[23] Na Jaemin

847 205 34
                                    

Don't do anything unless I make it sure

Itu pesan Doyoung semalam waktu Sejeong menangis. Ia menelan ludah. Sejujurnya Sejeong bukan tipikal orang yang gampang menangis, tapi entahlah, setelah apa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini, dia merasa menjadi orang tercengeng di dunia.

"Mama?"

Sejeong tersentak. Jeno di depannya melihat dengan tatapan khawatir. "Mama mikir apa?"

"Eh, enggak, nggak mikir apa-apa, hehe,"

Jeno tersenyum sedikit. Sepertinya dia sudah sangat baik-baik saja, walau tubuhnya masih terlihat bersandar lemas. Dia menunjuk piring plastik kecil yang ada di pangkuan Sejeong, "Mau semangka lagi,"

Sejeong menusuk potongan semangka dengan garpu dan menyuapkannya ke mulut Jeno, "Ini, aaaa,"

"Mama nggak kuliah? Bolos?" tanya Jeno sambil mulutnya sibuk mengunyah.

"Hehe,"

"Jeno gamau ya, semisal besok di masa depan Mama nyalahin Jeno gara-gara batal jadi dokternya, kan mama sendiri yang suka bolos," dengus Jeno.

Sejeong meringis, "Iya, iya, bawel kamu,"

Jeno melirik jam dinding yang ada di kamar rawat inapnya. Pukul sebelas siang. Tadi Papa berangkat entah pergi kemana walau sudah di cegah sama Mama.

Mukanya masih babak belur begitu, kata Mama. Tapi laki-laki itu tetap saja pergi, katanya ada urusan yang tidak bisa di skip. 

Seingat Jeno Papa memang sekeras kepala itu.

"Bi mana?"

Sejeong diam sebentar, tapi Jeno bisa menangkap gestur yang aneh dari perempuan itu. Tubuhnya sedikit menegang.

"Masih sama Eunwoo," jawabnya singkat.

"Nggak ke sini?"

"Nanti sore, mungkin," mungkin.

Alis Jeno naik, Sejeong terlihat menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi dia tidak tahu apa itu. Ada yang mencurigakan dari gerak-geriknya. Perempuan itu banyak melamun, dan sesekali kakinya bergerak gelisah.

Tapi Jeno tidak bisa bertanya. Dia terlalu takut.

Laki-laki itu menggigit bibir bawahnya.

"Mama," lirih Jeno.

"Jeno," Sejeong memanggil namanya pelan, yang selanjutnya seakan membuat Jantung Jeno turun ke bawah.

"Kamu nggak pulang?"

Pulang. Jeno tahu benar apa maksudnya.

"Kenapa?" Jeno memaksakan senyum, "Mama mau aku pulang?"

"Bukan begitu," Sejeong menggeleng cepat, "Kamu nggak dicariin?"

Jeno mengernyit, "Siapa? Siapa yang nyari?"

"Nggak tahu," Sejeong mengerutkan alis, berpikir, mengucap ragu-ragu, "aku . . . mungkin, atau Doyoung,"

Atau orang tuamu yang asli. Yang terakhir Sejeong hanya mengucapnya dalam hati.

"Mama ya?" Jeno terkekeh. Itu tidak mungkin terjadi.

Don't do anything unless I make it sure

Don't do anything unless I make it sure

Suara Doyoung terngiang ngiang di kepala.

"Kamu," Sejeong menarik napas panjang, mungkin nanti dia harus minta maaf ke Doyoung.

Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang