Akhirnya,

671 27 0
                                    

Dear Mbak Salim,

Assalamualaikum,

Ini Ikha mbak, dari kampung, rumahnya simbah putri. Beliau rindu ingin bertemu dan berbincang dengan mbak Salim. Sepeninggal Abi dan Ummi, beliau sering mengurung diri di kamar. Tidak mau bicara pada siapapun, dan secepatnya ingin bertemu dengan mbak Salim. Kapan bisa berkunjung ke sini mbak? Ikha juga rindu.

Semoga mbak Salim selalu diberkahi kesehatan, dan ketegaran dalam menjalankan ujian dari Sang Maha Kuasa.

Maaf mbak, Ikha nggak pernah buat surat, jadi harap maklum jika nggak bener kata-katanya. Pokoknya, Ikha sama simbah putri ingin segera bertemu mbak Salim. Dan, Simbah juga pingin, kalau bisa mbak Salim tinggal dengan kami saja. Gimana sih ngomongnya yang bener? Ya intinya, Simbah minta mbak Salim tinggal disini bersama kami.

Mm, mungkin itu mbak. Secepatnya balas surat Ikha ya, atau segera kesini.

Wassalamu'alaikum.

Kami merindumu,

Simbah dan Farikha

***

Ku tutup surat itu, dan melipatnya kembali. Aku menyesal baru menemukan hal penting ini setelah berziarah ke Kadilangu seminggu yang lalu. Masih teringat wajah kang Zul yang tergopoh-gopoh berlari ke arahku, sembari menenteng belanjaan yang ku perkirakan milih Gus Afa dan mbak Zahra.

"Dari Neng Ikha neng. Kemarin waktu saya ke simbah untuk mengantarkan beberapa kitab neng Ikha, beliau menulis surat ini buat njenengan," kang Zul memberikan amplop putih yang berisi surat itu padaku.

"Apa kabar mereka kang?" Tanyaku waktu itu, namun hanya disambut diam oleh kang Zul dengan hembusan nafas yang sangat berat.

"Simbah putri gagal jantung neng," ucapan kang Zul terus terngiang dalam benakku. Aku bingung, hatiku kian pilu. Kemarin saja, Ayah hendak menerima perjodohan yang diajukan mas Samsul lagi, hal itu semakin mendesak hidupku untuk terperosok ke dalam lingkar rasa. Entah, kenapa mas Samsul sangat ingin menikah denganku, padahal banyak wanita di kampung ini yang berpendidikan tinggi dan bahkan lebih cantik luar-dalam dariku. Kenapa harus aku? Pertanyaan ini membuat hatiku semakin rapuh, tidak pernah keluar dari kamar kalau memang tidak mendesak.

Ayah mulai mendiamkan aku, bahkan Ibu juga sedikit menutup bicara denganku. Sudahlah, aku tidak tau harus bagaimana mana lagi selain perlahan hilang dari hidup mereka.

Tiba-tiba suara piring pecah dari arah ruang tamu. Ada apa? Aku yang hendak beranjak dihentikan suara berat milik Ayah yang terdengar marah.

.
.
.
.
.

Sebagian part dihapus ;)

Takdir Tersembunyi 1 & 2 [SUDAH TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang