12. Suspicion

4.6K 479 70
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu. Lalu setelah baca, dikasih komentar, ya

Mohon koreksi typo nya juga

Selamat membaca!

Andara duduk di depan cermin rias sembari menatap pantulan dirinya yang tengah dirias oleh para pelayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andara duduk di depan cermin rias sembari menatap pantulan dirinya yang tengah dirias oleh para pelayan. Tatapannya kosong, meskipun dia tahu pantulan dirinya nampak cantik dan elegan dibalut pakaian khas kerajaan disertai tatanan rambut yang menambah kesan bangsawan dalam dirinya. Hatinya berkecamuk, bertanya, dan terus berusaha menerima semua kenyataan yang membuat dirinya menjadi seperti sekarang ini.

Seminggu yang lalu tepat setelah dua hari Arthur diusir dari Magical World, tiba-tiba saja Raja James berkunjung ke kamar Andara. Beliau memintanya minum teh bersama di beranda istana yang biasa digunakan sebagai tempat bersantai di sore hari.

Tak ada yang aneh dengan undangan minum teh yang ditawarkan Ayahnya, sebelum kemudian Raja James tiba-tiba bertanya.

"Apa kau sudah punya kekasih?"

Andara menghentikan gerak tangannya. Untuk apa seorang Raja yang sibuk seperti Ayahnya menanyakan hal itu pada anak gadisnya? Andara sedikit curiga, pasalnya sejak dahulu Ayahnya memang sering menggodanya untuk sekedar menanyakan kabar Fischer karena beliau tahu bahwa Andara begitu tergila-gila pada lelaki itu. Namun kali ini berbeda. Ayahnya tak mengeluarkan candaan receh lagi, suaranya terdengar putus asa.

"Kenapa Ayah tiba-tiba bertanya?"

"Hanya ingin memastikan Putri Ayah tidak punya kekasih," jawab Raja James setelah meletakkan gelas mug di meja bundar. "Menurutmu, Pangeran Oliver bagaimana?"

Andara tersedak, untung saja tangannya sempat meraih gelas yang berisi air mineral, lalu menegaknya perlahan sehingga mampu menghilangkan rasa sesak.

"Kau tidak apa-apa?"

Andara memberikan pertanda 'oke' lewat gerakan tangan. Lalu setelah meredakan tenggorokannya, Andara beralih pada Ayahnya. "Apa Ayah berniat menjodohkanku dengan Pangeran Oliver?"

"Kalau kau setuju." Raja James menghela napas berat. "Aku sesungguhnya tak ingin melakukan ini, tetapi kau tahu 'kan kondisi kerajaan kita sekarang."

Andara merasakan dadanya sedikit berguncang mendengar jawaban dari Ayahnya. Gadis itu tak habis pikir dengan semua ini. Andara tahu persis bahwa Ayahnya takkan pernah menjodohkannya, tetapi kenapa kali ini berbeda? Apakah Andara harus menerima perjodohan ini? Sebagai seorang putri kerajaan, sudah seharusnya Andara melakukan pernikahan politik demi kepentingan kerajaan. Namun, di sisi lain Andara tak bisa melakukannya karena gadis itu masih sangat menyukai Fischer.

"Apa... aku boleh memikirkan dulu?"

Raja James menatap penuh harap pada Andara. "Baiklah. Ayah harap bisa mendengar kabar baik darimu. Kau tak harus menikah, kau hanya akan bertunangan."

The Magic Stone: Red PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang