"Aku pulang," ucap Chan sembari melepaskan sepatunya dengan asal di depan pintu. Pria itu melangkah dengan gontai melintasi ruang tengah dorm yang tampak lengang. Entah kemana para penghuninya pergi.
Soonyoung bersiul kecil ketika melihat Chan masuk ke dapur. Bahkan dongsaeng-nya itu terlihat acuh dan tanpa peduli membuka-buka lemari pendingin mencari sekaleng bir. Heran mengapa sapaannya tidak diindahkan, Soonyoung dengan jahil merebut kaleng minuman dari tangan Chan.
"Hyung!"
"Kau mau minum-minum sendiri? Tanpa mengajakku?" goda Soonyoung yang sepertinya tidak sadar bahwa Chan sedang tidak dalam mood baik untuk membalas candaannya.
Tak peduli, Chan kembali membuka pintu kulkas dan menarik kaleng bir lainnya. Dengan satu tangan, ia membuka penutupnya dan menenggak isinya.
"Wow, kau benar-benar....," ucap Soonyoung sembari menggelengkan kepalanya. "Kau ada masalah?"
Chan melemparkan tatapan datar ke arah pria berisik itu sekilas. Ia berlalu menuju ruang tengah dan mendudukkan dirinya di sofa. Minum bir di sore hari? Jarang sekali ada member Seventeen yang sengaja ingin mabuk ketika matahari bahkan belum tenggelam.
"Nara?" tebak Soonyoung. Pria yang memiliki julukan hamster itu duduk di samping Chan. Ia membuka kaleng bir di tangannya dan ikut menyesapnya sedikit.
"Bagaimana Hyung bisa tahu?"
Soonyoung mengedikkan bahunya. "Dari kemarin kau sangat bersemangat karena akan mengantar Nara periksa kandungan hari ini. Tapi, entah mengapa baru sore hari kau sudah kembali ke dorm dan memilih minum alkohol. Padahal akhir-akhir ini kau sendiri yang selalu mencari celah untuk bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama Nara dengan pulang ke rumah dan tidak tinggal di dorm. Jadi, aku berasumsi kau baru saja bertengkar dengan istrimu itu."
Chan mengangguk membenarkan ucapan hyung-nya. Ia kembali menenggak isi kaleng di tangan kanannya. "Kami bertengkar setelah keluar dari ruang pemeriksaan. Lebih tepatnya, aku yang marah padanya."
Soonyoung berjengit kaget. "Ya! Bagaimana bisa kau marah pada Nara yang sedang mengandung? Dimana-mana kalau istri sedang hamil ya suaminya sangat sayang dan menjaga mereka."
"Hyung tidak tahu alasannya," bantah Chan tak mau kalah.
"Kalau begitu jelaskan padaku," ucap Soonyoung sambil menunjukkan senyum jahilnya.
Chan melengos. Mood-nya benar-benar sedang jelek, namun hyung-nya itu malah makin meledeknya. Chan sendiri juga tidak tahu mengapa dirinya bisa tiba-tiba marah pada Nara.
"Maaf, maaf," ucap Soonyoung mengalah pada akhirnya. "Katakan saja apa masalahmu. Setidaknya aku bisa bantu mendengarkan, yah... mudah-mudahan juga bisa memberikan solusi yang berguna."
"Nara menyembunyikan hal penting tentang kehamilannya dariku," ucap Chan setelah beberapa saat terdiam. "Kemungkinan besar ia harus operasi untuk melahirkan si kembar."
"Operasi?!" pekik Soonyoung. "Kenapa? Ada masalah?"
Chan menarik napas panjang. Ia mengusap wajahnya dengan kedua belah telapak tangan. "Selain karena hamil kembar, posisi janinnya tidak memungkinkan untuk proses melahirkan normal. Yah, zaman sekarang sesar bukan hal yang menakutkan lagi. Tapi, tetap saja aku khawatir."
Soonyoung menepuk sebelah bahu Chan. "Asalkan Nara dalam kondisi prima, pasti operasinya akan berhasil."
Chan menyesap minumannya lagi sebelum menoleh ke arah Soonyoung. "Entahlah. Ada masalah lain lagi. Tekanan darah Nara cukup tinggi, saat tadi diperiksa ulang pun tetap tinggi. Dokter bilang dia mengalami kondisi yang bernama pre-eklampsia. Aku sangat khawatir karena ternyata ada beberapa komplikasi dan kegawatan yang mengancam."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Unpredictable Unconditional Love
Romance[COMPLETE][SVT FF Series] --- Melanjutkan karir atau membangun keluarga? Jika Chan diberikan pertanyaan itu, tanpa pikir panjang ia akan memilih jawaban pertama. Pikiran idealisnya memang begitu. Namun keadaan tidak bisa berkompromi. Di usianya yan...