[4] Kakak Dinosaurus

1.3K 261 105
                                    


"Ya gausa pakai teriak-teriak begitu kan bisa,"

Sejeong merengut, harusnya dia kan yang kesal, kenapa sepertinya laki-laki ini lebih kesal?

Sekarang mereka sudah berjalan beriringan dengan Sejeong menggendong Baby B di jalanan yang sepi –- dan Doyoung yang tidak berhenti mendengus di sepanjang jalan. Iyalah, tadi Sejeong berteriak ambigu, seperti --– ah sudahlah, rasanya tidak perlu dijelaskan.

Mau bagaimana lagi coba, pasti malam ini rumor-rumor tentang Doyoung punya anak di luar nikah semakin meluas, yang pasti karena perempuan ini meneriakinya waktu dia pulang bersama teman-teman jurusannya tadi.

"kamu sengaja, kan? Ninggalin aku? Katanya sore mau balik lagi, mana? Ninggalin anak kamu sampek malem, dasar nggak tanggung jawab!" Sejeong ngomel-ngomel.

Lagipula menurut Sejeong laki-laki ini sangat menyebalkan. Apa coba maunya?

Rasanya dia langsung kehilangan respect. Sejeong langsung drop honorifics-nya begitu melihat dia berjalan sambil menenteng jaket Kyunghee angkatan '14. Itu artinya laki-laki ini satu angkatan dengannya kan? Kenapa tadi siang repot-repot memanggilnya kakak? Hzzzzzz.

"Heung, Mama?"

Sejeong tersadar dari lamunannya ketika anak yang berada di gendongannya menggeliat tidak nyaman. "Ssh, adek bobok lagi ya?" Sejeong menepuk-nepuk punggung anak itu pelan. Berusaha membuatnya nyaman.

Anak itu mengeratkan pelukannya ke leher Sejeong. Kembali tertidur.

"Sebenarnya dia siapa sih? Kenapa panggil aku Mama? Kau Papanya? Katakan sesuatu," cecar Sejeong. Dia sudah mulai lelah.

"Aku sebenarnya juga tidak tahu," laki-laki itu berkata sambil meringis, menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Dia kan datang denganmu!"

"Aku bilang aku tidak tahu," laki-laki itu tetap bersikeras.

"Mamaa, hiks,"

"iya, iya, ssshh," sejeong kembali panik. "Bagaimana ini? aku tinggal Bersama orang tuaku di rumah, aku tidak mungkin membawa anak ini,"

Laki-laki di samping Sejeong menghela napasnya "Bawa ke apartemenku saja, ya? Aku tinggal sendiri,"

Orang itu mengulurkan tangannya, mencoba meraih bayi laki-laki yang ada di gendongan Sejeong."B, ikut Papa pulang, ya? Kasihan mama capek,"  

Sejeong melotot.

Apa-apaan itu tadi? Mama?? Laki-laki ini berkata seperti itu dengan santai. Padahal jantung Sejeong sudah melompat-lompat tidak karuan. Perasaan masih beberapa waktu yang lalu dia bilang tidak mengenal asal-muasal anak bayi itu, tapi sesaat kemudian berucap 'Mama-Papa' seperti tidak ada beban.

"Ndaa," anak itu mengelak. Dia semakin mengeratkan pegangannya ke leher Sejeong.

Sejeong menghela napas pasrah, "Sudahlah, biarkan, aku ikut ke apartemenmu,"

Doyoung menarik tangannya kikuk, tidak tahu apa yang harus dilakukan setelahnya. Suasananya mendadak awkward sekali.

"Ngomong-ngomong, kita belum kenalan, aku Kim Doyoung," laki-laki itu berkata kaku. Sejeong melirik jaket angkatan yang dibawa laki-laki itu. Sepintas tadi ia sempat melihat name tag yang tertera di sana.

Kim Doyoung, elektro '14

Oke, Sejeong mungkin akan terus mengingat laki-laki yang membawanya dalam situasi aneh seharian ini dalam waktu yang lama.

Baby's Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang