Kinal Pov
Arrrgh!
Apa yang harus kulakukan?
Dia benar-benar akan tinggal bersamaku selama 100 hari?
"Nal, kalau emang nggak boleh, aku pulang aja nggak apa-apa." ujar Ve.
Tapi dia sudah berniat baik, masa aku mengusirnya sih?
"Oke, deal. 100 hari." jawabku.
Tiba-tiba senyum mengembang di wajahnya. Dia cantik sekali, kuakui.
"Yey!" dia kegirangan.
Aku pun merapihkan lemariku, agar baju-baju Ve mendapatkan space juga. Setelah itu, aku bingung.
"Gue cuman punya satu kasur. Tunggu ya gue ambil kasur lipat dulu di gudang."
"Maaf ya, aku ngerepotin kamu."
"It's okay. Justru kayaknya, gue yang ngerepotin elo sampai lo harus nginep disini. Omong-omong, orang tua lo gimana? Mereka gapapa anaknya nginep disini 100 hari?"
"Umm, mereka udah nggak ada, Nal."
Whoops.
"Ma-maaf." aku jadi merasa bersalah.
Setelah semuanya beres, kami akhirnya memutuskan untuk tidur. Satu hari ini sudah cukup melelahkan bagi kami. Dan sangat mengejutkan bagiku.
Aku khawatir, apakah semuanya akan baik-baik saja?
Kulihat Ve sudah tertidur pulas.
Ca.. Cantik sekali.....
Seperti bidadari...
Sebenarnya alasan dia melakukan hal ini? Itu masih menjadi tanda tanya besar bagiku, tentunya.
Udahlah, Nal. Dinikmatin aja, nggak usah dipikirin melulu!
Iya sih.
"Kamu belom tidur juga?" tanya Ve, padahal aku kira dia sudah tidur.
"Belom, gue emang susah kalau tidur. Insomnia gue, terlalu parah."
"Oooh, jadi itu sebabnya kamu sering tidur di kelas."
"Yeeh, nggak usah diumbar juga dong."
"Heheheh."
***
"Banguuuuun!"
Aku menguap dan merenggangkan tubuhku. Kulihat Ve sudah rapih memakai seragam. Jam berapa sih ini? Dia cepat sekali sudah rapih begitu.
"Gimana? Nyenyak tidurnya?"
Baru aja bangun, udah ada pemandangan secantik ini.
"Hei, malah bengong. Sana mandi, baju kamu udah aku siapin di toilet." ujar Ve.
"Eh? Nggak perlu sampai serepot itu, gue bisa sendiri." jawabku.
Ve hanya tersenyum lalu keluar dari kamar. Ah, kasur lipat ini, sepertinya kurang nyaman untuk ditiduri. Aku mengembalikan kasur lipat itu ke gudang dan menaruh bantal guling Ve di sebelah bantal gulingku.
Setelah aku selesai mandi, Ve masuk ke kamar dengan wajah panik.
"Kamu... Mau ngusir aku?" tanya Ve.
"Eh? Nggak kok, kenapa?" jawabku sambil memakai dasiku.
"Kasur aku... Kenapa?" tanya Ve lagi.
Aku tertawa, tidak kusangka dia sebegitu takutnya jika aku mengusirnya, "Ooh itu. Lo tidur satu ranjang sama gue aja. Kasian pinggang lo, pasti nanti sakit kalau tidur disitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Roses
FanfictionKita berbeda, kita berasal dari dua kehidupan yang berbeda. Aku dan kamu. Dan bunga ini, mungkin dapat menyatukan kita. Cover photo from: Instagram Jcvrnd19 & kinalputridevi.