Tergoda

324 24 0
                                    

Oke, sebelumnya aku tidak pernah menceritakan bagaimana suasana ngaos kitab di pondok pesantren ini. Aku yang memang jarang sekali ikut kegiatan di pondok, kali ini bergabung sebab Gus Afa yang memintaku.

"Al, nanti ikut ngaos ya" dawuh beliau saat aku selesai menyetrika rasukan ndalem. Dibilang capek, pasti capeknya. Dibilang pingin istirahat, tapi masih banyak tanggungan. Aku yang sebagai mbak ndalem sendiri merasa kewalahan, sebab mbak Manda maupun mbak Siti pulang kampung.

"Nggak ada penolakan ya" beliau nyengir sambil mengibaskan tangan untuk meredakan hawa panas. Cuaca musim kemarau ini memang ekstrem sekali. Saat siang panas tak terkira, dan malamnya dingin menusuk tulang. Dan ndalem yang biasanya terkenal adem pun sampai terasa panas di musim kali ini.

"Tapi Gus,..." aku mulai kesal, dan menampakkan wajah tak enak. Aku sungguh lelah hari ini. Sejak pagi tiada henti mencuci pakaian ndalem, menjemur pakaian ndalem,  memasak, sampai menyetrika  dan membersihkan kamar-kamar ndalem, baru selesai sekitar bakda Ashar.

"Aku cuma gantiin Ustadz Yusuf kok. Cuma sekali ini aja. Beliau sedang menemani istrinya melahirkan. Jadi, kamu harus menemani aku juga dong waktu ngaos kitab nanti"

Aku melotot, apa hubungannya coba?

"Kamu kan calon istri aku" imbuhnya.

Haishhh! Beliau berhasil menggetarkan jiwaku hanya dengan kalimat Simple itu.

"Tapi Gus,.."

"Sayaaaaang, mau ya"

Shit! Wajah aku pasti udah kayak tomat. Dia bisa nggak sih, mikirin perasaanku yang udah kayak mobil ambulance? Aku segera pergi dengan geregetan yang membara dalam jiwa. Astagfirullah! Kuatkan iman hamba!

"Mau kan bee? Yayaaaa" dia terus menggodaku dengan berteriak sesuka hati. Untung saja, ndalem kedap suara.

"Kalian kayak orang pacaran ya"

Aku kaget saat suara tiba-tiba datang dari arah berlawanan denganku. Eh, Neng Ikha?

"Mboten Neng,.." betapa malunya aku. Neng Ikha tertawa kecil dan mengelus pundakku.

"Aku tahu Mas Afa. Dia kelihatannya memang mulai move on dari mbak Zahra"

"Mm, Neng, saya,.." aku salah tingkah dan terlihat seperti orang bodoh.

"Tenang, move on memang perlu waktu. Tapi, tidak baik jika terus menunggu yang tak tentu" Neng Ikha berlalu meninggalkan aku ya masih mematung, belum sadar apa yang barusan terjadi. Kenapa Gus Afa dan Neng Ikha usai gerah malah jadi aneh ya sikapnya? Apa efek samping dari obatkah?

"Hayoo ngapain"

"AAAA!!! Gus Afa apaan sih ngagetin!" aku memegang dadaku, takut jantungku tiba-tiba copot.

"Hehe, maaf deh. Bisa bantuin nggak?"

"Apa lagi?" aku bersungut-sungut. Dia malah terkekeh.

"Pilihin baju sama sarung" dia nyengir tanpa dosa.

"Buat apa Gus? Ajeng tindak?" tanyakan menahan emosi yang ingin meledak.

"Nggih, ajeng tindak ting Manahe njenengan. Hahaha"

"Ihhh nggak bercanda ah" aku mulai tak sabar ingin segera berlalu dari Gus Afa. Dia semakin membuat kesabaranku menipis.

"Buat ngaos kitab sayaaang"

Takdir Tersembunyi 1 & 2 [SUDAH TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang