[2] Mama Alien

1.7K 297 89
                                    

"Jadi bagaimana? Itu alien?"

Doyoung melirik laki-laki di sampingnya yang barusan bertanya sarkas. Laki-laki itu menyeruput ice americano-nya sambil memperlihatkan cengiran jahilnya yang lebar.

Sekarang mereka sedang duduk di bangku lapangan belakang kampus. Doyoung menghembuskan napas panjang. Rambutnya acak-acakan. Bajunya kusut. Dia sudah lelah sekali hari ini. Gara-gara apa lagi selain alien kecil itu

Padahal harusnya dia ada kelas pagi sampai sore. Tapi nyatanya dia membolos pagi tadi. 

Doyoung tidak bisa berkutik – anak itu mengikutinya kemanapun. Kalau ditinggal dia akan kembali menangis kencang.

Itu sebabnya Doyoung sampai membawanya ke kampus.

Oh-iya, ngomong-ngomong karena pagi tadi anak itu sempat muntah, mengotori lantai kamar Doyoung dan pakaiannya, dan tentu saja Doyoung tidak punya baju ukuran sekecil itu, dia jadi memakaikan anak laki-laki itu kaus miliknya yang paling kecil. Meskipun . . . . yah, masih terlalu besar untuknya sih. Sehingga bagian lehernya masih harus diikat.



 Sehingga bagian lehernya masih harus diikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Doyoung menghela napas lagi. "Ten, sekarang tahun berapa?"

Laki-laki di samping Doyoung, bernama Chittapon Lee –-- something (Doyoung lupa, Namanya terlalu sulit), laki-laki kurus berkulit pucat dengan beberapa piercing yang sudah dekat dengan Doyoung sejak pertama kali masuk kuliah, menoleh heran.

"Kenapa? Ini masih 2019, kemarin kan baru tahun baru,"

Doyoung berkata datar. "Aku seperti menaiki mesin waktu. Anak itu selalu memanggilku Papa, jadi aku sekilas merasa seperti berada di masa depan,

Rasanya seperti benar-benar mempunyai anak,"

"Mungkin saja itu benar-benar anakmu, mungkin mantan pacarmu sengaja meninggalkannya apartemenmu," 

Doyoung melotot. "MANA ADA?!? AKU TIDAK PERNAH----"

Doyoung tiba-tiba menghentikan kalimatnya, melirik bayi itu sebentar ----- memastikan anak itu tidak memperhatikan, lalu melanjutkan kata-katanya pelan sambi berbisik, "aku tidak pernah melakukan itu dengan perempuan manapun!?!"

Tatapan Ten tetap tertuju pada anak bayi itu ---- yang sedang asik sendiri, berlari-lari kecil mengejar kupu-kupu yang terbang tidak begitu jauh dari posisi mereka duduk. 

Sebenarnya anak itu lucu sekali. Pipinya bulat kemerah-merahan. Rambutnya ikal. Dan satu lagi ----- dia sangat mungil sekali (pokoknya untuk Ten yang lebih mungil dari dia berarti imut, titik!)

Ten mengedikkan bahu, sambil menyeruput Ice americano-nya lagi. "Siapa yang tahu? Coba ingat-ingat lagi."

"Aiishhh, sembarangan!" Doyoung mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia mulai berpikir keras.

Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang