AHYA MELAMAR MAYANG

84 0 0
                                    

TUUUUUUUTTTTTTTTTT


Telepon rumah Mayang berbunyi. Adit mengangkat telepon tersebut.

"Halo, Bang Ahya. Jadi nggak melamar Kak Mayang hari ini?" Tanya Adit pelan agar tidak di dengar Mayang.

"Jadi, Adit. Tapi jangan tahu Kak Mayang. Abang dan keluarga udah di taman dekat rumah kalian." Jawab Ahya untuk menyusun rencananya.

"Ok."

        Adit memutuskan teleponnya. Ia langsung menutup mata Mayang dengan kain. Mayang berjalan seperti orang buta.

"Kakak mau diapain?" Tanya Mayang ketakutan. Ia mengira Adit akan menculiknya.

"Nggak diapa-apain. Nanti kakak juga bakalan tahu." Jawab Adit menenangkan Mayang.

       Bu Ella, Pak Kasman, Marcha, dan Resita bersiap-siap mengikuti Adit untuk membawa Mayang ke taman bermain dekat rumahnya. Marcha mengunci pintu lalu mengantongi kuncinya. Adit menuntun Mayang ke taman bermain sementara yang lainnya mengikuti mereka dari belakang. Mereka pun sampai di taman bermain. Ahya menuntun Mayang untuk berada di kincir angin yang sama. Operator menyalakan mesin kincir angin itu.

"Kainnya sudah boleh dibuka." Kata Ahya menatap lekat wajah Mayang.

        Mayang membuka kain yang membuatnya seperti orang buta. Ia begitu takut melihat kincir anginnya berhenti sementara ia masih di atas.

"Kenapa Mayang dibawa kesini, Ahya?" Tanya Mayang dengan ekspresi yang begitu ketakutan.

"Tidak apa-apa, Mayang." Ahya berpura-pura menjadi orang jahat.

        Mayang ingin membuka pintu kincir angin tersebut. Tetapi ia takut dan tak bisa membukanya. Ia takut jatuh dari ketinggian.

"Mayang tahu kenapa Ahya bawa Mayang kesini?" Tanya Ahya yang sok menatap sinis.

"Tidak." Mayang hanya menggeleng ketakutan dan hampir menangis.

"Maukah Mayang menjadi istri Ahya?" Ahya mengutarakan perasaannya kepada Mayang.

"Kenapa harus mengutarakan itu disini?" Tanya Mayang dengan ekspresi sok imut.

"Karena jika Mayang membuka kincir angin itu, maka Mayang akan terjatuh. Agar jangan terjatuh, ambillah cincin ini." Jawab Ahya puitis sambil mempersembahkan cincin itu kepada Mayang

"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah." Mayang menangis haru.

        Ahya menyematkan cincin itu di jari manis Mayang. Mayang menangis memeluk Ahya. Mesin kincir angin berbunyi lagi dan mereka pun turun dari kincir tersebut.

"Selamat ya, Kak Mayang. Semoga kalian bertahan selamanya." Ucap Marcha, Resita, dan Adit.

"Selamat ya buat putra putri kami yang lamaran." Kata orang tua Mayang dan orang tua Ahya.

        Ahya menggendong Mayang. Banyak yang merekam aksi romantis mereka dan memasukkannya ke snapgram dan status whatsapp. Akhirnya, mereka pun viral di komplek masing-masing.


Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now