Empat hari tiga malam. Itu waktu yang dijanjikan Chan pada Nara untuk tidak pulang ke rumah. Sebenarnya Nara tidak ambil pusing juga apakah pria itu akan kembali atau tidak. Ia sudah terbiasa tinggal sendiri di apartemen, apalagi ketika jadwal kegiatan saudara kembarnya sebagai seorang idol sedang padat dan mengharuskan Bora tinggal di dorm bersama teman-temannya demi efisiensi waktu. Mengurus diri sendiri bukanlah sesuatu yang sulit bagi wanita seperti Nara.
Nara bahkan sempat heran ketika menyadari adiknya menjadi lebih sering berada di apartemen mereka ketimbang di dorm. Ketika ditanya, Bora menjawab bahwa dirinya harus menjaga Nara yang sedang mengandung. Bahkan gadis itu menyuruh Chan untuk tinggal bersama menemani Nara. Sepertinya semua orang benar-benar mengkhawatirkan kondisinya. Padahal Nara sendiri berusaha bersikap biasa saja.
Kini sudah terhitung tujuh hari Chan menghilang. Mendekati hari rilisnya lagu baru mereka, jadwal Seventeen makin padat. Hal itu juga yang membuat Chan tidak bisa menepati janjinya untuk pulang ke apartemen Nara dalam empat hari. Hanya sesekali saja pria itu berkirim pesan menanyakan kabar Nara. Bahkan tidak ada percakapan telepon. Chan terlihat sangat berhati-hati dalam bertingkah terutama ketika para manajer berada di dekatnya.
Pintu apartemen terbuka, Nara mempersilahkan tamunya masuk dengan tidak enak hati. Pasalnya, ia terlalu lelah untuk membersihkan rumahnya. Wanita itu takut sang tamu terganggu dengan keadaan tempat tinggalnya sekarang.
"Maaf, aku belum membereskannya sebelum berangkat kerja tadi pagi," ucap Nara malu. Wanita itu terlihat mengambil sebuah buku yang tergeletak di atas sofa sembari mempersilahkan lawan bicaranya duduk. "Duduk saja dulu, Hyesung. Aku ambilkan minuman dulu."
Hyesung mendaratkan tubuhnya di sofa. Pandangannya berkelana mengamati sekitar. Walaupun Nara bersikap berlebihan dengan mengatakan apartemennya tidak rapi, tetap saja ruangan itu terlihat baik dan tertata apik. Sudah bisa dipastikan Nara merupakan orang yang suka dengan kerapihan dan kebersihan. Seperti Hyesung.
"Bora sibuk, Chan sibuk. Kau tinggal sendiri?" tanya Hyesung.
"Aku tidak masalah dengan hal itu," jawab Nara santai. Ia membuka pintu kulkas dan mengamati isinya. "Kau mau air mineral, cola, atau jus?"
"Air mineral saja cukup," jawab Hyesung. Gadis itu meraih salah satu buku yang terserak di dekat tempatnya duduk. "As expected from you. Kau tipe orang pembelajar ternyata. Buku sebanyak ini sudah kau baca semua?"
Nara kembali ke ruang tengah dengan sebotol air mineral dingin milik Hyesung dan segelas jus jeruk untuknya sendiri. Ia meletakkan minuman itu ke atas meja dan mengamati Hyesung yang sudah terpana membaca berbagai judul buku yang belum sempat ia rapikan. Nara terkekeh geli melihat ekspresi takjub Hyesung.
"Aku tidak bisa bertanya banyak pada ibuku. Jadi aku mencari sumber belajar lain dengan membaca banyak buku," jawab Nara.
Hyesung menoleh. "Kapan kau akan bilang pada mereka? Kau pasti butuh banyak bantuan. Apalagi ketika usia kehamilanmu semakin tua dan perutmu semakin membesar."
"Aku bingung bagaimana menyampaikannya," jawab Nara terus-terang. "Namaku bisa dicoret dari kartu keluarga kalau mereka tahu aku hamil di luar nikah. Aku juga takut kedua orangtuaku tidak menerima kehadiran anak ini," lanjut Nara sembari mengelus perutnya.
Hyesung tidak berkomentar. Ia pun tidak punya banyak solusi untuk masalah yang satu itu. Apalagi Nara sudah pernah mengatakan bahwa ayahnya sangat disiplin dalam mendidik anak-anaknya.
"Kalau begitu, kau harus selalu meminta bantuan pada siapapun jika kau memang tidak mampu, mengerti?"
Nara tertawa kecil mendengar kalimat berisi ancaman yang dikeluarkan Hyesung barusan. Ia memang belum lama mengenal gadis di sampingnya ini. Namun kepribadian Hyesung yang easy going dan perhatian membuatnya nyaman. Hyesung juga sudah banyak membantunya sejauh ini. Nara bersyukur ia dapat mengenal Hyesung lebih dekat, walaupun harus dengan perantara sebuah masalah yang tidak kecil baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Unpredictable Unconditional Love
Romantizm[COMPLETE][SVT FF Series] --- Melanjutkan karir atau membangun keluarga? Jika Chan diberikan pertanyaan itu, tanpa pikir panjang ia akan memilih jawaban pertama. Pikiran idealisnya memang begitu. Namun keadaan tidak bisa berkompromi. Di usianya yan...