Ikatan💔

429 24 2
                                    

Aku duduk lesehan di lapangan bersama yang lain. Kali ini entah kesambet setan apa, aku mengikuti ekstrakurikuler pramuka yang menjadi rutinitas di hari jum'at Madrasah Aliyah ini. Ini semua berkat paksaan dari bu Issya yang memang pembina pramuka. Beliau selalu menegurku dan tadi pagi aku hampir melarikan diri seperti biasa namun ditahan oleh sebuah kekuatan, aku malu jika harus ditegur langsung oleh kak Zaki.

"Woyy Sal! Ciee berangkat! Tumben" ejek Risti, dia anggota DA seperti Dira. Eh, ngapain aku bahas dia? Sudahlah itu tidak penting.

"Malah bengong! Pasti malu bangetkan digituin kak Zaki tadi pagi?" goda Risti. Wajahku bersemu seperti tadi pagi saat kejadian memalukan itu. Oh ayolah, jangan dibahas lagi!

"Semuanya, siaaapppp graakkk!!" suara berat nan tegas itu mempercepat pacu jantungku. Semua orang termasuk aku berdiri dan sikap siap seperti yang diintruksikan kak Zaki. Dia hanya menjadi pemantau karena sudah kelas XII.

"Dua kali tepuk pramukaa!!"

"Ji ro lu, ji ro lu, ji ro lu pat mo nem tu, ji ro lu, ji ro lu, ji ro lu pat mo nem tu!!" seru kami, akupun ikut berseru kegirangan. Entahlah, rasa sesalku ikut pramukanan kali ini sedikit sirna. Dan untungnya kali ini adalah pertemuan terakhir untuk anak kelas XI. Aku berusaha sebaik mungkin dalam kegiatan perpisahan ini.

"Apa kabar semuaaa?" seru kak Zaki dengan nada riang, tak seperti tadi yang dibuat berat dan super tegas!

"Alhamdulillah, sehat, nikmat, luaarr biasaaaa!!" kami berseru kencang.

"Bagusss! Kali ini, kami selaku anggota DA akan mengadakan sebuah kegiatan. Yang mana kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh adik-adik yang hadir dan juga anggota DA sendiri. Kegiatan apa sih, ada yang sudah tahu?" kami diam dan berbisik.

"Oke, kak Zaki akan kasih tahu. Mau tahu tau tempe? Eh, malah bercanda hehe. Oke kita akan bermain game! Nanti terserah kalian mau pilih pos yang mana dulu, setiap pos sudah ada pemandunya, jadi nanti kalian langsung bisa ke pos dan mendengar instruksi dari pemandu. Semuanyaaa, tanpa penghormatan, bubarr jalaaannn!!!"

Semuanya membubarkan diri. Seseorang menarik lenganku dan mengajakku ke sebuah pos game terdekat.

"Kamu lupa sama aku Sal? Ealaahh. Dulu kita sebangku loh saat kelas VII" ucapnya. Aku berfikir sejenak, tapi lupa. Bagaimana tidak, dia sepertinya banyak berubah.

"Sudahlah, yuk main" dia antusias mengikuti game ini, namun aku menjadi jengah saat melihat Dira ada di pos ini.

"Sal" Fakiya, teman sebangkuku kelas VII itu menyenggol lenganku saat melihat Dira. Perutku terasa mual sekarang.

Takdir Tersembunyi 1 & 2 [SUDAH TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang