu gue di Jakarta aja. Lo?"

"Gue ikut lo ke Bandung deh. Gue bosen lagian."

"Lo udah nemu tempat kuliah? Gue kok masih bingung banget gini ya? Huft... Kayaknya gue nunda deh kuliahnya."

"Loh? Serius? Ah, lo sih kebanyakan bengong bengong, mikirin yang diatas."

"Gue kangen sama Ve."

"Udah lah udah. Move on dong bro, banyak yang mau sama elo kok."

"Susah. Kalau gue maunya sama Ve, gue bisa apa sama yang suka sama gue?"

"Ah iya dah, lo mah batu banget kalau gue bilangin."

Kinal hanya tertawa mendengar Shania ngomel.

***

Dua hari berikutnya, mereka pergi ke Bandung naik kereta. Sebelum pergi ke rumah Kakek, mereka makan nasi pecel dipinggiran jalan dekat stasiun.

"Sumpah enak banget, emang paling the best nasi pecel disini deh."

"Biasa aja, nggak enak kalau makannya nggak sama Ve."

"Aduuuuh. Udah doooong Nal, lupain. Please?!"

"Hahahahah iya-iya."

"Iya iya doang lo mah. Dah tuh bayar, abis itu kita ke rumah Kakek lo. Gue udah nggak sabar makan ubi bakar."

"Anjir, baru juga kelar makan disini."

"Laper tau!"

Kemudian mereka pergi ke rumah Kakek. Udaranya sejuk, dan cuaca sedikit mendung. Wah, semakin enak untuk makan ubi bakar.

"Kakeeeek!"

"Kinaal! Ada Shania juga. Sini nak masuk. Kakek udah buatkan makanan banyak sekali tuh di dalam."

"Kek, ada ubi bakar?"

"Ada dong ubinya, nanti malam kita bakar ya."

"Asiiiiik!"

"Udah kalian masuk dulu. Ganti baju lalu istirahat."

"Siap!"

Kinal mengganti bajunya dan ikut berbaring di sebelah Shania.

"Sejak kapan ada mawar di kamar lo? Dari siapa tuh?"

"Hah?"

"Tuuh, mawar."

"Lah?"

Kinal langsung berdiri dan melihat sebuah mawar diatas pot. "Inikan..."

Ia teringat akan bunga mawar yang ia berikan kepada Ve waktu itu.

"Ini punya gue. Gue kasih ke Ve. Tapi kok ada disini yah?" Kinal bergumam sendiri.

Lalu Kinal menyadari ada sebuah buku kecil dibelakang pot bunga mawar itu.

Dibukanya buku itu. Halaman pertamanya bertuliskan, "Kinal."

"Gu-gue ke depan bentar ya. Mau nemenin si Kakek." ujar Shania setelah mengerti situasi disini.

The RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang