8. Meet

4.8K 525 98
                                    

Sebelum baca, ayo vote dulu. Dan jangan lupa ninggalin komentar setelah baca ya

Selamat membaca!

*

Benar saja dugaan Orlando, ternyata Arthur sudah tidak waras.

Bukan hanya sikapnya yang aneh, kali ini tingkahnya juga ilegal. Arthur bergegas menuju garasi hanya untuk mengambil sebuah motor yang entah siapa pemiliknya dan mengendarainya begitu saja, membuat sang pemilik yang berada di kejauhan berteriak frustrasi lantaran motornya dicuri Arthur.

Setahu Orlando, tadi Mr. Yonas memberikan motor pada Arthur. Lalu kenapa Arthur malah main nyambar motor orang sembarangan? Jika si pemilik melapor ke pihak berwajib, bisa saja Arthur dikenai hukuman karena bukan saja mencuri, melainkan tak taat lalu lintas dan mengacaukan suasana pasar malam dengan menerobos masuk.

Untung saja Orlando sempat menyusulnya menggunakan mobil yang dipinjamnya dari Mr. Yonas. Sejak dulu Orlando adalah maniak mesin beroda empat yang disebut mobil. Setelah menginjakkan kaki di dunia manusia yang terhitung sepuluh kali, Orlando selalu saja meminjam mobil dan belajar cara mengendarainya. Hingga sekarang dia sudah lebih ahli dalam mengendarai mesin buatan manusia itu.

Yang lebih aneh dari tingkah Arthur hari ini adalah dia menelusuri jalan menuju gunung. Entah ada apa di sana, yang jelas Orlando harus mengikutinya agar sahabatnya itu tak lagi bertingkah semaunya bak orang gila tak tahu aturan.

Orlando berhenti setelah Arthur menghentikan motor curiannya. Mata Orlando melotot tatkala menyaksikan sebuah motor juga terparkir di sana, yang dikenali Orlando adalah motor pemberian Mr. Yonas pada Arthur sebab sebelumnya Orlando pernah menyaksikan motor itu melalui foto yang ada di ponsel Mr. Yonas.

"Jadi kau meninggalkan motor pemberian Mr. Yonas di sini?" Orlando mendesah frustrasi. "Lalu bagaimana caranya kau kembali ke apartemen?"

"Teleportasi!"

Jawaban Arthur yang ringan membuat Orlando mendesah kasar. Semudah menggunakan kekuatannya di Magical World, semudah itu juga Arthur menggunakan kekuatannya di dunia manusia. Arthur memang gila. "Kau benar-benar gila!! Kalau para hakim tahu tindakanmu ini hukumanmu akan semakin berat!!"

"Kau tak perlu memperingatiku. Sebagai seorang penyihir pro aku lebih tahu hukum." Arthur tak ingin diceramahi Orlando sehingga lelaki itu membalas kasar agar Orlando tak lagi bicara. "Jadi, jangan menceramahiku kalau peringkatmu masih di bawahku."

Sudahlah. Percuma berdebat dengan Arthur, biar bagaimanapun Orlando takkan menang meradu argumen dengan lelaki dingin kejam seperti Arthur. Meskipun berwajah datar irit bicara, Arthur selalu mampu membuat seseorang terpojok dengan ucapannya. Arthur benar-benar keterlaluan, namun Orlando tahu lelaki itu hanya akan berbicara kasar saat dia sedang pusing.

"Sekarang kau mau ke mana?" Orlando bertanya setelah menyaksikan Arthur melangkah memasuki hutan. "Oh tentu saja. Ini... aura sihir hitam."

Arthur memutar tubuhnya menghadap Orlando. Seringaiannya muncul teramat menyeramnya. "Saatnya berburu."

Mereka kompak berlari mengikuti aura sihir yang terasa semakin pekat. Di tengah hutan seperti ini, Orlando tak perlu khawatir menggunakan kekuatannya. Toh, takkan ada manusia yang berada di hutan, apalagi tengah malam.

Dari kejauhan, baik Orlando maupun Arthur sama-sama menyaksikan adanya jubah hitam yang meloncat dari satu pohon ke pohon lain. Arthur dan Orlando semakin gencar untuk mengejar, teringat kelakuan mereka ketika masih menjunjung nama kesatria hitam. Kala itu mereka begitu bersemangat, terutama Orlando.

Tanpa pikir panjang, Orlando menerjang jubah hitam itu yang masih berusaha kabur dari mereka dengan memberikan sedikit ledakan untuk menggertak. Dan berhasil, penyihir hitam itu ketakutan terhadap mereka berdua. Tentu saja, karena mereka adalah penyihir profesional yang tak seprofesional keempat raja, namun cukup profesional untuk membunuh para penyihir hitam.

The Magic Stone: Red PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang