Mayang dan Ahya sudah tiba di toko Mayang. Mayang membuka kunci tokonya dan merapikan barang-barang untuk dijual. Ahya turut membantu Mayang sembari menggendong Bedy. Mayang duduk di kursi sambil membenarkan kacamatanya.
" Ahya nggak ke toko bengkel?" Tanya Mayang kepada Ahya yang menggendong Bedy.
"Hari ini libur dulu, Mayang. Biar Mayang nggak capek kali mengurus Bedy." Jawab Ahya sambil mengelus rambut Mayang.
"Ya Allah, Mayang bersyukur bersuamikan Ahya. Dia memang begitu pengertian sama Mayang. Engkau nggak salah mengirimkan dia untuk Mayang." Gumam Mayang dalam hati.
"Kenapa, May?" Ahya heran kepada Mayang yang melamun.
"Mayang bersyukur sama Allah, Ahya. Karena Allah mengirimkan Ahya dalam hidup Mayang. Mayang sayang sama Ahya." Kata Mayang lalu memeluk dan mencium kening Ahya.
"Ahya juga beruntung dimiliki Mayang. Untung saja Allah menjauhkan Adris dari Ahya. Berarti Allah itu baik banget, Mayang. Karena Adris itu sifatnya begitu." Ahya membalas pelukan dan ciuman Mayang.
"Kak Mayang, beliiiiiiiiii." Kata seorang anak laki-laki berseragam SD.
"Sebentar ya." Sahut Mayang dari dalam toko.
Ahya menggendong Bedy dengan kain yang dililitkan di tubuhnya. Ia keluar dan langsung mendatangi anak itu.
"Beli apa, Dek?"
"Beli gula dua kilogram, jelly stik tiga bungkus, makanan kucing yang bungkus besar satu, dan coklat dua."
Ahya mengambil barang yang ingin dibeli oleh anak itu lalu meletakkannya di meja kasir Mayang. Mayang menghitung harganya dan memasukkannya ke dalam plastik.
"Berapa, Bang?" Tanya anak tersebut.
"Seratus sepuluh ribu, Dek." Ahya menjawab pertanyaan pembeli tersebut.
Anak itu memberikan tiga lembar uang lima puluh ribu kepada Ahya kemudian Mayang memberikan dua lembar uang dua puluh ribu kepada anak itu.
"Makasih ya Dek." Ucap Ahya ramah.
"Sama-sama, Bang. Eh ngomong-ngomong Abang suaminya Kak Mayang?" Anak itu membalas ucapan Ahya dan bertanya.
"Iya, Dek." Ahya mengangguk.
"Itu yang Abang gendong anak Abang ya?" Pembeli itu menunjuk Bedy di gendongan Ahya
"Iya dong."
"Laki-laki apa perempuan?"
"Perempuan. Namanya Gabrielle Bedy Verratti Ahya."
"Wah, berarti Adit sudah jadi paman. Resita dan Marcha sudah jadi tante. Dan orang tua Abang dan Kak Mayang sudah jadi kakek-nenek Bang."
"Jelas dong."
"Oh iya Bang. Aku pulang dulu. Soalnya mau buru-buru ngerjain PR."
"Iya, Dek. Hati-hati."
Anak itu meninggalkan toko Mayang. Ternyata, anak itu adalah teman sekelas Adit. Yang tak lain adalah teman dari adik kandungnya.
Berjam-jam kemudian
Pembeli semakin lama semakin meningkat. Itulah yang diinginkan oleh pedagang di seluruh dunia. Karena semakin banyak pembeli, semakin banyaklah untungnya. Begitu juga yang diinginkan oleh Mayang dan Ahya.
"Mayang, akhirnya dagangan kamu laris manis. Alhamdulillah ya Mayang." Ahya merangkul dan mencium pucuk kepala Mayang.
"Iya sayang, itu berkat doa dan dukungan Ahya." Balas Mayang senang.
Hari sudah sore. Ahya membantu Mayang memasukkan barang-barang ke dalam toko. Setelah semuanya masuk, Mayang mengunci tokonya lalu mereka pulang. Setelah sampai di rumah, mereka beristirahat di sofa.
"Gimana jualannya, Kak?" Tanya Adit kegirangan.
"Alhamdulillah laris manis." Mayang tersenyum bahagia.
"Oh, bisa dong untuk tabungan kita ke luar negeri." Kata kedua orang tua Mayang dan Ahya.
"Doakan saja." Kata Pak Rino.
"Udah pasti itu Kak." Sahut Resita dan Marcha.
"Yang tadi nggak usah kamu tanya. Kak Mayang ini udah kaya. Udah jadi sultan. Sultan mah bebas." Kata Ahya dengan ekspresi yang jahil.
Adit membuat wajahnya sedemikian rupa untuk mengganggu Bedy yang digendong oleh Mayang. Bedy pun menangis. Adit tertawa.
"Bang, Abang itu udah kelas enam. Udah mau SMP. Kok suka kali mengganggu bayi yang lagi digendong. Mungkin sekarang Abang jahil sama anak bayi. Nanti kalo udah SMA atau udah kuliah jahil dan jelalatan liatin cewek cantik." Resita mengomel lantaran kesal melihat tingkah Adit yang sudah membuat Bedy menangis.
"Ya Allah Bang Adit." Kata Bu Marni sambil lewat dari ruang tamu.
"Kaya gini emang anak sekarang. Waktu kecil suka gangguin bayi. Ntar gedenya jadi gangguin cewek cantik." Kata Pak Kasman.
"Bang, Bedy mau dimandikan dulu." Kata Bu Marni sambil melihat jam karena waktunya sudah sore.
"Oh iya silahkan Bu." Ahya memberikan Bedy kepada Bu Marni.
Bu Marni mengambil Bedy dan menggendongnya. Bedy dan Ahya pergi ke kamar mereka untuk beristirahat. Sementara yang lain sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang belajar, bermain, bercerita, dan lain-lain.
YOU ARE READING
Cinta Dalam Diam
FanfictionDelilah Armayang Dinar Puteri (20) atau Mayang adalah seorang gadis yang diam-diam menyukai temannya yang bernama Ahya Alkhairi Arkana (22). Ahya adalah seorang pemilik bengkel. Mayang adalah seorang gadis yang cantik, manis, baik hati, setia, mandi...