Selamat membaca
*
**
Hari ini Aqueena terpaksa bangun pagi, sebab Bella membuat pertunjukan di depan apartemennya dengan melakukan cosplay sebagai ibu-ibu penagih sewa kos-kosan yang penghuninya sudah nunggak selama berminggu-minggu. Sebenarnya apartemen Aqueena kedap suara, namun Bella memencet bel berkali-kali sehingga mengganggu tidur Aqueena. Belum lagi Bella meraung-raung di depan pintu yang disaksikan beberapa penghuni yang baru pulang kerja lembur. Hal ini tentu saja membuat Aqueena malu sehingga mau tidak mau gadis itu terpaksa membuka pintu dan membiarkan Bella menjadi ratu di apartemennya. Toh apartemen ini adalah hadiah ulang tahun dari Bella.
Bella menyuruh Aqueena segera bersiap-siap meskipun tahu gadis itu masih mengantuk. Bella tak segan-segan memukul Aqueena ketika gadis itu kembali menempel pada bantal dan tempat tidur. Tak tanggung-tanggung, Bella bahkan mengguyur Aqueena menggunakan air yang dicampur dengan es batu sehingga membuat kesadaran Aqueena terpaksa kembali, padahal suhu di pagi hari mencapai 2 derajad celcius.
Berkat kegigihan Bella yang ingin Aqueena ikut dengannya, sekarang mereka sampai di sebuah bangunan besar yang letaknya sangat tak wajar. Bayangkan saja, memangnya ada bangunan besar dengan dua penjaga kembar serta dikelilingi makhluk buas yang sedang kelaparan.
Biasanya, bangunana di dalam hutan adalah sarang para makhluk tak kasat mata atau biasa disebut makhluk astral semacam Casper dan kawan-kawan. Ah, mungkin di dalam sana juga Dracula, Goblin, Orc, atau makhluk mistik lainnya. Melihat bangunannya dari luar saja membuat kaki Aqueena enggan untuk menapak. Melihat ekspresi kedua penjaga gerbang membuat bulu kuduk Aqueena merinding.
Saat akan memasuki gerbang, drama pun terjadi.
"Ayo masuk."
Bella hendak melangkah, namun langkahnya terhenti ketika tak ada suara langkah kaki yang mengikutinya.
"Kenapa? Ayo masuk!"
Aqueena langsung menggeleng berkali-kali persis seperti anak kecil yang menolak minum obat.
"Bangunan seram begini kenapa aku harus masuk! Pokoknya aku tak mau masuk." Aqueena menyilangkan kedua tangannya.
"Di dalam sana semuanya sudah menunggu." Bella meraih pergelangan Aqueena. "Ayo masuk!"
"Tidak mau!" Aqueena menahan tarikan Bella yang menurutnya seperti ditarik sebuah truk besar yang mengangkut pesawat hingga membuatnya harus berpegangan di gerbang.
"Jangan buang-buang waktu. Masuk sekarang!"
"Tidak mau!" Aqueena bersikeras tak ingin masuk hingga membauatnya menggunakan kekuatannya dan menghilang begitu saja.
Namun di sini, bukan Bella namanya kalau tak bisa menemukan Aqueena yang sedang bersembunyi. Di dunia manusia Bella membatasi kekuatannya, tetapi kalau di sini jangan harap Bella akan melepaskan Aqueena begitu saja.
Bella memejamkan matanya sejenak, lantas tiba-tiba gadis itu meninju tembok di samping salah seorang penjaga gerbang hingga membuat tembok itu hancur berkeping-keping.
"Ketemu!" Bella tersenyum miring melihat Aqueena meringkuk kesakitan merasakan bogem Bella yang sakitnya persis seperti ketiban tiga raksasa batu.
"Kau ini titisan Captain Marvel, ya. Bogemmu kuat sekali sampai membuat dinding roboh serta tanah berlubang. Untung saja kepalaku tak ikut berlubang." Aqueena meringis kesakitan. Namun seketika rasa sakit itu menghilang seakan tubuh Aqueena memulihkan diri. "Hah? Tadi seluruh tubuhnya sakit. Aku yakin tulang-tulangku retak semua."
"Inilah yang disebut sihir." Bella dengan bangga menjelaskan. "Kan sudah kujelaskan kalau kau, aku, papa, dan nenek punya kekuatan seperti ini."
Wajah Aqueena nampak panik. Selama ini kemampuan aneh yang biasa dilakukannya adalah melihat tembus pandang serta dapat menyamarkan keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Stone: Red Pearl
FantasySeason 2 dari seri 'Magic Stone' ______ __ _ Dia... Siapa sangka, dia...belum pergi! -Arthur- ___ ____ ______ ©Copyright 2018