Tiga Puluh Empat

249 31 3
                                    

~ Gea

Saat matahari sudah berganti dengan bulan baru ku aktifkan kembali handphone ku, banyak sekali pesan masuk dan panggilan yang bermunculan di handphone ku, namun Ku abaikan. Tangan ku mengetikkan nomor kak Marcus dan menghubunginya, tak perlu menunggu lama kak Marcus sudah menjawab panggilan ku.

" Kakak nggak pulang ? " Tanya ku tanpa basa-basi

" Gue males pulang "

Teringat dengan ucapan ayah aku kembali terisak, aku butuh kak Marcus, kalau bukan ke kak Marcus ke siapa lagi aku mau cerita.

" Hiks...hiks...pulang kak ! " Isakku

" Lo kenapa Ge ? Semuanya baik-baik aja kan ? " Tanya kak Marcus panik

" Kak Marcus pulang ! Gea perlu kak Marcus, Gea mau kak Marcus pulang sekarang "

" Oke oke gue pulang sekarang "

Setelah mengatakan itu panggilan kami akhiri, aku kembali terisak. Aku mendengar suara pintu ku di ketuk.

" Gea makan yuk sayang di tunggu sama papa di meja makan " suara bunda memanggil ku

" Gea nggak laper bunda "

" Gea, kapan lagi kita makan bersama "

" Gea mau makan kalau ada kak Marcus "

" Kita tunggu kakak kamu di meja makan aja ya "

Baiklah aku kembali mengalah kali ini, setelah merapikan diri dan menyembunyikan sisa air mata ku, aku keluar dan menuju meja makan dengan bunda.

Tak berapa lama kak Marcus datang, bunda mengisyaratkan kak Marcus untuk ikut bergabung dengan kami.

" Pualng juga kamu " kata ayah

Kak Marcus tidak menjawab ucapan ayah, aku Yakin kak Marcus sedang tak ingin berdebat dengan ayah kali ini, di tambah ayah baru saja pulang.

" Gimana kuliah kalian ? " Tanya bunda

" Lancar bunda " jawab ku

Kak Marcus masih tak mau menjawab, dia hanya memfokuskan dirinya dengan makanan yang tersaji.

" Kamu tau Glen anak rekan ayah ? " Tanya Ayah

" Tau yah " jawab ku

" Dia sudah selesai kuliah jurusan bisnis, usahanya berkembang dimana-mana, ayah nggak salah bilang kan ? Pengusaha itu lebih baik dari atlit, kuliah jurusan olahraga, mau jadi apa ? Instruktur senam atau guru Oalah raga ? " Kata ayah

Aku tau tujuan ayah dia pasti sedang menyindir kak Marcus, raut wajah kak Marcus mulai berubah dia terlihat marah, sepersekian detik kemudian kak Marcus meletakkan alat makannya kasar.

" Saya kuliah nggak pernah minta uang anda, selama ini saya kuliah dengan uang saya sendiri, jadi jangan bicara seolah anda tau segalanya tentang saya yang nyatanya anda nggak tau apa-apa " kata kak Marcus ketus kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang makan untuk menuju kamar nya.

" Ayah " kata bunda lembut

" Aku nggak salah bicara kan ? Pengusaha itu perkerjaan yang jelas ,masa depan tentu jelas, ini pekerjaan kok atlit "

" Gea kenyang, Gea ke kamar ya " pamit ku lalu berjalan menuju kamar kak Marcus

Setelah mengetuknya aku langsung masuk dan memeluk kak Marcus yang sedang duduk di ranjang nya. Aku terisak dalam pelukan kak Marcus.

" Kenapa ? "

" Ayah nggak suka Gea Deket sama kak Ony kak " adu ku pada kak Marcus

" Mau orang itu apa sih ? Setiap kali pulang selalu bawa masalah "

DI BALIK SENYUM MU ( Ginting )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang