The Magic Stone: Red Pearl

5. The Girl Who Likes to Play

Sebelum baca, ada baiknya vote terlebih dahulu! Lalu setelah membaca, jangan lupa tinggalkan komentar 😊

Selamat membaca!

*

Tahun baru adalah hari yang paling ditunggu-tunggu Aqueena. Selain karena pergantian tahun yang meriah disertai pesta BBQ dan kembang api, tanggal 1 januari adalah hari ulang tahunnya. Selama beberapa tahun belakangan ini, setiap tahun baru pastilah Aqueena mendapatkan kejutan tak terduga dari Bella, Harry, Nenek Minora, Jimmy, dan teman-teman kampusnya yang lain. Tak jarang juga dosen dan senior di kampusnya merayakan hari jadinya.

Para senior dan dosen sangat menyukai Aqueena karena prestasinya, berbeda dengan teman-teman seangkatannya yang bermuka dua. Mereka hanya ikut merayakan ulang tahun Aqueena karena dihadiri para dosen. Kalau saja tak ada senior dan dosen yang ikut berpesta, dipastikan mereka takkan ada yang datang.

Setiap tahunnya, Nenek Minora selalu pulang untuk merayakan ulang tahun Aqueena. Sedangkan Harry memang biasanya libur di tahun baru, sedangkan Bella takkan mengambil pekerjaan di tahun baru. Jadi, di tahun barulah Aqueena tak kesepian. Karena itu Aqueena selalu menantikannya.

Selain kejutan dari teman-teman dan keluarganya, kejutan yang paling ditunggunya adalah kejutan dari barisan para bucin yang memujanya dengan penuh cinta. Sejak dua tahun belakangan, tepatnya ketika menginjak bangku perkuliahan, Aqueena selalu berhasil menarik perhatian kaum Adam dari kalangan manapun. Termasuk anak pejabat dan pengusaha sukses di Berlin. Sayangnya hubungan yang dijalinnya tak pernah bertahan lama, alasannya tak lain karena Harry selalu memberikan ancaman bagi setiap bucin yang datang berkunjung ke rumah atau para bucin tampan yang suka mengekori Aqueena dengan modus ingin menjaganya dari para penjahat cinta, padahal sebenarnya merekalah para penjahat cinta yang patut diwaspadai.

Meskipun mereka tahu Aqueena adalah bunga yang tak tersentuh karena Harry selalu mengusir mereka, namun masih ada beberapa laki-laki yang berani mendekat, tak lain adalah anak-anak konglomerat yang kekayaannya menandingi kekayaan Harry.

Aqueena tak mengerti kenapa Harry bersikap posesif terhadapnya. Sebenarnya bukan Harry saja, melainkan Bella dan Jimmy serta Nenek Minora juga melakukan hal yang sama. Mereka selalu melarang Aqueena berpergian seorang diri meskipun hanya ke kampus. Urusan pulang-perginya dari kampus sudah menjadi tugas Jimmy. Selain karena sama-sama kuliah di kampus yang sama, jarak antara Fakultas Kesehatan dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis terbilang dekat hingga Jimmy tak gentar mengantar-jemput Aqueena setiap hari. Mereka memang posesif, tetapi Aqueena tak mengerti kenapa mereka membiarkan Aqueena tinggal di rumah sendirian.

Selain karena sikap posesif dari orang-orang di sekitarnya yang melarangnya berkencan dengan para lelaki tampan, Aqueena juga merasa bosan dengan para bucin ganteng yang selalu memujanya dengan kata-kata manis dan sikap romantis. Menurutnya hal-hal seperti memberinya kejutan di tengah susunan balon berbentuk hati ataupun taburan bunga yang juga berbentuk hati, merupakan hal romantis yang sangat menggelikan.

Selama dua tahun belakangan ini, cara yang dilakukan para bucin dalam menyatakan perasaan padanya terbilang sama, hanya tempatnya saja yang berbeda. Sungguh, hal seperti itu membuat Aqueena ingin muntah. Sekalinya, Aqueena ingin mendapatkan pernyataan cinta yang tidak biasa, misalnya dengan mengajaknya ke puncak Mount Everest, atau di tengah-tengah bahaya seperti akan tenggelam ataupun akan tertabrak mobil mirip adegan pada film Twilight. Menurut Aqueena, hal-hal seperti itu sangatlah romantis, melebihi keromantisan yang dilakukan Jack terhadap Rose di kapal Titanic sebelum tenggelam.

Memiliki wajah cantik tak selamanya berakhir indah. Buktinya saja Aqueena, dia selalu bosan dengan beragam wajah tampan yang menghampirinya setiap hari. Seandainya saja Jimmy tak menjadi supir pribadinya, mungkin para bucin sudah mengekorinya seakan menjadikan Aqueena tuan puteri yang harus dijaga.