18

1K 161 17
                                    

Author Pov

Hari ini Kinal terbangun pagi sekali. Kemudian ia segera membangunkan Ve.

"Veee, ayo lari pagi... Abis itu makan bubur." ajaknya.

Ve membuka matanya dan duduk sambil bersandar di sandaran ranjang, "Tumben? Biasanya kamu tuh paling malas buat bangun tau nggak?"

"Karena hari ini spesial. Ayooo."

"Ya udah ganti baju dulu, Nal." kata Ve sambil mengelus rambut Kinal.

Kinal segera mengganti baju di toilet, begitu pula Ve.

"Leggooo!"

"Legoo!"

Mereka jogging satu putaran kompleks dan setelah itu bermain ayunan di taman.

"Dasar, lari pagi apanya nih, baru satu puteran terus udahan." ledek Ve.

"Hehehe peace, capek juga ternyata."

"Yah udah, kamu duduk diem disini, aku beliin bubur dulu."

Kinal mengangguk seperti anak kecil. Kemudian Ve membeli bubur untuk Kinal.

"Kok cuman satu?" tanya Kinal saat Ve kembali.

"Katanya kalau makan berdua, jadi tambah enak." jawab Ve.

"Sini sini, aku suapin kamu deh."

"Hahahah, aku aja dong."

Mereka suap-suapan bergantian sampai bubur itu habis. Tapi Kinal lebih sering makan daripada Ve.

"Nal.."

"Ya?"

Ve mendorong ayunan yang sedang dinaiki Kinal. "Kalau aku pergi nanti, kamu harus bisa move on, yah?"

Kinal berbalik menghadap ke Ve.

"Aku nggak mau yang lain, aku cuman mau kamu. Kalau pun nanti kamu pergi, aku bakalan tetep cintanya sama kamu." katanya, hampir meneteskan air mata.

"Iya iya maaf, jangan nangis Nal."

***

Seusai lari pagi tadi, kini mereka sudah bersih-bersih dan bersiap untuk pergi. Untuk yang terakhir kalinya, mungkin?

"Kamu masih inget nggak yang kamu kabur ke Bandung?"

"Masih, kayak anak kecil banget ya? Duh, malu."

"Hahahahah, gapapa kali! Tapi aku panik banget tau, kamu mah!"

"Biarin."

"Nanti kamu harus kesana ya."

"Kenapa?"

"Gapapa sih."

"Nanti kalau aku kesana, dikira aku hamil lagi sama si Kakek."

"Hahahahah Kakek kamu sama kocaknya kayak kamu."

Mereka akhirnya sampai di Mall yang biasa mereka kunjungi bersama.

"Dua tiket film horror!" kata Kinal dengan raut wajah antara senang, takut, khawatir, campur aduk.

"Kamu tuh maksa, nggak berani nonton horror tapi nontonin terus. Nanti kalau takut baru tau rasa."

"Yah kan ada kamu yang nemenin-"

"Beli pop corn yuk." ajak Ve, sekaligus mengganti topik yang agak sensitif itu.

Setelah itu mereka masuk ke dalam theater.

"Isabellenya serem loh, Ve."

"Kalau aku cantik ya?"

The RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang