Dua puluh enam

299 36 0
                                    

~ Bianca

Aku sadar aku akan segera di tangkap dan dijebloskan ke penjara tempat bagi orang-orang terkutuk, tapi sebelum itu terjadi akan ku pastikan wanita tolol itu kehilangan nyawanya. Apapun caranya dia harus mati aku tak mau tahu walau saudara ku sendiri mencoba menghalangi ku. Aku heran kenapa wanita seperti dia berhasil memikat banyak pria.

Ku raih hand phone ku dan menghubungi orang kepercayaan ku.

" Ada kabar soal cewe itu ? " Tanya ku

" Dia masih di rawat di rumah sakit Medika mbak, kemungkinan jika tidak hari ini besok dia sudah di perbolehkan pulang "

" Dia sama orang lain ? "

" Iya mbak, ada banyak sekali orang di sini bahkan saya tadi sempat melihat orang kepercayaan mas Juna di sekitar rumah sakit "

" Sialan oke pantau terus "

" Siap mbak "

Ku putuskan sambungan telvon ku dengan orang tadi. Sekeras apapun kamu mencoba menghalangi ku, kamu tetap akan gagal Juna. Takdir wanita itu harus mati jadi dia akan tetap mati. Seharusnya kemarin ku habisi saja wanita itu agar semua cepat selesai, yah itu memang sebuah kebodohan ku tapi kali ini aku tak akan gagal lagi wanita itu akan benar-benar mati.

🏸

~ author

Hari ini Gea sudah di perbolehkan pulang oleh dokter tapi dengan catatan Gea tidak boleh terlalu lelah terlebih dahulu. Gea merasa sangat bahagia karena di saat kondisi nya seperti sekarang dia selalu di dampingi oleh orang-orang yang sayang padanya. Gea tidak berhenti tertawa saat melihat Kevin dan Ihsan yang terus bertengkar hanya karena hal sepele.

Gea masih memperhatikan Kevin dan Ihsan yang masih berdebat entah apa yang sendang mereka bahas tapi terlihat sangat menarik memperhatikan mereka berdebat. kemudian Gea merasakan ada yang meraih jemarinya dan menggenggamnya erat saat Gea memandang seseorang yang sedang menggenggam tangan nya ia tersenyum manis sekali. Pria tadi tidak memandang Gea dia juga ikut memperhatikan Kevin dan Ihsan tapi tangannya erat menggenggam tangan halus Gea.

" Liatin Ihsan ? " Tanya pria itu

" Cemburu ? " Jawab Gea dengan pertanyaan pula

Pria tadi hanya terdiam, genggamnya pada tangan Gea mengendur namun dengan cepat Gea menggenggam tangan pria tadi lebih erat, seolah tak ingin genggaman nya terlepas.

" Kak Ican cuma Gea anggep kakak nggak lebih, kak Ony itu segalanya buat Gea "

Ginting memandang ke arah Gea, dia sangat menyayangi gadis yang ada di hadapannya ini. Dia belum pernah mencintai gadis seperti ia mencintai Gea. Ginting tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi hal buruk lagi pada Gea.

" Jagan pernah terluka lagi Gea ! "

" Ummmm "

Tanpa mereka sadari di balik kemudi sebuah mobil ada seseorang yang sedang mengintai mereka.

" Lo nggak bisa lari kali ini Gea, Lo ditakdirkan mati hari ini "

Wanita yang berada di balik kemudi itu menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya. Sampai pada saat Gea hendak menyeberang wanita tadi melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Gea yang menyadari hal itu dengan cepat mendorong Ginting ke pinggir jalan agar terhindar dari mobil tadi.

" AAAAA.... " teriak Gea

Gea menutup matanya, semuanya gelap ia hanya bisa mendengar suara Marcus dan yang lain menyerukan namanya, ia bisa merasakan tubuhnya terdorong namun ia yakin ia selamat, perlahan Gea membuka matanya ia melihat dia baik-baik saja hanya ada luka kecil di lututnya karena jatuh tadi. Sesaat ia melihat pria yang sudah terbaring bersibah darah, Gea menutup mulutnya, air matanya deras mengalir setelahnya ia bangkit dan berlari menuju pria itu. Banyak orang yang mulai berkerumun di daerah itu.

DI BALIK SENYUM MU ( Ginting )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang