[1] Baby Alien

2.3K 283 65
                                    


Selama dia hidup, Kim Doyoung selalu berusaha menjadi orang yang 'lurus'. Berbakti kepada orang tua. Kepada negara. Kepada nusa dan bangsa. Mimpinya juga sederhana, sekolah, kuliah, lulus, kerja, menikah, dan hidup biasa-biasa saja. Oleh karena itu dia selalu menghindar dari masalah yang mungkin muncul, semuanya.

Termasuk masalah perempuan.

Demi hidupnya yang aman damai tentram sejahtera, dia tidak ingin mempunyai percintaan yang rumit.

Mottonya adalah "Kalau tidak butuh dikerjakan, lebih baik tidak usah dikerjakan," Dan "jika ada masalah lebih baik menghindar saja,"

Itu sebabnya dia merasa belum terbangun dari mimpinya ketika melihat seorang makhluk asing, tidur terlelap di sebelahya sambil memeluk lengannya.

Doyoung mengerjap-ngerjapkan mata, berusaha mengumpulkan nyawa. Tapi pemandangan itu jadi lebih jelas.

Makhluk itu berambut ikal, wajahnnya dipenuhi pipi.

Doyoung mencubit pipinya sendiri. "Ouch!" Sakit!

Berarti ??? Ini?? Bukan ??? Mimpi??

Kesadaran Doyoung sekarang mulai penuh. Dia melotot ngeri melihat makhluk mungil itu terduduk sambil mengucek-ucek matanya. Mungkin dia terganggu dengan pergerakan Doyoung yang tiba-tiba. "Papa?"

"AAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!"

Doyoung melompat turun dari kasurnya. Panik. Merapat ke pintu keluar. Dia bersiap-siap memegang kenop pintu, jaga-jaga kalau saja makhluk itu melakukan sesuatu yang mengerikan.

Ini ?? Apa?? Alien?? Apa alien sudah menguasai dunia?

Makhluk itu benar-benar mungil. Tingginya saja tidak sampai se-lutut Doyoung. Dia menahan napas ketika makhluk itu menatapnya bingung, lalu ikut turun dari kasur, susah payah karena ranjang Doyoung lebih tinggi. Dan berlari memeluk kaki Doyoung. "Papaaa,"

Doyoung ngeri. Panik. Dia mengibaskan kakinya cepat, lalu sambil berteriak-teriak dia keluar dari kamarnya, dan menutup pintunya keras. Menahannya dari luar agar makhluk itu tertahan di dalam kamar, tidak bisa keluar.

Doyoung memutar otak cepat. Dia butuh bantuan.

"HUWAAAAAAAAAA PAPAAAAAAAAAA!!!!" makhluk itu menggedor-gedor pintu kamar Doyoung sambil berteriak-teriak. Menangis keras.

Doyong dalam mode panik, meraih ponselnya yang ada di saku. Lalu menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya.

Begitu tersambung, Doyoung langsung berteriak panik, "TEN, DI APARTEMENKU ADA ALIEEEN, CEPAT KESINI,"



"Kau ngomong apa sih? Ngelindur ya?"



"ADA MAKHLUK KECIL, UKURANNYA HAMPIR SELUTUT, YA TUHAAN," rasanya Doyoung mulai stress terus menerus berteriak. Dia lebih panik ketika suara raungan dari dalam kamar semakin kencang.



Okay, Doyoung mungkin harus kembali mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dia perbuat di masa lalu, dan meminta ampun sekarang juga pada Tuhan karena . . . . . . mungkin saja setelah ini dia mati di tangan alien itu.



Tidak-tidak-tidak. Doyoung tidak mau mati. Doyoung masih ingin menggapai mimpinya. Lulus kuliah, kerja, menikah



"Aku mendengar suara tangisan bayi, Doyoung?? Kau membawa bayi ke apartemenmu?"



"BAYI??"



Bayi??? Oh iya, Bayi.



Doyoung mengingat-ingat penampakan makhluk itu. "TAPI DIA BICARA BAHASA PLANET!! PAPA PAPA!"



"Kenapa kau hanya pintar dalam pelajaran sih? Yang seperti ini saja tidak tahu. Anak itu bisa saja mencari ayahnya,"



Ayah? Doyoung menepuk jidatnya sendiri. Kenapa dari tadi dia tidak berpikir sampai sana?

Doyoung menarik napas. Mencoba menenangkan batinnya yang terguncang.



Okay, pertama, dia Bayi, bukan alien.

Kedua, papa itu berarti dia mencari papanya.

Tapi . . . . dia masuk dari mana??



Doyoung bergidik ngeri. "Ten, sumpah aku takut,"

Terdengar helaan napas dari seberang telepon. "Kau menguncinya di kamarmu ya? Cepat buka! Kau tidak merasa kasihan? Raungannya keras sekali, aku sampai bisa mendengarnya dengan jelas. tenggorokannya bisa sakit."

Doyoung terdiam. Ten benar. Suara tangisan dan raungannya keras sekali. Mungkin makhluk itu merasa bingung berada di tempat asing, sendirian. Kalau dipikir-pikir kasihan juga, Doyoung jadi tidak tega.

Perlahan Doyong memutar kuncinya, membuka kenop pintu, dan melihat makhluk itu masih menangis, terguncang-guncang. Tapi tiba-tiba makhluk mungil itu perlahan jadi tenang melihat kehadiran Doyoung. Dia berhenti menangis, meskipun masih sesenggukan. Doyoung jadi merasa menyesal,

Doyoung melangkah pelan mendekatinya, tapi kemudian kembali melompat panik, dia berteriak lagi ke ponselnya, "TEN, ITU BENAR BENAR ALIEEEEEEN, DIA MENGELUARKAN CAIRAN ASAM DARI MULUTNYAAAAAAA TOLONG AKUUUUU AAAAAAAKKK AKU BISA MATIIII,"



"YA TUHANKUU . . . . DOYOOUUUNG KAU GILA ATAU BAGAIMANA SIH? ITU BAYINYA MUNTAH GARA2 KEBANYAKAN NANGES,"









Meet the baby alien

Meet the baby alien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Meet Papa Alien

Meet Papa Alien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







TBC



Intinya Meri mau nyobain genre yang beda wkwkwkwk. Terus weekend kemarin dicekoki film "Sore" sama "Be with you". Pokoknya film2 keluarga gituu, daaan booom . . . jadilah work ini wkwk. Tapi ini murni imajinasi Meri sendiri wkwkwk

aslinya mau bikin cast lain, tapi baby alienku terlalu unyu-unyu dan aku juga terlalu sayang sama mas Doy gimana dong :") belum bisa berpaling.







Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang