Dosa Terindah?

442 26 0
                                    

Nyctophobia (fobia gelap)

Nyctophobia adalah kondisi ketakutan ekstrem pada kegelapan atau malam hari. Dengan kata lain, orang-orang mungkin takut pada malam dan kegelapan karena mereka tidak dapat melihat apa yang ada di sekitar mereka.

Itu yang yang baru aku ketahui setelah dijelaskan oleh Neng Ikha. Aku bahkan tercengang, benarkah ada hal yang seperti itu? Betapa anehnya.

"Al" Gus Afa terbangun saat kang Zul dan Kang Haidar memindahkannya ke kamar. Semua orang malah memandangku. Apa salahku? Seakan mereka meminta penjelasan dari hal yang emang nggak ada sangkut pautnya dengan phobia Gus Afa. Kan aku tadi cuma pingin keluar aula secepat mungkin, itu saja.

"Maaf ya"

Maaf? Ko maaf?

"Udahlah Fa, gua tahu" ucap kang Zul.

"Bisa lebih sopan?" sinis Neng Ikha pada kang Zul yang kelewat batas itu. Ya, Gus Afa dan kang Zul memang bersahabat lama.

"Nggih Neng" ucap kang Zul sembari merunduk patuh. Aku menahan tersenyum melihat sikap kang Zul yang kadang terlihat kocak.

"Aku nggak ada niatan buat kamu cemburu loh" dawuh Gus Afa yang sukses membuatku malu di depan Neng Ikha, kang Zul dan kang Haidar. Bisa bicarakan pas orang-orang pergi nggak sih? Harus sekarang gitu ngomongnya? Sebel deh!

"Ekheeemm. Jomblo panas nih" ucap kang Zul sembari mengipas-ngipas wajahnya.

"Maaf ya, saya tidak jomblo, hehe. Kang Haidar juga punya cewek kan?" Neng Ikha menggoda kang Haidar yang kelewat pendiem itu. Kang Zul menampakkan wajah melas.

"Oh ya mbak Sal, saya mau kasih saran" ucap kang Zul yang mengalihkan pembicaraan karena telah terpojokkan.

"Saran? Saya nggak minta di kritik" ucap ku yang mendapat kekehan pelan dari Gus Afa dan Neng Ikha.

"Aduh, bukan begitu maksud saya mbak Salima yang cantik, baik, Calon istri Sholikhah"

"Calon istri gua, harusnya lu sebutin nama gua juga dong!" protes Gus Afa.

"Haishhh, pokok nya begitulah. Saran saya yang terpenting, untuk kelangsungan rumah tangga njenengan kelak,.."

"Ih apaan sih kang" potongku tak nyaman dengan percakapan seperti ini.

"Lanjut-lanjut! Jangan bikin kepo" timpal Gus Afa. Aku mendecih sebal.

"Nanti,.. Pas,.. Malam pertama,.."

"Stop-stop! Ngomongin apa sih, pada ngelantur. Salim pergi nih" ancamku dengan wajah bete.

"Yaaahh, nggak seru amat nih mbak Salim. Cuma becanda. Kalau malam pertama sama Gus Afa nanti, pake lampu disko, kan dia takut yang gelap-gelap"

"Kayak hidupmu kang, gelap. Hahaha" Neng Ikha terkekeh dan di susulan Gus Afa yang terbahak.

"Makanya kang, cepet cari cewek. Biar nggak suram hidupmu" Neng Ikha terkekeh lagi.

"Makanya move on Zul" Gus Afa ikut berkomentar.

"Dih, yang udah taken, pamer" dengan kang Zul. Neng Ikha dan Gus Afa tertawa bersama. Kompak sekali bukan, adek-kakak ini?

"Balik ah, yuk dar"

"Wooo, kalah langsung cabut aja nih" cetus Gus Afa.

"Bukannya gitu, gua tuh tahu, lu pingin berduaan sama calon bini. Udah ah, pamit gua. Assalamualaikum"

"Tau aja lu. Wa'alaikumussalam" Gus Afa tertawa lagi. Neng Ikha malah ikut berdiri.

"Eh, mau kemana Neng?" ucap ku panik.

"Balik ke kamar. Ya ngapain aku di sini jadi obat nyamuk? Pesen Ikha satu ya mas. Jangan sampai kelewat batas. Ikha aduin sama Ummi ntar"

"Yee, Ummi mah setuju-setuju aja kalau gua deketan"

"Wih, pede gila! Belum muhrim! Ingat itu!"

"Iya-iyaaaa. Cepet pergi!"

Aku ikut berdiri saat Neng Ikha benar-benar keluar dari kamar Gus Afa.

"Mau ngapain?" Gus Afa menarik tanganku hingga aku duduk kembali.

"Kamu belum sempet temenin aku loh, waktu di rumah sakit" Gus Afa tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tapi kan Gus,.."

"Semalem aja"

Wehh, aku temenin dia tidur? Di kamar ini?

"Haha, hayooo mikirin yang aneh-aneh pasti"

"N.nngggaakk kok"

"Bohooooong"

"Apaan sih Gus. Kita tuh belum muhrim. Jangan kayak gini, ingat dosa" ingatku. Takut nanti benar-benar kalau terjadi khilaf antara kami. Apalagi kan hanya berdua di kamar. Ya, walau pintu kamar sengaja nggak di tutup sih. Juga jendela yang masih terbuka dan menampakkan aktivitas pondok putra.

"Mmm, dosa ya?"

"Iya lah" ucap ku sewot. Masalahnya, aku tuh suka deg-degan kalau dia terlalu baperin kayak gini.

"Cuma pegang tangan kok" dia mengelus tanganku yang dicengkeram dari tadi. Anehnya, aku kok diam saja? Duh, munafik kamu Salim! Hmm, ya gimana ya, rindu juga sih, diperhatiin sama orang spesial.

"Zina tangan Gus" ucap ku sok jual mahal, mencoba menarik namun kembali ditarik olehnya. Akhirnya aku pasrah diam tanpa berani memandangnya.

"Nggak papa, cuma Zina tangan. Ini namanya Dosa Terindah" terdengar kekehannya yang membuatku sebal.

Dosa Terindah? Dosa kok Indah!

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

Sebagian part dihapus ;)

Takdir Tersembunyi 1 & 2 [SUDAH TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang