[17] Ada Apa dengan Jeno - Part 2

931 211 64
                                    

Thank you for encouraging me to keep write meski tulisanku kyk kentang. Happy 1K vote (✿╹◡╹)

 Happy 1K vote (✿╹◡╹)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ppaaa," Bi menepuk-nepuk pipi Doyoung. Tapi tetap saja papanya itu masih tetap terlelap, seperti orang mati,


"Ppaaa, Nnoo, Paa," Bi mengeraskan suaranya >:(


Dia mulai kesal. Berbagai cara sudah dilakukan mulai dari menepuk pipi Doyoung, menggoyang-goyangkan lengannya, sampai menendang-nendang mukanya, tapi tetap saja tidak mau bangun.

"Nngg," Doyoung melenguh sedikit. Lalu kembali tertidur.

"Papaaaaaa,"

Graukkk

"ADAW SAKIT SAKIT," Doyoung terlonjak bangun. Dia mengusap tangan kanannya yang menjadi korban keganasan gigitan Bi, yang meskipun giginya masih kecil-kecil dan belum lengkap, tapi sepertinya Bi menggigitnya dengan sekuat tenaga.

"Sakit Bi, nanti tangannya Papa putus gimana?" kata Doyoung bersungut-sungut. Matanya masih merem. Nyawanya belum terkumpul.

Doyoug memaksa membuka mata, melirik ke arah jam dinding. Pukul dua malam. "Kenapa Bi? Mau pipis?"

Bi menggeleng kesal, "Papaa, Nnoo,"

Doyoung masih setengah sadar, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Nno? Kenapa Jeno?" Dia duduk, mengunci Bi dalam pelukannya, lalu dia tidurkan lagi, "Jeno uda bobok, kamu sini tidur lagi ya?"

Dahi Bi sudah berkerut-kerut, "Nggaa, Paaa nnoo," kakinya menendang-nendang. Berontak.

Duh, Papanya apa harus di getok dulu kepalanya biar mau bangun? >:(

Kalau sudah begini, satu yang belum dia lakukan untuk membuat Papanya terbangun.

Kalau ini tidak berhasil juga nanti Papanya mau dia gelundungkan saja dari kasur.

"Paaa, hiks," Bi mulai menangis.

Doyoung langsung duduk, kesadarannya kembali 100 persen, panik melihat Bi mulai rewel, "Eeeh iya iya aduuh jangan nangiis, cup cup,"

Doyoung menggendong Bi, mengusap-usap punggungnya pelan, "Ayo ayo ke nno ya, mau bobok sama kakaknya ya?" Bujuknya pelan agar tidak rewel. Dia paling tidak bisa menenangkan orang yang sedang menangis, apalagi ini.

"Hiks," Bi mengucek-ucek matanya, langsung dipengangi oleh Doyoung, "Jangan nangis lagi ya? Iya ayo ke kakak nno,"

Doyoung melangkah pelan. Menuju kamar Jeno sambil menggendong Bi. Mengetuknya dari luar.

"Jeno?"

Doyoung menajamkan pendengaran. Tidak ada jawaban. Bahkan tidak ada suara sedikitpun. Doyoung menghela napas.

Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang