[3] Papa Alien

1.5K 268 66
                                    

Perempuan itu cantik –- benar-benar tipe ideal Doyoung. Rambutnya panjang, dan senyumannya itu sangat manis sampai bikin diabetes. Doyoung jadi deg-degan.

Perempuan itu menoleh, seperti ada adegan slow motion dengan background music mendayu-dayu dan bunga sakura berterbangan di belakangnya.

Intinya Doyoung terpesona. 

Apalagi setelah itu perempuan yang dimaksud berjalan mendekat – menghampiri Doyoung dengan menggandeng 'bayi alien'nya sambil terus tersenyum. "Ini anak kakak? Lucunyaa,"

Ini kan anak kamu juga /g.

Rasanya Doyoung mau pingsan. Jantungnya mau meledak.

Tapi tidak, tidak boleh. Doyoung, kau harus kuat.



"Bu-bukan, t-tapi iya," Doyoung malah gugup. Dia bicara terbata-bata, dan malah bingung dengan jawabannya sendiri.

Perempuan itu tertawa kalem. "Kak, yang benar yang mana? Anak Kakak atau bukan?"

Doyoung semakin oleng. Salah perempuan ini panggil-panggil Kakak, kan Doyoung jadi serasa diajak kakak-adek an.

"Errrr, maaf ya, tapi kami bisa titip anak ini sebentar? Sebentar saja, kami mau ada kuliah di Gedung itu, nanti kami akan kembali lagi ke sini, ya? Pleasee," Ten menyahut cepat. Doyoung menoleh sambil mengerutkan alinya tidak mengerti. Ten hanya memberi isyarat dengan ekspresinya. Kurang lebih artinya seperti  : kita tidak punya pilihan lain. 

iya-sih, perempuan ini seperti malaikat yang entah darimana menjawab ke-gundah-gulana Doyoung yang bingung harus bolos kuliah demi menjaga baby alien-nya atau tidak. 

Tapi kan kasihan, dia pasti kebingungan. 

"E-eh. Ta-tapi," Perempuan ber-cardigan pink itu terlihat menaikkan alis dan bola matanya bergerak-gerak cepat. Khawatir. Benar kan kata Doyoung,

Tanpa menunggu konfirmasi dari Perempuan itu, Ten menunduk spontan ke arah Baby Baul, sambil tersenyum lebar.

"Baul, ikut Mama dulu ya, Papa sama Uncle mau ke ---- Kerja!" 

Yang ditanya hanya mengangguk-angguk lucu, sampai poni keritingnya bergoyang-goyang. "Iyaa, antel"(iyaa uncle)

Ya Tuhan, situasi macam apa lagi ini?

Seseorang, tolong pegangi Doyoung karena otaknya sekarang mulai berhenti beroperasi. Terlalu oleng dengan kalimat Ten yang tiba-tiba entah datangnya dari mana. Dia juga hanya bisa pasrah --- dalam keadaan masih melongo, ketika Ten menarik tangannya dan kabur dari tempat itu

"Eh - Tu-tunggu dulu!"

Dari kejauhan Doyoung bisa mendengar suara perempuan itu yang memintanya untuk berhenti. Doyoung menoleh sekilas. Perempuan itu masih menunduk bingung, ditambah Baul yang hanya setinggi lutut melambai-lambaikan tangan mungilnya pada Doyoung, "Dada Ppa-paa,"





Da-da, Mama alien.



...




"Jadi itu anakmu apa bukan sih?"

Doyoung memutar bola matanya malas. Ini sudah ke dua-puluh delapan kali (iya, Doyoung menghitungnya) Doyoung harus mendengar pertanyaan itu. Sekali lagi dia mungkin akan menghadiahi dirinya sendiri piring cantik. 

Kelas sudah selesai, tapi mereka berdua masih betah duduk di dalam auditorium. Doyoung merapikan buku-bukunya kedalam tas. 

"Bukan. Bu-kan," Doyoung menekan setiap suku katanya. Tapi beberapa kali lagi dia menjawab, sepertinya sahabat karib nya ini tidak akan percaya.

Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang