MAYANG MENANGIS

94 0 0
                                    


"Mayang dimana?" Teriak Ahya dari kejauhan.

"Aaaaaaaaa, Mayang disini Ahya." Mayang meringis kesakitan sambil menangis.

        Ahya mencari dimana sumber suara itu. Ia melihat Mayang menangis mengulurkan tangan kepadanya. Ahya langsung menggendong tubuh Mayang lalu meletakkannya di kasur kamar mereka.

"Ahya ambil obat dulu ya, May." Kata Ahya sambil mengelus kepala Mayang.

"Ya, Ahya." Mayang menggangguk.

       Ahya bergegas ke dapur dan mengambil kotak P3K di atas lemari makan. Tak lupa ia mengambil air hangat di baskom untuk membunuh kuman yang ada di luka Mayang. Ia pun kembali ke kamar.

"Nggak papa, Ahya. Justru Mayang yang berterima kasih sama Ahya."

        Ahya membersihkan luka di kaki Mayang. Kemudian, ia mengobati kaki Mayang lalu membalutnya dengan perban.

"Makasih ya, Ahya. Mayang sayang sama Ahya." Ucap Mayang sambil memeluk Ahya.

"Sama-sama, Mayang. Ahya lebih sayang sama Mayang." Ahya membalas pelukan Mayang lalu mencium kening Mayang.

        Mayang pun tertidur di pelukan Ahya. Setelah itu, Ahya merebahkan tubuh Mayang di kasur dan mencium kepala Mayang.

"Cepat sembuh, Mayang." Bisik Ahya di telinga Mayang yang sedang tertidur.

        Ahya mematikan lampu kamar lalu ke dapur. Ia memikirkan apa makanan yang mau ia buatkan untuk Mayang ketika sudah bangun nanti.

"Bagaimana kalau aku bikin sup daging sapi untuk Mayang? Hmm ya sudahlah." Gumam Ahya dalam hati.

         Ahya mengambil bahan yang ingin ia buat tadi dari kulkas. Ada kentang, daging sapi, ketumbar, wortel, bumbu sup, garam, dan lain-lain. Semuanya sudah ia potong dan kupas sesuai bentuk dan ukurannya. Ia pun memasak dan menunggunya selama beberapa menit. Akhirnya, sup yang ia buat tadi matang. Ahya mengambil dua mangkuk besar dan memasukkan sup buatannya ke mangkuk itu lalu membawanya ke meja makan.

        Ahya berlari ke kamar. Ia menutup mata Mayang dengan kain dan menggendong Mayang di punggungnya.

"Ahya, Mayang mau dibawa kemana?" Tanya Mayang penasaran.

"Pokoknya ada deh, Mayang." Jawab Ahya seakan tidak tahu.

        Ahya menurunkan Mayang di kursi makan. Ia mengambil jus apel dari kulkas dan menuangkannya ke gelas. Ahya membuka kain yang ia ikatkan ke mata Mayang tadi. Mayang tersenyum.

"Ini siapa yang masak, Ahya?" Tebak Mayang.

"Ini masakan dari chef yang setiap hari bersama Mayang." Jawab Ahya sambil tertawa.

"Lah, kok Ahya yang masak?"

"Mayang kan baru dapat musibah tadi. Tak mungkin Ahya nyuruh Mayang."

"Ahya memang pengertian sama Mayang."

"Yaudah, Mayang. Kita makan yuk!" Ajak Ahya sambil menepuk pundak Mayang.

        Mereka pun makan. Kurang dari sepuluh menit, sup yang dibuat Ahya tadi habis seketika. Ahya tersenyum melihat sup buatannya habis dimakan oleh Mayang.

"Dah sembuh lukanya, Mayang?" Tanya Ahya sambil merangkul bahu Mayang.

"Sudah dong, Ahya kesayangan Mayang. Mayang kan sembuh gara-gara sup buatan Chef Ahya." Gombal Mayang.

"Di tengah luka begini Mayang masih sanggup menggoda." Ujar Ahya sambil tertawa.

"Kalau nggak begini bukan Mayang namanya."

Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now