[5] Salah Orang

1.3K 266 109
                                    


"Pa, Papa tidak mengganti password apartemennya selama dua puluh tahun, jelas aku bisa masuk!"

Sejeong mengintip dari balik punggung Doyoung. Mencoba melihat sumber dari segala kepanikannya. Lalu perempuan itu hanya mendengus sambil memutar bola matanya malas. Tidak habis pikir.

Dia kira di rumah Doyoung sedang diinvasi oleh semacam makhluk asing, atau reptil raksasa bernama dinosaurus, atau alien, dan lain sebagainya. Nyatanya laki-laki ini hanya berlebihan --- dilihat dari manapun seseorang yang duduk santai di atas sofa itu hanya terlihat seperti remaja laki-laki biasa.

Yah, kecuali warna rambutnya yang sangat mencolok. Selebihnya hanya anak laki-laki biasa.

B mulai tertawa-tawa senang melihat anak itu. Tangannya yang mungil mencoba menggapai-gapai, "nnoo,"

Laki-laki berkepala silver itu menoleh, lalu tersenyum kikuk menyadari ada sosok lain yang berdiri menggendong 'adik'nya.


"eh, ada Mama," Doyoung tertegun melihat senyum dinosaurus itu. Terlihat familiar. Tapi siapa?

Oh ya, Doyoung ingat. Senyuman bulan sabit anak ini mirip dengan senyuman milik perempuan di belakangnya. Doyoung melirik perempuan yang masih berdiri mematung melalui ekor matanya. Entah apa sekarang yang perempuan itu pkirkan sekarang.

Tiba-tiba, entah datangnya dari mana, jantung Doyoung bergemuruh pelan.

"B, sini," anak laki-laki itu menepuk pahanya pelan, mengisyaratkan Sejeong untuk mendudukkan baby B ke pangkuannnya. Sejeong menurut. Bayi tiga tahun itu tertawa-tawa riang sambil menepuk-nepuk lengan laki-laki itu.

"Jadi, kau siapa? Kenapa kau, dan adikmu tidak berhenti memanggilku mama?" Sejeong duduk di sofa lain, yang berada di samping kedua anak itu duduk. Lalu Doyoung hanya mengikuti --- masih berusaha mencerna apa yang sedang terjadi di hadapannya.

"Aku tidak tahu mama akan kesini juga, sama papa, tapi baguslah, aku jadi bisa menjelaskannya lebih mudah," anak itu kembali tersenyum dengan matanya yang melengkung.

"Kenalkan, aku Jeno, 17 tahun, ini Baul,


Anak kalian dari masa depan,"


Hening.


Dia barusan bilang apa? Anak . . . . . siapa?


"Ma-mana ada yang seperti itu!" Mata Doyoung melebar, dia kembali histeris.

Bercanda, ya? Memangnya ini apa? Komik fiksi ilmiah?

"Ada, Nikola tesla pada tahun 1889 mengembangkan mesin waktu, dan terus dikembangkan dari tahun ke tahun, bahkan saat ini pun penjelajah waktu sudah ada, hanya saja catatannya dilindungi oleh negara," anak laki-laki bernama Jeno itu memainkan jari-jari mungil baby B.

"Sembilan belas tahun dari sekarang ---- mesin waktu akan dikomersilkan, tapi tidak sembarang orang dapat pergi lintas waktu, hanya orang-orang tertentu ---- dan aku sudah dapat lisensi penjelajah waktuku," Jeno tersenyum miring, ingin memamerkan jika ia sudah mendapat lisensi penjelajah waktunya sendiri. Tapi sepetinya dua orang dewasa di depannya masih kurang mengerti. Jadi percuma saja dia sombong.

Dia melirik kedua 'orang tua'nya. Ingin melihat reaksi mereka. Sejeong memijit-mijit pelipisnya --- merasa pusing.

Tentu saja! Sejeong mungkin akan mulai berpikir apa saja yang sudah dia lakukan selama hidupnya sehingga harus melahirkan seorang kutu buku akut seperti anak ini.

Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang